43. Saling Mendiamkan

1.1K 98 12
                                    

Dengan satu kali tarikan, Juna meraih tangan Ishana dan mencengkramnya begitu kuat.
"Ikut aku!"

"Sakit!" Ishana meringis berusaha lepas.

"Astaga! Non Ishana!" Suri berteriak saat melihat Ishana di tarik paksa oleh Juna. Dia berlari menghampiri mereka, dimana Juna tengah menyeret Ishana yang tak mau ikut dengannya menuju ke lantai atas.

Saat sudah dekat, dengan cepat Suri melepas tangan Ishana dari genggaman Juna.

"Den Juna! Apa yang aden lakuin?" Dengan nafas terengah, Suri mengernyit dan menatap Juna penuh pertanyaan.

Ishana merasakan sakit dan pusing yang amat sangat menyerang kepalanya.

"Jangan ikut campur!" Sentak Juna pada Suri.

Suara ambruknya tubuh Ishana yang berada di sebelah Suri, membuat mereka sontak membelalakkan mata.

"Ishana"

"Non!"

Baik Juna maupun Suri bergegas bersungkur meraih tubuh Ishana.

Ishana tak sadarkan diri. Seketika suasana cemas menyelimuti mereka.

Kilatan amarah di mata Juna kini berubah menjadi penuh kekhawatiran.
"Ishana..." Ucapnya menepuk-nepuk wajah Ishana pelan.

"Den, bawa dulu ke kamar" titah Suri begitu panik.

Juna pun bergegas memangku tubuh Ishana dan membawanya menuju ke kamar.

Dan saat itu pun Juna baru menyadari jika suhu tubuh Ishana sangat panas.

*

Selagi menunggu Suri yang membawakan kompresan, Juna menelpon kerabatnya yang seorang dokter untuk datang ke rumahnya.

Setelah selesai menelpon, bersamaan dengan itu Suri juga datang membawa kompresan untuk Ishana.

Suri mencelupkan handuk kecil ke dalam air di baskom, kemudian dia duduk di tepi ranjang menghadap Ishana.

Dengan telaten Suri mulai menyeka leher dan mengompres dahi Ishana secara perlahan.

Juna hanya memperhatikan tubuh Ishana yang terbaring lemah. Tatapan Juna begitu datar dengan kedua tangannya menyilang di bawah dadanya.

Suri kini menatap pada Juna.
"Non Ishana badannya lagi gak sehat dari kemarin. Cuma hari ini kayanya tambah parah den" Suri menjelaskan dengan penuh kecemasan.

Juna sudah mengira setelah dia mengingat gerak-gerik Ishana semenjak kemarin, dia lupa untuk menyadari jika wajah putih pucat dan gerak tubuh lemah istrinya itu karna sedang tidak dalam kondisi baik.

"Tadi Saya sudah pergi ke apotek buat beli obat, karna persediaan obat habis di kotak p3k" ucap Suri lagi.

Juna menghela nafasnya dan mengangguk mengerti.
"Sebentar lagi teman Saya datang untuk periksa Ishana. Tolong sambut di depan dan arahkan kesini" titahnya.

Suri pun berdiri dari duduknya.
"Den Juna, jangan kasar sama Nona. Tidak baik" ucapnya dengan sangat hati-hati agar masih terlihat sopan.

"Mbak tidak usah banyak ikut campur. Saya lebih tau apa yang harus Saya lakukan pada istri Saya" ucap Juna dengan datar.

"Tapi den Juna-"

"Mbak, teman Saya sebentar lagi datang" Juna memotong ucapan Suri.

Akhirnya Suri hanya bisa menurut dan keluar dari kamar.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang