Side Story 2 ❤️‍🔥

959 81 12
                                    

Side story ini lebih banyak menceritakan Daniel & Zella, jadi kita kembali ke masa William & Killian masih berumur kurang dari 6 bulan. Di mana Daniel akhirnya mendapatkan alamat Zella setelah bertanya pada Juna di chapter 71.

*

*

_____

Di ruang tamu yang cukup luas, keheningan begitu menyelimuti kedua orang yang kini sedang duduk berdampingan di salah satu sofa.

Zella duduk dengan menunduk sembari memainkan bantal kecil yang dia simpan di atas pahanya. Walaupun jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya, dia berusaha untuk tetap tenang.

"Ibuku ingin mengembalikan ini" Daniel menyerahkan 1 tas ukuran sedang pada Zella.

Zella menerima dan langsung melihat isinya.
"Kenapa? Aku memberikannya sebagai hadiah" raut wajahnya menekuk terlihat kecewa.

"Ini terlalu mahal. Aku menyampaikan permintaan maaf dari ibu. Dia tidak bisa menerimanya" ucap Daniel.

Zella masih menundukkan pandangannya.
"Kamu yakin ini karna tante yang mau mengembalikan? Bukan di paksa olehmu?" Ucapnya dengan nada yang lembut dan pelan.

Daniel meneliti setiap gerak-gerik Zella yang tidak seperti biasanya.
"Kenapa tidak mau menatapku?"

Zella mengerjap, semakin gugup.
"Untuk apa?" Dia bahkan masih enggan menatap Daniel.

"Ini cuma salah satu sopan santun ketika lawan bicaramu sedang menatapmu" ujar Daniel semakin menajamkan tatapannya pada Zella di sampingnya.

"Aku... hanya takut jatuh cinta lagi" jawab Zella pelan.

"Secepat itukah bualan kata-kata cinta menghilang dari kepalamu?" Nada bicara Daniel begitu terkesan dingin.

Zella menghela nafasnya, tak berniat menjawab pertanyaan Daniel.
"Dari mana kamu tau alamatku di sini?"

"Jangan mengalihkan topik pembicaraan" ucap Daniel.

Keheningan kembali datang disaat Zella memilih untuk diam.

"Apa kabar tentang pertunanganmu itu benar?" Daniel bertanya.

Zella sedikit terkejut mengenai kabar pertunangannya yang sampai pada Daniel.
"Iya. Aku... sudah bertunangan" ucapnya.

"Apa orang tuamu memaksa?"

"Tidak. Aku menyetujuinya karna aku mau. Lagi pula aku sudah cukup umur untuk menikah. Dan dia pria baik" ucap Zella menjelaskan.

"Apa kamu tidak akan menyesalinya?"

Mendengar pertanyaan itu, Zella menautkan alis matanya. Kemudian dia perlahan mengarahkan tatapannya pada Daniel.
"Kenapa? Mau aku menyesal atau tidak, bukan urusanmu" ucapnya dengan penekanan.

Mata mereka kini saling bertemu. Bertatapan begitu dalam.

"Bukannya kamu tidak peduli padaku?" Zella kembali bertanya, kali ini tatapannya semakin sendu.

Zella menyesalinya... dia menyesal telah memutuskan untuk menatap mata Daniel. Rasa sakit saat dia meninggalkan Daniel terakhir kali, kembali mencuat di hatinya.

Bayangan saat Daniel menciumnya dengan paksa, bayangan saat Daniel lebih memperdulikan wanita lain dari pada dirinya, dan bayangan Daniel yang terus memberikan kata-kata menyakitkan untuknya.

Namun nyatanya, semakin menatap manik mata Daniel, semakin Zella menyadari jika dia memang masih menginginkan pria di hadapannya itu.

"Apa kamu mencintai pria itu?" Daniel semakin mencecar Zella dengan pertanyaan tanpa berniat menjawab apapun pertanyaan Zella. Sorot matanya semakin tajam dan terasa dingin.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang