44. Keajaiban Dalam Dongeng

1K 98 19
                                    

"Halo bi" sapa Ishana.

"Ishana, sedang apa sekarang?"

"Aku sedang melihat laporan kerjaan" jawab Ishana.

"Sibuk sekali keponakanku ini ya, sampai suaminya ke sini pun kamu gak ikut"

Penjelasan Maryam membuat Ishana mengernyit.
"Maksud bibi? Mas Juna?"

"Loh memang kamu punya suami berapa?" Terdengar Maryam terkekeh dari sebrang telponnya.
"Juna kemarin kesini" ucapnya lagi.

Ishana terkejut, kedua alis matanya tertaut dengan pandangannya kosong ke depan.

"Bibi sedikit kecewa, dia datang sendiri tanpa kamu. Padahal bibi kangen banget sama kamu" ucap Maryam begitu lirih.

"Aku gak tau mas Juna pergi ke sana..." ujar Ishana.

"Serius?" Suara Maryam terdengar terkejut.

"Apa yang mas Juna lakukan di sana?" Tanya Ishana.

"Dia bertanya pendapat bibi mengenai lahan rumah kaca, Kemudian juga bilang bibi bisa pindah ke Jakarta kalau bibi mau" jelas Maryam.

Percakapan tampak semakin serius. Ishana menyimpan semua pekerjaannya dan hanya berfokus pada sambungan telpon bersama bibinya.
"Terus bibi jawab apa?"

"Tentu saja kalau kamu mau bibi ke Jakarta, bibi bisa pindah bersamamu. Tapi jika kamu benar-benar menyetujui" ucap Maryam tenang.

"Bibi... ini bukan soal pindah saja kan?" Tanya Ishana.

"Bibi cuma di tawarin itu aja sih. Terus dia datang sama beberapa orang gitu. Mereka melihat-lihat lahan. Memang apa yang terjadi Ishana?"

Ishana menghela nafasnya.
"Mas Juna ingin mengelola ulang lahan rumah kaca. Aku juga tidak tau pasti. Tapi... bibi... dengarkan aku baik-baik. Apapun yang mas Juna minta dari bibi, jangan pernah memberikannya. Apalagi lahan kita" ucap Ishana tegas.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa suamimu mau mengelola ulang?"

"Aku mau ngobrol lagi nanti sama mas Juna" jawab Ishana. Dia mengingat kala Juna menanyakannya hari itu, Ishana terlanjur marah dan tidak mau membahas lebih lanjut.

"Ishana... Apa kamu baik-baik saja di sana sekarang?" Nada bicara Maryam terdengar khawatir.

"Ntahlah" jawab Ishana singkat.

"Ada apa? Katakan pada bibi jika terjadi sesuatu"

"Sepertinya aku hanya merindukan bibi"

"Kalau begitu datanglah. Sudah lama kita tidak makan bersama sejak ulangtahunmu"

Obrolan antara keponakan dan bibinya yang sudah lama tidak bertemu pun menjadi sangat panjang.

Mungkin benar... Ishana hanya merindukan bibinya sekarang.

_____

Ishana sengaja malam ini tidak tidur lebih awal. Dia ingin menunggu Juna di kamar dan membicarakan semuanya, termasuk perihal kepergian Juna ke Bandung.

Waktu terus berjalan, malam semakin larut.

Dan tanpa terasa kini sudah hampir tengah malam.

Suara pintu terbuka, menampakkan seseorang yang sudah Ishana tunggu sejak tadi.

Juna sempat melirik Ishana sebentar, mata mereka bertemu.

Namun setelahnya Juna pergi ke arah lemari untuk berganti pakaian dan membersihkan diri.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang