5. Sehalus Kelopak Bunga

1.7K 103 4
                                    

Setelah mengantar Ishana, Juna kembali ke dalam restoran dan menaruh anjingnya di kursi, kemudian dia berjongkok mengarahkan dirinya pada anjingnya itu.
"Seol, kamu dengar? Tahun depan kita harus rayakan ulang tahunmu dengan perempuan tadi berbarengan. Kamu setuju kalau dia jadi Ibumu?"

Anjingnya itu menggonggong kecil seolah meng-iya-kan perkataan Juna.

Tangan Juna terangkat mengelus Seol dengan lembut.
"Anak pintar"

"Apa pria ini mulai menyukai perempuan?" Tanya Alva yang berdiri di belakang Juna.

Juna berbalik dan mendongak menatap Alva.
"Memang kelihatan?"

Alva mengernyit.
"JELAS! Semua orang yang melihatnya akan tau karna sedari tadi matamu menatap gadis penjual bunga itu tanpa berkedip" jelasnya.

"Namanya Ishana" jawab Juna santai.

"SAYA TAU PAK JUNA!" Kesal Alva.

"Apa dia juga sadar?"

"Siapa?"

"Katanya tadi semua orang akan sadar kalau Saya suka dia?"

"Apa??? Jadi beneran?"

"Ada masalah?"

"Tapi kan lahan itu..."

"Saya ada rencana lain. Jadi diamlah" Juna kembali bermain dengan Anjingnya.

Sedangkan Alva di buat kebingungan oleh bosnya itu.

_____

Makan malam perayaan ulang tahun Ishana sudah selesai. Kini Daniel dan Ishana tengah duduk di depan rumah kaca di temani cahaya lampu taman yang menerangi mereka.

Baik Ishana maupun Daniel menyerongkan duduknya sehingga mereka berhadapan.

"Ishana, aku minta maaf" ucap Daniel.

"Kenapa?"

"Ayah belum bisa bantu. Gudang sedang alami kerugian. Ayah butuh dana untuk menutupi semuanya sampai cuaca dan panennya kembali membaik. Aku baru tau itu setelah aku bicara dengannya" jelas Daniel.

Daniel meraih tangan Ishana.
"Tapi Ayahku udah janji, dalam waktu 3 bulan uangnya akan kembali walaupun hanya bisa bantu separuhnya. Kita bisa pinjam itu, sisanya akan aku usahakan lewat perusahaan"

"Kak..." suara Ishana begitu lirih.

"Ishana, dengar..."

Mata mereka bertemu.

"Mari kita menikah" ucapan Daniel membuat Ishana mematung menatap kedua bola matanya.

"Dengan ini, Ibu ataupun Ayah gak akan meminta uangnya kembali. Biar itu menjadi tanggung jawab aku" jelas Daniel.

"Tapi-"
Mata Ishana memanas dan mulai berkaca-kaca.

"Aku mencintaimu Ishana. Aku menyayangi kamu. Selama ini, kamu selalu berusaha sendiri. Kali ini biar aku bantu. Apapun yang terjadi, aku mau kamu bergantung padaku. Aku gak mau melihat kamu kesusahan dengan memikirkan hutang pamanmu"

"Gimana kalau orangtua kak Daniel gak setuju?" Tanya Ishana sendu.

"Ayah sudah setuju. Kalau kamu mau menikah denganku, aku akan bilang pada Ibu" jelas Daniel lagi.

Ishana terdiam, dia terus menatap lekat sorotan mata Daniel.

Dengan Daniel yang tiba-tiba mengajaknya menikah, itu di luar dugaan Ishana. Selama ini dirinya hanya berpikir jika Daniel adalah teman yang sudah seperti kakak kandungnya.
Tidak pernah terlintas jika Daniel menyimpan perasaannya sejauh ini.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang