71. Ishana Yang Merubah Takdirnya ( END. )

1.4K 126 32
                                    

1 bulan berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 bulan berlalu...

Melihat warna langit hari ini yang sangat biru dengan dihiasi awan-awan tebal, menambah suasana terasa sejuk diwaktu hampir siang ini. Di mana angin bertiup cukup kencang membuat bunga-bunga bermekaran di halaman rumah Maryam saling beradu begitu indah.

Sebagian angin kecil itu masuk ke dalam kamar melewati jendela yang sengaja di buka setengahnya, bersamaan dengan cahaya matahari yang tidak begitu terik.

Semilir angin itu sama sekali tidak mengusik 2 bayi yang sedang tidur terlelap di ranjangnya masing-masing.

"Kapan kamu pulang ke Jakarta?" Tanya Daniel pada Ishana, namun sedari tadi dia berdiri di samping ranjang dan tatapannya terus memperhatikan kedua bayi itu.

"Malam kayanya mas Juna pulang ke sini, baru kita pergi besok" jawab Ishana yang duduk di sofa dekat jendela.

Daniel mengembangkan senyumnya.
"Aku benar-benar cemburu pada pria itu. Bahkan semakin hari, anak-anakmu semakin mirip dengan pria itu" ucapnya sedikit terkekeh.

Ishana tersenyum. Setiap saat Daniel berkunjung, hanya soal kecemburuan pada Juna yang dia katakan.

Kemiripan William dan Killian dengan Juna, semua orang memang mengatakannya seperti itu. Semuanya berkata jika kedua buah hatinya sangat mirip dengan Juna.

Keluarga besar Juna dari keluarga Ibunya pun sudah berkunjung sebelumnya, dan semuanya memiliki pendapat yang sama.

Meski begitu, Ishana tidak apa-apa. Dia juga menyukai ketika anak-anaknya sangat mirip dengan Ayahnya. Itu berarti Ishana memiliki 3 laki-laki tampan di hidupnya.

Soal keluarga Juna yang di Jakarta, mereka belum sempat datang kecuali kakek Juna dan Oliv. Tapi semua keluarga besarnya sudah menitipkan salam dan ingin segera bertemu, serta menginginkan Ishana untuk segera pulang ke Jakarta.

Ishana seperti baru menemukan bagaimana kehidupan pernikahan sesungguhnya, ketika semua keluarga besar Juna begitu antusias dengan kelahiran William dan Killian. Mereka semua terus mengirimkan hadiah, baik ke rumah yang di Bandung ataupun di Jakarta.

Tak hanya keluarga, teman-teman bisnis Juna juga sama halnya terus mengirimkan hadiah. Ishana sudah membayangkan ketika mereka pulang ke Jakarta, akan ada banyak hadiah menyambutnya di sana.

Ishana benar-benar merasa menjadi seorang ibu yang paling bahagia sekarang.

"Kak... kak Daniel sekarang kurus. Lagi mikirin apa?" Ishana bertanya saat menyadari jika Daniel mengurus, di lihat dari rahangnya yang semakin tegas.

Mendengar itu, Daniel menghela nafasnya dan mulai menarik kursi untuk duduk di dekat ranjang bayi menghadap Ishana.

"Perempuan itu sudah membuat hidupku berantakan" ucap Daniel yang kembali melihat ke arah William dan Killian.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang