Saat berjalan mendekati rumah, Ishana melihat Juna yang berdiri di teras dengan tegap dan menatap ke arahnya dengan tajam. Caranya berdiri masih sama seperti kebiasaannya, menaruh kedua tangan dibelakang pinggangnya.
"Apa harus pegangan tangan seperti itu?" Tanya Juna saat Ishana melewatinya untuk masuk ke dalam rumah.
Ishana menghiraukannya. Dia merasa kehausan dan segera menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum.
Setelah meredakan hausnya, Ishana menyimpan kembali gelasnya di dekat wastafel.
"Mau makan dulu?" Ishana bertanya pada Juna saat masih dalam posisinya menghadap wastafel.Dan saat Ishana membalikkan badannya, Juna dengan cepat mengukung tubuhnya, membuat Ishana terhuyung ke belakang dan berpegangan pada meja dapur.
Juna semakin membungkuk dan mendekatkan badannya pada Ishana, membuat Ishana pun memundurkan badannya.
"Apa yang bisa Saya makan?" Juna menyeringai tepat di wajah Ishana yang mendongak menatapnya terkejut. Jarak wajah mereka hanya beberapa senti saja.
Kedua tangan Ishana sontak menahan tubuh Juna dibagian dadanya. Mencoba menjauhkan tubuh pria itu.
Namun tenaga Ishana tidak cukup kuat untuk melawan tangan Juna yang kini menangkap kedua tangannya dan menaruh kembali di kedua sisi tubuhnya di atas meja, dengan tangan Juna yang begitu kuat mencengkramnya.
"Jangan macam-macam" ancam Ishana.
Raut wajah Juna kembali menjadi dingin.
Mereka saling menatap dengan tajam.
Juna semakin memiringkan kepalanya, mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Ishana.
Ishana masih mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Juna.
Dia merasa sekujur tubuhnya dingin saat nafas hangat Juna semakin terasa berhembus di leher dan pipinya.Juna menghirup aroma wangi tubuh Ishana begitu dalam.
"Mulai sekarang, perhatikan dirimu di depan pria" ucap Juna berbisik dengan suara rendahnya di telinga Ishana.
Nafas Ishana sedikit tertahan, saat Juna terus menghirup aroma tubuh Ishana dengan jarak yang sangat intim. Degupan jantungnya sangat cepat.
"Kamu tidak tau apa yang pria pikirkan saat melihatmu" ucap Juna lagi dengan hidungnya yang bersentuhan dengan rambut Ishana tepat di dekat telinganya.
Ishana masih terus mencoba menghindari arah gerak Juna.
"Sayang sekali Saya harus pulang. Istirahatlah. Besok Saya akan kembali" bisik Juna di telinga Ishana.
Saat mengetahui jika Ishana menahan nafasnya, Juna kembali menatap manik mata Ishana dengan sedikit senyumnya.
"Bernafas yang benar" ucapnya melonggarkan cengkraman di tangan Ishana.Detik itu juga Ishana menjauhkan tubuh Juna dengan sekali dorongan.
Juna mengembangkan senyumnya. Melihat wajah Ishana yang begitu merah, membuatnya semakin cantik dan sekaligus menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
FanficJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...