Di kediaman Zella, di ruang kerja ayahnya.
Ada Daniel yang berdiri tegap, pandangannya begitu tersirat ketegasan dan keberanian saat berhadapan dengan ayah Zella yang berdiri di sisi jendela melihat pemandangan luar.
Kedua tangan ayah Zella tersimpan di belakang pinggangnya, dia berdiri dengan bahu yang turun seolah merasa lelah.
"Ini bukan pertama kali pertunangan Zella di ambang kebatalan. Dengan berbeda-beda alasan, selalu ada saja hambatan ketika akan menuju ke pernikahan" ayah Zella berucap dengan menghela nafas.
Daniel menatap pria paruh baya itu, mendengarkan semua ucapannya dengan seksama.
"Tapi kali ini, alasannya benar-benar membuat saya tidak tau harus berbuat apa. Ntah ini permainannya untuk menolak perjodohan, atau memang ini akhir dari segala perjodohan yang saya lakukan" ujar ayah Zella masih menatap pemandangan di luar jendela sana.
"Sebenarnya, segala perjodohan dan tindakan mengekang Zella itu karna saya sangat mencintai putri saya. Dia satu-satunya darah daging saya, cahaya matahari saya..." ayah mulai memutar tubuhnya dan menatap Daniel.
Mata mereka bertemu, dengan sorotan mata masing-masing yang begitu penuh harap.
"Saya ingin yang terbaik untuk anak saya. Membawakan pria yang baik untuk dia. Bisa menjaga dia dan menjadikan dia seorang ratu yang tak pernah kekurangan apapun" ujar ayah Zella.
"Lantas hal apa yang bisa saya harapkan dari anak muda sepertimu?" Lanjut ayah bertanya.
"Saya memang masih muda. Tapi bukankah sifat seseorang tidak bisa di lihat dari umur saja?" Ucap Daniel yang mendapat anggukan kecil dari ayah.
"Terdengar seperti Anda sangat menyayangi Zella. Tapi apa sebagai orang tua Zella, Anda pernah bertanya apa yang Zella inginkan sebenarnya, dari pada apa yang dia dapatkan selama Anda memberinya? Apa Anda memberinya karna Zella ingin?"
Pertanyaan Daniel membuat ayah Zella sejenak berpikir.
"Karna Anda yang terus memberikan segala hal untuknya, dia jadi selalu menginginkan sesuatu dengan paksaan. Seolah segala sesuatu yang dia inginkan itu, harus menjadi miliknya, dengan cara apapun" ucap Daniel.
Kini giliran ayah Zella yang mendengarkan Daniel dan mencoba memahami semua perkataannya.
"Saya hanya orang biasa. Bukan seorang direktur atau pemilik usaha ternama, seperti para pria yang di jodohkan dengan Zella sebelumnya. Tapi bukan berarti saya tidak bisa menghidupi Zella jika saya membawanya kelak" ucap Daniel percaya diri.
"Oleh karna itu kamu dengan mudahnya menghamili putri saya karna merasa bisa menghidupinya?" Ayah Zella mulai berucap dengan nada ketus.
"Zella tidak hamil" ucap Daniel yang sontak membuat ayah Zella terkejut.
"Lantas kenapa-"
"Saya sudah mengatakan sebelumnya, Zella akan melakukan segala cara agar bisa mendapatkan apa yang dia mau" ucap Daniel memotong ucapan ayah.
Ayah menghela nafasnya dan membuang pandangannya ke arah jendela.
"Dia hanya anak remaja yang sedang menentang orang tuanya" ucap ayah.
"Maka dia akan terus mengulanginya. Kenakalan remaja yang Anda maksud" ucap Daniel.
Ayah kembali menatap Daniel dengan mengernyitkan dahi.
"Saya meminta restu kepada Anda sebagai ayah Zella, saya ingin menikahi Zella. Ijinkan saya membawa Zella untuk hidup bersama saya. Ijinkan saya membuktikan pada Anda, kalau saya mampu membahagiakan Zella dengan cara saya sendiri" Daniel berucap lantang dengan suara rendahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
Fiksi PenggemarJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...