Selama di kantor, Alva merasakan sikap Juna hari ini semakin tegas. Memang pada dasarnya Juna selalu keras dan menakutkan di mata karyawannya, namun hari ini semua terlihat lebih menyeramkan.
Bahkan ketika rapat pun, Juna terus meng-interupsi semua presentasi. Seolah apapun yang dilakukan semua orang adalah hal yang salah di penglihatannya.
"Apa yang terjadi padamu?" Tanya Alva saat mereka berdua tiba ruang kerja Juna.
Juna duduk di kursinya dan Alva berdiri di sebrang meja kerja Juna.
"Apa? Memang Saya kenapa?" Tanya Juna menyibukkan diri membuka dokumen-dokumen yang perlu dia beri tanda tangan.
Alva menghela nafasnya.
"Apa ini ada hubungannya dengan kakekmu?"Juna hanya diam tidak menanggapi.
"Benar? Rumor Fred dan Zella yang akan bertunangan sebentar lagi, kamu cemas kan dengan warisannya?" Tebak Alva mendengus.
Juna menghentikan kegiatannya. Dia menatap tajam pada Alva.
"Bukan saatnya untuk menebak-nebak, bukankah sudah seharusnya pembangunan hotel di Bandung bergerak sebelum mereka menikah?" Ujar Juna.
Alva mendudukkan diri di kursi tepat di hadapan Juna.
"Apa kamu sudah membicarakannya dengan Ishana?""Sudah" jawab Juna singkat. Dia menyandarkan punggungnya, memijat pelipisnya yang merasa pusing.
"Baiklah. Ternyata sikapmu sekarang karna Ishana ya? Dia marah?" Tanya Alva hati-hati.
Diamnya Juna sudah bisa membuat Alva menebak, jika Ishana tidak segampang itu menyerahkan rumah kaca.
"Benar kan apa kataku. Ishana sangat menyayangi rumah kaca. Masa kamu tidak bisa baca pikiran Ishana?" Ujar Alva menyindir.
"Ishana harus paham, kalau ucapan Saya tidak main-main" ucap Juna.
"Terus apa selanjutnya? Gak mungkin di bangun tanpa persetujuan Ishana kan?" Tanya Alva.
"Kalau itu yang harus di lakukan, kenapa tidak?" Juna berucap dengan datar terkesan dingin.
Kalimat yang di lontarkan Juna membuat Alva menganga terkejut.
"Kau serius?"Juna sangat yakin jika Ishana sudah bergantung padanya.
Ishana tidak akan pernah bisa marah padanya. Sama seperti sebelum-sebelumnya, dan bahkan tadi pagi pun Ishana bersikap biasa padanya.
Jika Juna mendiamkannya, Ishana akan sadar kalau dia akan selalu membutuhkannya.
Dan kalaupun langkah yang akan Juna lakukan nanti membuat Ishana marah padanya, Juna yakin itu tidak akan berlangsung lama.
Juna sangat meyakini Ishana tidak akan bisa jauh darinya.
_____
Malam hari, Ishana sedang mengerjakan beberapa pekerjaannya di ruang televisi ditemani Seol sembari menunggu kepulangan Juna.
Meskipun kejadian pagi ini membuat Ishana di selimuti pikiran negatif, tapi dia masih bisa berpikir jika Juna mungkin saja sedang terburu-buru dan harus melewatkan sarapannya.
Suara pintu terbuka membuat Ishana menoleh.
Juna sudah pulang. Dia berjalan dengan langkah yang tegap meski wajahnya terlihat lelah.
Ishana bergegas berdiri dan menghampirinya.
"Mas Juna" Dia menyusul langkah Juna yang akan naik ke lantai atas menuju kamar."Makan malam dulu" ujar Ishana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
FanfictionJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...