7. Sedikit Rindu

1.4K 98 10
                                    

Hari ini Juna berkunjung ke kantor pusat yang berada di Jakarta untuk rapat tahunan bersama para manager masing-masing hotel.

Karna Juna sering kali pergi mengunjungi hotelnya di beberapa kota, ketika kembali ke kantor pusat dia akan di sambut dengan para karyawan yang berbaris di lobi.

Begitupun sekarang, semua karyawan berdiri dengan rapih dan menyambutnya dengan hangat di lobi gedung.

Biasanya dia akan berjalan di sepanjang lobi dengan kakeknya, tapi kali ini adalah rapat tahunan pertama tanpa kakeknya.

Juna mengenakan pakaian formal dengan setelah jas dan dasi hitamnya, serta menata rambutnya dengan rapih, menampakkan dahinya yang bersih dan alis mata hitam yang tajam.

"Selamat datang pak Juna, ruang rapat sudah siap" ucap salah satu manager yang memimpin kantor.

Juna menghentikan langkahnya. Dia mengedarkan tatapannya meneliti setiap karyawan.

Para karyawan hanya bisa menundukkan kepalanya.

Siapa yang detak jantungnya normal ketika berhadapan dengan atasan? Semua karyawan disana sedang di hadapi kegugupan dan ketakutan jika ada hal yang salah saat atasannya hadir.

Apalagi jika di tatap oleh Juna. Tatapan mata elang yang seolah mencari mangsanya.
Walaupun para karyawan tidak melakukan kesalahan dan mencoba bekerja dengan baik, ketakutan itu selalu datang dengan sendirinya saat berhadapan dengan Juna.

Semua orang segan padanya, bahkan untuk sekedar menyapa dengan formal.

Mungkin karna gosip yang beredar soal Juna yang disiplin dan tegas jika sedang memantau setiap hotelnya, hingga sampai ke telinga karyawan yang berada di kantor pusat.

"Mau langsung ke ruang rapat atau ke ruang pak Juna dulu?" Tanya Alva di belakangnya.

"Langsung saja" ucap Juna.

Mereka kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruang rapat.

Para karyawan kembali ke tempat masing-masing dengan suara riuh saling berbisik saat Juna mulai menghilang dari lobi.

Mereka sudah terbiasa menggosipkan atasannya, hanya hal sepele.

"Pak Juna semakin tampan ya"

"Apa dia punya pacar?"

"Ada gosip katanya dia udah punya pacar"

"Tapi emang ada yang tahan sama dia?"

"Bahkan gak pernah kita lihat dia senyum ceria atau tertawa?"

"Kalau senyum kayanya bakal lebih tampan deh?"

"Tetep aja tampan tapi galak"

"Mungkin kalau sama pacar beda?"

"Kira-kira jodoh pak Juna bakal kaya gimana ya? Aku bisa gak ya?"

"Gak akan ada yang mau jadi pacar dia, orangnya kasar"

"Tapi kan dia tetap berwibawa, berkarisma, cerdas"

Tiba-tiba manager yang tadi menyambut Juna menggebrak meja resepsionis.
"Heh kalian mau tau?" Tanyanya sedikit berbisik.

"Apa?"

"Katanya pak Juna mau menikah tahun depan"

Seperti itu-lah gosip-gosip yang mereka lontarkan. Bukan rahasia lagi, dan bukan hanya karyawan wanita, tapi karyawan pria juga sudah terbiasa membicarakan Juna.

*

Setelah selesai memimpin rapat, Juna menuju ke taman terbuka yang berada di lantai paling atas.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang