52. Tidak Mungkin Pergi Jauh

1.2K 127 33
                                    

Juna berpikir tidak ada gunanya jika sekarang dia menemui Ishana di dalam rumah. Juna akan membiarkan Ishana menangis sepuasnya sampai dia lelah, agar Juna nantinya bisa berbicara dalam keadaan Ishana tenang.

Selagi itu, Juna mencari-cari cincin yang Ishana lempar padanya. Dia begitu teliti menatap setiap sudut rerumputan yang mulai meninggi tak terawat.

Butuh waktu yang cukup lama, sampai akhirnya Juna menemukan benda kecil berkilauan di dekat pot bunga yang sudah layu.

Juna langsung meraih cincin itu. Dia menatap nanar cincin pernikahannya yang kotor terkena tanah basah dan langsung membersihkan cincin tersebut dengan ujung bajunya. Setelah itu Juna memasangkan cincin tersebut di jari kelingkingnya.

Juna kembali menatap pintu rumah, dia menghela nafasnya sejenak. Kemudian dia perlahan melangkah mendekati pintu tersebut dan langsung bergerak untuk membukanya.

Juna mengernyit, karna hanya keheningan yang dia rasakan saat perlahan pintu terbuka.

Setelah pintu terbuka lebar, Juna masuk ke dalam dan mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah.

"Ishana" suara Juna menggema.

Tak ada suara sedikitpun selain langkah sepatu Juna.

"Ishana" Juna mencari-cari Ishana hingga bagian kamar dan kamar mandi.

Juna semakin menautkan alis matanya. Dia melangkah menuju dapur.

Namun hal yang tak terduga terjadi. Juna melihat sebuah pintu terbuka lebar di belakang dapur.

"Ishana" bola mata Juna melebar terkejut. Dia tidak menyadari jika selama ini di rumah itu terdapat pintu belakang yang tertutupi oleh kulkas.

Sontak Juna berlari mengikuti arah kemana pintu itu tertuju. Dia mengedarkan pandangannya, meratapi jalanan yang kosong tanpa siapapun di sana.

Ishana tidak ada di sekitarnya. Ishana kembali pergi tanpa sepengetahuannya.

Seketika pikiran Juna menjadi sangat kacau, dia kembali berlari ke dalam rumah dan keluar menuju mobilnya.

*

Juna telah tiba di kediamannya. Dia turun dari mobil dengan tergesa dan langsung berlari masuk ke dalam. Yang Juna pikirkan sekarang adalah, pasti Ishana menemui bibinya.

"Ishana!" Juna memasuki rumah dan dia tidak menemukan siapapun.

Namun ada Narta yang muncul dari arah dapur.

"Pak Juna" Narta melangkah dengan khawatir mendekati Juna.

"Apa Ishana kesini?" Tanya Juna dengan raut wajah panik.

"Tidak ada bu Ishana. Tapi, bu Maryam sepertinya pergi meninggalkan rumah. Semua barang-barangnya, sama barang-barang bu Ishana tidak ada" jelas Narta dengan gelisah.

Nafas Juna tercekat.

"Apa?"

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Narta bertanya dengan raut wajah yang sendu penuh kebingungan.

Juna tidak menjawab, dia langsung kembali berlari membalikkan badannya menuju keluar rumah.

'Ishana tidak mungkin pergi jauh' batin Juna gelisah.

*

Sekarang Juna sudah tiba di rumah Wafa. Di sana ada Wafa dan Lala yang hendak masuk ke dalam rumah.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang