Juna terbangun di saat langit masih sangat gelap. Dia menoleh ke sebelah kanannya dan mendapati Ishana yang tertidur begitu tenang menghadapnya.
Juna memposisikan dirinya menghadap Ishana, menyangga kepalanya sendiri dengan tangan kanannya. Dia tersenyum memperhatikan Ishana.
Tubuh mereka sama-sama polos, belum sempat mengenakan pakaian.
Terlihat beberapa bercak merah berada di area dada hingga leher Ishana.
Tangan kiri Juna terangkat membenarkan letak selimut untuk menutupi tubuh Ishana sampai pundaknya. Kemudian Juna juga menyingkap anak rambut yang menutupi wajah Ishana.
Ishana terusik dan mengernyitkan dahi dalam tidurnya.
Juna mengembangkan senyumnya. Kemudian dia menarik tubuh Ishana ke pelukannya. Membuat Ishana kini tidur di lengan Juna.
"Sudah pagi?" Tanya Ishana dengan mata yang masih terpejam dan suara yang parau.
"Belum" jawab Juna yang mulai memejamkan mata.
Ishana semakin mendekatkan tubuhnya dan memeluk Juna. Kepalanya bersandar mencari kenyamanan di dada bidang Juna.
Juna memeluknya dan mulai mengusap kepala Ishana dengan lembut.
"Ishana...""Hmmm" Ishana hanya berdeham pelan dalam kantuknya.
"Ayo kita liburan" ucap Juna.
"Kapan?" Tanya Ishana masih dengan suara yang parau.
"Hari ini"
Ishana langsung mendongak dan perlahan membuka matanya.
"Besok ulang tahun mas Juna""Benar" jawab Juna yang juga mulai menatap Ishana.
"Gak ke Jakarta?"
Juna mengernyit.
"Mau apa?""Kata bi Narta, mas selalu rayakan ulang tahun di Jakarta"
"Itu kan sebelum menikah. Sekarang, aku mau rayakan ulang tahun bersamamu. Jadi... mari kita liburan"
"Kemana?"
Tangan Juna masih mengusap dan merapihkan rambut Ishana.
"Kamu maunya kemana?" Tanyanya begitu lembut terdengar di telinga Ishana.Giliran Ishana yang mengernyit.
"Kok tanya aku?""Aku mau ke tempat yang ingin kamu kunjungi. Kamu mau kemana?"
Ishana berpikir sejenak.
"Pantai?"Juna terdiam.
"Gak mau ya?" Tanya Ishana.
"Bukan gak mau"
"Terus?"
"Ada pilihan lain?"
"Jadi gak bisa ke pantai?"
"Bisa... tapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
FanfikceJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...