Ishana memberikan satu gelas air putih pada Juna. Kemudian dia mendudukkan dirinya di sebelah Juna.
Mereka sedang berada di ruang keluarga.
Juna menegak air tersebut sampai habis dan menaruh kembali gelas yang sudah kosong itu di meja.
"Mau makan sekarang?" Tanya Ishana dengan senyum manis yang tak luntur sedari tadi.
Juna juga mengangkat kedua sudut bibirnya. Dia merasa terpesona saat melihat Ishana di depannya.
'Istriku kenapa bisa secantik ini' batinnya berucap.Senyum Ishana luntur terganti oleh kernyitan di dahinya.
"Mas Juna"Juna menganggukkan kepalanya.
"Nanti saja. Aku mau disini dulu"Ishana menghela nafasnya, meraih bantal sofa dan di simpan di atas pahanya. Dia menyamankan duduknya lebih bersandar dan menaikkan kedua kakinya ke atas sofa.
Ishana tersenyum menatap Seol. Kemudian dia menepuk-nepuk bantal di atas pahanya.
"Kemari" dia mengisyaratkan Seol untuk naik.Juna hanya tersenyum menyaksikan tingkah Ishana dan juga Seol.
"Lihatlah. Sekarang Seol sudah melupakan Ayahnya" ucapnya.Ishana tertawa dan mulai bermain kecil dengan Seol.
"Ishana..." panggil Juna.
"Yaaa" jawab Ishana menatap Juna.
Raut wajah Juna berubah menjadi sangat serius. Membuat Ishana juga melunturkan senyumnya.
"Bi Oliv datang kemari?" Tanya Juna.
Ishana menganggukkan kepalanya.
"Dia mampir sebentar""Apa yang dia katakan padamu?"
Ishana membuang tatapannya ke sembarang. Terlihat memikirkan sesuatu.
"Aku lupa...""Katakan saja apa yang kamu ingat" ucap Juna.
Ishana tersenyum dan kembali menatap Juna.
"Yang aku ingat, bi Oliv sangat cantik dan anggun"Raut wajah Juna tetap datar.
"Lalu apa yang dia katakan padamu?" Juna mengulang pertanyaannya."Sepertinya... bi Oliv sedikit marah karna tidak hadir ke pernikahan kita" ucap Ishana ragu.
"Apa dia menyakitimu dengan kata-katanya?" Tanya Juna semakin serius.
"Tidak. Mungkin bi Oliv hanya terkejut dan sedikit kesal. Tapi aku tidak apa" ucap Ishana tenang.
Juna menghela nafasnya. Dia tau Ishana menyembunyikan sesuatu. Tidak mungkin Oliv berprilaku baik pada Ishana, mengingat dia sangat tau betul sifat bibinya itu.
Tangan Juna terangkat mengelus kepala Ishana dan membelai rambutnya.
"Katakan padaku kalau kamu tidak nyaman""Sebenarnya daripada soal bi Oliv, aku ingin bertanya yang lain" ucap Ishana.
"Apa?" Juna menyimpan tangan yang dia pakai untuk mengelus kepala Ishana tadi dibelakang tubuh Ishana, di sandaran sofa.
Ishana menatap dalam manik mata Juna.
"Bagaimana hubungan mas sama Zella?""Kenapa kamu ingin tau?"
"Apa tidak boleh?"
Juna menarik nafasnya dalam, pandangannya mengarah kedepan tanpa menatap Ishana. Dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
"Ini soal bisnis keluarga. Demi menjalin relasi bersama keluarga Zella, mau tidak mau aku di jodohkan dengan dia. Tapi karna dia masih di London, kita belum ke tahap apa-apa. Hanya obrolan semata" jelas Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
FanfictionJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...