Beberapa saat perbincangan antara Juna dan para pamannya berlangsung sangat serius dan cukup lama.
Sampai ketika Juna mengalihkan pandangannya untuk melihat keberadaan Ishana, namun Ishana sudah tidak berada di tempatnya.
Rasa cemas membuat Juna beranjak dan melangkah menghampiri para bibinya.
Raut wajah Juna begitu dingin.
"Dimana istriku?" Tanyanya.Para bibi dan saudaranya saling menatap satu sama lain.
"Tidak tau" ucap salah satu bibinya. Yang lain hanya terdiam.
"Sepertinya tadi ke kamar mandi" ucap salah satu saudaranya.
Setelah mendengarnya, Juna pun bergegas ke arah kamar mandi.
Saat ingin membuka pintu kamar mandi, pintu itu sudah terbuka lebih dulu.
Ishana kini ada di hadapannya, membuat perasaan Juna lega.
"Mas..." Ishana sedikit terkejut dengan kehadiran Juna yang tiba-tiba. Dia mencoba menormalkan suasana hatinya.
Juna mengernyit saat melihat sekitar mata Ishana yang merah.
"Kenapa?" Satu tangannya menangkup wajah Ishana agar mendongak menatapnya.Ishana menurunkan tangan Juna dari wajahnya.
"Aku gapapa. Cuma ngerasa gak enak badan""Kita pulang saja kalau begitu" ucap Juna menarik tangan Ishana dan melangkah pergi dari sana.
Ishana hanya mengikuti langkah Juna.
Mereka melewati perkumpulan para bibi dan saudara perempuannya.
"Mas... gak pamit sama bibi?" Tanya Ishana. Ada rasa khawatir di raut wajahnya saat melihat tatapan para bibi dan saudara Juna yang begitu tajam.
"Kita hanya akan pamit pada kakek" ucap Juna semakin menggenggam tangan Ishana.
"Tapi gak sopan..." ucap Ishana cemas dan terdengar berbisik.
Juna hanya diam tidak menjawab ucapan Ishana.
Sampai mereka kini berdiri di hadapan kakek Juna. Dan genggaman tangan Ishana semakin erat karna kegugupannya yang bertambah.
"Aku akan pulang. Ishana tidak enak badan" ucap Juna dengan datar pada kakeknya.
Kakek meneliti Ishana dengan begitu lamat.
"Hmmm" ucapnya menganggukkan kepala tanda setuju.
"Pulanglah dan istirahat" ucapnya lagi menatap Ishana dengan tatapan lembut.Kegugupan yang menyelimuti Ishana selama berada di rumah ini seketika hilang saat melihat tatapan kakek Juna padanya.
Ishana menarik kedua sudut bibirnya.
"Senang bertemu dengan kakek. Maafkan aku kalau kakek merasa aku tidak sopan hari ini""Tidak apa. Kamu cucu menantuku, jangan merasa segan. Mari bertemu lagi lain waktu" ucap kakek dengan ramah.
Ishana tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Aku akan datang lagi besok" ucap Juna yang kemudian membawa Ishana melangkah pergi dari sana.
Meski tangannya di tarik oleh Juna, Ishana tetap mencoba bersikap sopan dengan terus menundukkan kepalanya pada setiap paman dan saudara Juna yang dia lewati.
"Sangat langka sekali perempuan yang mau bersikap sopan pada yang lebih tua di jaman sekarang" ucap salah satu paman Juna.
Kakek memperhatikan kepergian Juna dan Ishana dengan sedikit senyum, dia merasakan kelegaan dalam hatinya.
*
Saat sedang melangkah keluar rumah dengan Juna yang masih menggenggam tangan Ishana, tiba-tiba saja seseorang menarik tangan Ishana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
FanficJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...