Di ruang tengah, Maryam menemani kakek dan Oliv yang sudah duduk di sofa.
Suasana cukup canggung, mengingat ini pertama kalinya kakek dan Oliv berkunjung ke rumah Ishana. Dan ini juga pertemuan pertama kalinya Maryam dengan keluarga Juna dari Jakarta.
Keheningan terasa menyeruak, Oliv yang terus mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sudut rumah ini, dan kakek yang duduk dengan nyaman di kursi rodanya dengan pandangan tertunduk ke meja di depannya. Begitupun Maryam yang hanya duduk tegak sembari terus memperhatikan Ishana.
Tak lama, Ishana kemudian datang dengan membawa nampan berisi 3 cangkir teh. Oliv dan kakek langsung menujukan tatapan mereka pada pergerakan Ishana.
Setelahnya, Ishana langsung duduk di sebelah Maryam.
"Maaf kami tidak bisa menyuguhkan banyak, Juna tidak memberitahu soal keluarganya yang akan datang, jadi kami tidak mempersiapkan apa-apa" Maryam menjelaskan.
Kakek tersenyum.
"Tidak apa-apa. Kami datang memang tanpa Juna tau" ucapnya."Apa kunjungan kakek dan bibi ada hubungannya dengan lahan ini?" Ishana langsung bertanya tanpa basa-basi.
"Ishana-" Oliv hendak berbicara namun kakek dengan cepat mendahului.
"Tidak ada. Awalnya, setelah mendengar kabar bahwa kamu pulang, kakekmu ini ingin mengajakmu makan bersama keluarga. Tapi, Juna mengatakan jika kamu tidak akan mau. Dan akhirnya aku memutuskan untuk menemuimu saja ke sini" ucap kakek masih tersenyum ramah.
Ishana menghembuskan nafasnya yang terasa melegakan. Seluruh pikiran negatif di kepalanya mulai menghilang.
"Ishana, berapa usia kandunganmu?" Oliv bertanya dengan suara yang lembut.
"6 bulan" jawab Ishana.
Oliv mengangguk paham.
"Aku mendengar janinnya kembar? Mereka terlihat sehat dari ukuran perutmu"Ishana melihat gelagat Oliv yang tidak seperti biasanya. Keangkuhannya masih terasa, namun Oliv seolah menahan keangkuhannya itu untuk dia sendiri.
"Iya. Aku baru saja cek ke dokterku. Bayiku sehat" Ishana berucap pelan, menatap Oliv dengan sedikit senyum sembari mengusap kecil perutnya.
"Tidak terasa, semenjak Juna mengatakan kabar kehamilanmu, sebentar lagi kamu akan melahirkan. Seharusnya kita merayakannya bersama" ucap kakek terdengar menyesal.
"Itu tidak perlu, tidak di rayakan apapun juga tidak masalah. Yang terpenting janinku sehat dan aku bisa melahirkan mereka tanpa ada masalah" ucap Ishana.
"Tetap saja kabar baik itu harus di umumkan pada semua orang. Apalagi mengingat posisi Juna yang mempunyai banyak partner bisnis. Itu bisa menimbulkan kesalahpahaman jika Juna terus menyembunyikan istrinya" Oliv menjelaskan dengan raut wajah yang tenang.
Lidah Ishana kelu tak bisa menjawab. Memang benar dari awal dia dan Juna menikah, tak banyak orang tau. Tapi karna ini keinginan Juna sendiri, Ishana juga tidak pernah mempermasalahkannya.
Mendengar perkataan mengenai istri yang di sembunyikan, hati Maryam tergerak.
"Maaf. Saya harus mengatakan ini" matanya terasa memanas, dia meraih tangan Ishana dan menggenggamnya erat. Tatapannya tertuju pada kakek dan Oliv bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
FanficJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...