6. Jangan Hentikan

1.5K 109 16
                                    

Bi Maryam di bantu Lala sedang menyirami tanaman di rumah kaca, saat sebuah mobil datang dan menampakkan Juna yang datang berkunjung.

Bi Maryam tersenyum menyapanya dengan ramah.
"Ada yang bisa bibi bantu?" Tanyanya.

Juna tampak mengedarkan pandangannya.
"Saya mau beli beberapa bunga"

"Baiklah. Lala!" Bi Maryam memanggil Lala agar menghampirinya.

"Iya bi?" Lala bergegas berlari kecil mendekati mereka.

"Tolong bantu pria ini pilihkan bunga ya" ucap bi Maryam.

"Baik bi" ucap Lala.

"Sebentar..." Juna menyela mereka.
"Apa Ishana ada? Saya mau di pilihkan Ishana" ujarnya.

Lala mengernyitkan dahinya.
"Padahal kan sama saja" gumamnya.

"Kebetulan Ishana sedang keluar. Mungkin agak lama, apa mau sama bibi aja?" Tanya bi Maryam.

Di waktu yang sama, mobil besar berdatangan. Dan para pria yang di yakini penagih hutang itu datang menghampiri rumah kaca.

"Halooo. Apa kabaar?" Mereka menyapa dengan senyuman yang lebar.

Baik bi Maryam maupun Lala terkejut dan saling menatap.

"Bagaimana bu? Apa uangnya sudah terkumpul?" Tanya salah satu pria disana.

Juna yang mendengarnya pun dengan angkuh menatap pada para pria itu penuh intimidasi.

"Astaga. Ada apa lagi? Bukannya belum 3 bulan?" Suara bi Maryam terdengar gemetar.

"Mereka siapa?" Bisik Juna pada Lala.

Lala hanya memasang wajah segannya. Tidak mungkin dia memberitahukan hal seperti ini pada orang yang tidak di kenal.

"Kami cuma mau memastikan kalau kalian benar-benar akan membayar. Siapa yang tau kalau kalian menjual tanah ini agar menjadi sengketa pada orang lain?"

"Bukankah keponakan Saya sudah mengatakannya? Kami juga tidak ada maksud seperti itu"

Para pria itu tertawa.
"Siapa yang tau bu?"

Sekarang Juna tau jika para pria ini adalah penagih hutang yang di ceritakan Alva padanya tempo lalu.
"Apa yang kalian cari?" Tanya Juna dengan tegas.

Bi Maryam menyentuh lengan Juna dengan maksud jika dia tidak usah ikut terlibat.

"Siapa lagi ini?" Tanya pria berbadan besar.

"Apa yang kalian cari disini?" Juna bertanya lagi dengan penuh penekanan.

"Kami cuma mau menagih hutang. Melihat keadaan apakah mereka sudah mengumpulkannya atau belum sama sekali" jelas pria penagih.

"Hutang? Saya yang akan membayarnya" tegas Juna yang membuat bi Maryam maupun Lala membelalakkan matanya.

"Nak... ini-" ucapan bi Maryam terpotong saat Juna mengeluarkan kartu namanya.

"Saya yang akan membayar semuanya" ujar Juna memberikan kartu namanya pada salah satu pria disana.

"Nak..." bi Maryam bertanya-tanya pada Juna.

Juna hanya membalas dengan senyumannya, menganggukkan kepalanya mengisyaratkan agar bi Maryam diam sebentar.

Para pria tadi meneliti kartu nama Juna. Mereka menatap Juna dari bawah kaki hingga ujung kepalanya.

"Pergilah. Saya yang jadi jaminannya jika bibi ini tidak membayar tepat waktu" ucap Juna.

"Oke" pria tadi menyimpan kartu nama Juna di saku celananya.
"Kami akan kembali 2 bulan lagi" ucap mereka sebelum benar-benar pergi.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang