Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, akhirnya pintu ruangan operasi terbuka, memunculkan seorang suster yang membawa dua box bayi dengan kain bedong biru, dan pink menunjukkan jenis kelamin mereka yang sepasang, laki-laki dan perempuan.
Suster yang membawa kedua bayi itu mengangguk, dan melewati mereka semua yang memang agak menghalangi pintu.
Tak lama pintu kembali terbuka kali ini memunculkan Aila yang terbalut kerudung instan, bersama Rama dan seorang perawat laki-laki yang mendorong ranjangnya untuk segera di bawa ke dalam ruang rawat Aila yang sebelumnya sudah di urus oleh Fikron dan Baba Ikmal.
Tidak di pungkiri, wajah mereka semua berbinar senang melihat persalinan Aila yang sudah berjalan lancar. Mereka akhirnya menyimpulkan, jika bayi yang barusan di bawa oleh suster itu adalah bayi kembar Rama dan Aila.
Tangis harus kembali meliputi mereka semua. Setelah itu mereka semua bergegas pergi untuk masuk ke ruang rawat Aila di kamar vvip yang tentu memiliki ruangan yang lebih luas dari kamar lainnya. Baba Ikmal, benar-benar memberikan yang terbaik untuk kenyamaan putri serta cucu-cucu mereka.
"Assalamualaikum .... "
"Waalaikumsallam," jawab Rama dan Aila.
Aila memang sudah sadarkan diri dalam kondisinya yang masih lemah, ia harua menyusui bayi kembarnya satu persatu untuk medapatkan asi eksklusif.
"Selamat ya kak. Kakak sudah menjadi ibu sekarang, dengan dua anak sekaligus. Kakak, terima kasih sudah berjuang untuk menjadi ibu. Umi harap ke depannya nanti, Kakak selalu di limpahkan kesehatan." ucap Umi Shilla.
"Amiin Umi. Bantu Aila jadi ibu yang baik untuk anak-anak Aila ya Mi." ucapnya dengan tangis haru.
Umi Shilla mengangguk, memperhatikan bayi laki-laki yang tengah menyusu itu. Sementara yang perempuan berada di gendongan Rama. Aila benar-benar terharu akhirnya bisa sampai di tahap ini bersama Rama, padahal dulu pernikahannya sudah hampir di ujung tanduk. Siapa yang sangka jika pada akhirnya ia dan Rama mendapat gelar orang tua dari bayi kembar yang sudah di lahirkannya ini.
Aila benar-benar merasa sangat terharu dan bersyukur saat menimang buah hati yang selama ini telah ia dan Rama jaga agar tetap sehat, kini bayi kembar itu sudah lahir ke dunia dengan paras yang cantik dan tampak.
Ia juga menikmati bagaimana rasanya menyusui untuk pertama kalinya, sakit sekali rasanya namun ia menikmatinya. Menikmati prosesnya menjadi Ibu yang akan melihat tumbuh kembang putra dan putrinya sampai dewasa nanti.
"Mana ponakan Fikron! Fikron mau lihat!"
Semua orang tertawa dengan kehebohan Fikron yang baru saja datang. Beruntung, Aila sudah selesai menyusui kedua bayinya. Fikron mendekat pada bayi yang berada di gendongan Rama. "Wah, ini perempuan ya Mas Rama? Cantik banget, tapi kok lebih mirip ke Mas Rama sih? Yang mirip kakak cuma bibir sama matanya doang agak besar." ucap Fikron.
Umi Shilla yang menggendong bayi laki-laki Aila bersama Umi Desi, dan Mama Ratna saling memandang bayi tampan itu. "Iya, mirip Rama semua lho yang laki-lakinya juga." imbuh Umi Shilla yang membuat bibir Aila mengerucut.
"Akh, kenapa mirip Mas semua sih? Yang hamil, dan melahirkan, kan Aku." ujarnya tidak terima.
Rama mengulas senyum. Ia juga tidak mengerti, tapi kedua anak mereka memang lebih dominan mirip dengannya.
"Gimana nggak mirip Rama, semua orang juga tahu se-cinta apa Rama sama kamu, sampai harus mengalami ngidam dan morning sicness selama lima bulan." kelakar Baba Ikmal.
Aila kembali merengut. "Jadi, maksudnya Aila nggak cinta gitu sama Mas Rama?"
Semua orang menatap Fikron. "Kenapa liatin Fikron?" tanyanya. Ia tidak tahu jika penyebab Aila kesal itu karena ulahnya. Ia yang memantik kerusuhan pertama kali.
Umi Shilla berdeham. "Omong-omong, siapa nama cucu Umi yang cantik dan tampan ini? Mas Rama sudah siapkan nama belum?"
Rama terkekeh. "Sudah dong Umi. Iyakan sayang?" tanyanya kepada sang istri yang langsung mengangguk.
"Coba, siapa namanya. Kami semua mau dengar." ucap Mama Ratna.
Aila tersenyum, mengingat bagaimana ia dan Rama yang cukup bingung mencari nama untuk Bayi kembar mereka, setelah satu bulan saling mencari nama yang pas, akhirnya mereka sepakat untuk memberikan nama Bayi kembar mereka dengan huruf awalan F.
"Fahmi Harsa Labib, dan Fahira Adzkia Shanum." ucap Aila.
Semua orang mengucap kalimat pujian mendengar betapa indahnya nama yang Aila dan Rama berikan kepada kedua cucu kembar mereka.
"Yang kakaknya mana nih kak?"
"Kakaknya yang ini, yang perempuan Kakak Ira nama panggilannya, Om." jawab Rama.
"Hallo, Assalamualaikum Kakak Ira." sapanya, lalu ia beralih menatap ke bayi laki-laki yang di gendong Uminya. "Assalamualaikum Adik Fahmi. Kenalin, ini Om Fikron yang ganteng, Om lho yamg selama ini rela di susahin sama Ayah, dan Bunda kamu. Jadi sebagai balasannya, kalian harus jadi keponakan yang baik buat Om!"
Fikron meringis saat punggungnya mendapatkan pukulan dari Baba Ikmal yang menciptakan tawa pada semua orang. Kini Fahira sudah di ambil alih oleh Baba Ikmal.
Rama menghampiri sang istri dan mengecup keningnya. "Sayang, terima kasih sudah bejuang. Terima kasih wanita hebatku."
Aila meneteskan air mata. "Sama-sama Mas. Terima kasih juga selalu sabar mengurus aku. Kita sama-sama besarkan Ira, dan Fahmi ya Mas?"
"Iya sayang pasti. Ira dan Fahmi tidak akan kekurangan kasih sayang sepertinya, lihat saja para kakek dan neneknya yang sangat bersemangat, belum lagi Om Fikron, meski absurd tapi Fikron sudah keliatan sangat menyayangi Ira dan Fahmi."
Aila terkekeh. Benar, Ira dan Fahmi akan seberuntung dirinya di kelilingi oleh orang-orang baik, dan mendapatkan limpahan cinta dari keluarganya.
"Aahh, lucunya cucu-cucu Amiih."
Suasana menjadi kembali ramai saat keluarga Amih Ayana, dan Abi Zidan dagang yang tentunya bersmaa Irham yang juga sangat antusias melihat para keponakannya sama seperti Fikron.
Aila dan Rama sama-sama bersyukur kelahiran Fahmi dan Fahira di sambut dengan penuh cinta, dan membawa banyak kebahagiaan bagi banyak orang.
*****
Guys, terima kasih banyak ya sudah membaca ceritaku sampai sejauh ini. Makasih untuk selalu support aku, pokoknya makasih banyak banget buat kalian ❤️
Ceritanya Rama sudah ending ya, untuk extra part nya kemungkinan ada di versi buku nanti.
Sampai ketemu di cerita selanjutnya 😘😘
Luv,
CherriesMei ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
AILA & RAMA [TERBIT] ✓
General FictionDi zaman sekarang, zaman serba modern ini apakah perjodohan masih berlaku? Tentu saja, seperti yang terjadi pada Myiesha Aila Rizqiyana, seorang dokter bedah bergelar Ning, dari pondok pesantren besar di jogjakarta. Di tengah puncak kariernya ia jod...