MAS RAMA SUAMIKU

12.3K 585 29
                                    

"Sayang, udah siap?" tanya Rama begitu Aila sedang duduk di meja rias seraya memasangkan cadar berwarna putih, senada dengan kerudung yang di kenakannya, dan di padukan dengan gamis putih dengan motif bunga-bunga kecil.

Ia berbalik menatap ke arah sang suami yang juga mengenakan kaos putih lengan pendek, dan celana panjang berwarna cream.

"Sudah Mas." jawabnya seraya meraih tas selempang coklat miliknya yang berada di atas ranjang.

Keduanya keluar dari kamar setelah di rasa tidak ada yang tertinggal. Oh ya, kembali lagi ke beberapa saat sebelumnya, tidak ada yang terjadi kepada mereka saat di dalam kamar mandi. Karena Rama hanya berniat untuk menggoda Aila, ia mana mungkin melakukannya tanpa persetujuan Aila.

Sampai di dalam kamar mandi, ia menurunkan Aila ke atas lantai. Memberikan kecupan pada bibir mungil istrinya, sebelum akhirnya ia pamit untuk mandi di kamar mandi bawah dan mengatakan akan pamit ke masjid melaksanakan shalat ashar berjamaah.

Tubuh Aila langsung lemas, ia bahkan memukul mulutnya sendiri karena telah berbicara sembarangan kepada Rama.

"Mau sekalian beli perlengkapan mandi, dan yang lainnya juga nggak?"

Ucapan Rama berhasil menarik Aila yang mengingat kejadian konyol sebelumnya.

Untung saja ia mengenakan cadar, suaminya itu tidak tahu jika kedua pipinya merona karena mengingat itu.  "Boleh Mas. Sekalian mumpung kita keluar. Kita beli juga buat stok satu bulan ya Mas?"

Rama mengangguk, sebelah tangannya menggenggam tangan lembut istrinya, sementara sebelahnya lagi ia gunakan untuk menyetir. "Kamu ingat nggak Yang, waktu kita belanja bersama untuk pertama kalinya?"

Aila terkekeh pelan. "Ingat, saat kita mau ke rumah Umi dan Bapak, kan? Mas ingat juga nggak, kalau Mas sempat gombalin aku?" ucapnya dengan kedua mata yang menatap suaminya dengan ejekan.

Rama terbahak. Jika di pikir-pikir, hal itu ternyata lucu juga. Ia juga tidak tahu refleks saja kata-kata itu keluar dari mulutnya, padahal saat itu hubungan mereka sedang sangat tidak baik-baik saja.

"Tapi Mas nggak gombal kok Yang. Kamu beneran manis kok,"

Aila tersipu malu, kedua pipinya kembali memanas. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Rama yang tengah terkekeh, tampaknya suaminya itu tahu jika dirinya tengah tersipu malu.

"Lho iya toh. Tenanan lho Yang, sampeyan iki wes koyok bidadari."

"Mas Rama iih!!" Aila benar-benar tidak bisa menahan rasa senang akan pujian yang di lontarkan oleh suaminya.

Rama terkekeh seraya melabuhkan kecupan pada pucuk kepala Aila.

"Kamu ini gombal terus deh!" seru Aila.

"Siapa yang gombal sayang? Kamu tahu sendiri, dari dulu kamu Mas sanjung-sanjung."

Aila yakin jika saat ini wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Benar sekali, suaminya selalu menyanjungnya dengan panggilan 'Ning Ayu' meski dirinya tersakiti sekali pun. "Aku cinta sama Mas Rama," ucapnya seraya mengeratkan rangkulannya pada lengan Rama.

Rama tersenyum, "Kamu tahu, cinta Mas lebih banyak dari cinta kamu."

Aila mengangguk, demi apa pun ia bersyukur menikah dengan pria baik, dan romantis seperti Mas Ramanya ini.

Setelah mengemudi cukup lama, akhirnya keduanya sampai di sebuah super market, dengan mendorong troli Rama mengikuti langkah istrinya yang mulai memasukkan barang belanjaan yang mereka butuhkan untuk stok satu bulan.

Aila diam-diam memotret Rama yang memunggunginya seraya mengambil beberapa jenis sayuran. Kemudian ia mempostingnya dalam sebuah akun sosial media instagram miliknya.

AILA & RAMA [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang