MELEPAS RINDU

11.3K 539 22
                                    

Tak terasa sudah tiga minggu Rama dan Aila berjauhan. Hari ini, tepatnya renovasi pabrik sudah mencapai 80% maka dari itu, mereka semua memutuskan pulang hari ini. Biarkan sisanya di urus oleh Pak Junaidi, dan Gus Fariz.

Rama sengaja tidak memberitahu perihal kepulangannya kepada Aila. Ia juga meminta Baba Ikmal, serta Fikron untuk tidak memberitahukan kepada istrinya. Sengaja ingin memberikan kejutan.

"Hari ini kamu pulang jam berapa Yang?" tanya Rama yang tengah menelepon istrinya seraya mengemudi, menggantikan Fikron yang sudah mulai lelah, dan terlelap di samping Rama, sedangkan Baba Ikmal sendiri duduk di seat belakang.

"Jam tiga sore Mas. Kamu masih lama ya pulangnya?"

Rama menyunggingkan senyum, istrinya itu tidak tahu saja kalau ia tengah dalam perjalanan pulang.

"Iya nih sayang. Kayaknya di genapkan jadi sebulan aja deh. Baru Mas pulang."

Rama mengulum senyum mendengar istrinya itu merengek. "Yaaah, kok lama banget Mas? Katanya kangen sama aku, kok nggak pulang-pulang sih?"

Baba Ikmal tertawa mendengar suara rengekan putrinya. Ia yang awalnya menolak pernikahan ini dengan Rama justru malah menjadi orang yang paling bucin sekarang.

"Ya Mas kangen, tapi kerjaan Mas masih banyak sayang. Mana bisa Mas pulang tiba-tiba."

"Iish! Nanti aku telepon Baba deh, suruh kamu pulang dulu."

Rama tertawa bersama Baba Ikmal, Aila sepertinya benar-benar tidak bisa lagi membendung rasa rindunya.

"Nggak bisa begitu dong Ning Ayu. Mas kan disini kerja, kalau Mas belum pulang berarti pekerjaannya Mas belum selesai."

"Tapi aku kangen sama Mas. Gimana doong? Aku nyusul ke sana aja gimana?"

Rama menggelengkan kepalanya. "Nggak usah macem-macem Ning Ayu. Udah dulu ya, Mas mau kerja lagi."

"Ya sudah. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsallam Ning Ayu."

Panggilan itu berakhir, Baba Ikmal menggelengkan kepalanya seraya tertawa dengan kelakuan putrinya. "Aila pasti lagi ngambek sekarang." Ucap Baba Ikmal.

Rama mengangguk seraya terkekeh. Ia tahu pasti sekarang Aila tengah kesal dan cemberut karena ia masih belum bisa pulang.

"Kamu pasti berat ya, ngurus Aila yang kadang sifatnya masih kekanakan begitu?"

"Ngak kok Ba. Rama malah seneng sama Aila yang seperti ini." Balas Rama.

*****

Jarum jam di pergelangan tanganya sudah menunjukkan pukul tiga sore lebih lima menit, namun kedua matanya masih belum menemukan sosok yang ia tunggu sejak tadi.

Ya, orang yang tengah menunggu itu adalah Rama. Ia memang turun di depan rumah sakit sengaja untuk mengejutkan istrinya. Ia menunggu sang istri di depan pintu masuk rumah sakit.

Rama menghela napas, kemudian kedua matanya berbinar melihat sosok yang di tunggunya tengah berjalan ke arahnya.

Tap!

Tatapan mereka bertemu, bibir Rama tersenyum lebar, sedangkan Aila tampak terkejut dengan kedua bola mata yang melebar.

Rama melambaikan tangannya, seketika Aila yang terkejut itu langsung berlari ke arahnya.

“Mas Rama!!”

“Sayang hati-hati. Kamu ini, nanti kalau jatuh gimana, hm?”

Aila terkekeh pelan, mencari kenyamanan pada dada bidang sang suami. Ia memang berlarian tadi saat keluar dari rumah sakit, untuk menghampiri suaminya dan juga memeluknya.

“Kangeen, hehe...”

Kini giliran Rama yang terkekeh, ia juga mengeratkan pelukannya seraya mengecup pucuk kepala Aila. Ia mengakui, jika dirinya merindukan sang istri setelah tiga minggu tidak pulang karena tuntutan pekerjaan di luar kota.

“Mas juga kangen sekali sama istri Mas yang cantik ini.” ia mengecup gemas pipi Aila yang tertutup cadar.

Sungguh, rasanya semua rasa lelahnya terbayar sudah dengan pertemuan mereka setelah tiga minggu LDR.

"Kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Aila seraya mendongkak menatap wajah tampan suaminya, yang sudah sangat ia rindukan tanpa melepaskan tangannya yang melingkar pada pinggang suaminya.

Rama terkekeh mendengar rengekan manja dari istrinya. "Inggih, maaf ya tuan putri. Kerjaan Mas lagi banyak." ucapnya yang juga menatap Aila yang masih memeluknya.

"Fikron ndak bantu memangnya?"

"Bantu kok Yang. Mas, kan kerjanya bareng sama Fikron sama Baba."

"Tapi kok lama sih Mas, sampai tiga minggu?"

Astaga, Rama sangat gemas sekali dengan Aila yang bersikap manja kepadanya seperti sekarang. Ia tertawa dan mengecup pipi Aila yang terhalang cadar. "Sebentar kok sayang. Biasanya Mas nggak pulang sebulan lebih. Mas sengaja selesaikan cepat-cepat biar bisa ketemu kamu."

Blush!

Kedua pipi Aila merona mendengar ucapan suaminya. Memang, Mas Ramanya ini selalu paling bisa membuatnya bahagia.

"Mau pulang sekarang, atau mau mampir dulu buat makan, hm?" tanya Rama.

Kini keduanya tengah berjalan menuju tempat parkir dengan kedua tangan yang saling bertaut. Benar-benar tidak mau melewatkan sedetik pun momen kebersamaan mereka.

"Makan di luar boleh Mas? Aku bosen soalnya makan dari tempat Irham terus."

Rama terkekeh, mengangkat tangan istrinya menuju bibir dan mengecupnya. "Iya boleh sayang."

Aila mengangguk, rasanya tidak mau lagi berpisah dengan lelaki yang selalu meratukannya ini.

Keduanya sudah masuk ke dalam mobil, dengan Aila yang duduk di kursi kemudi. Awalnya suaminya itu menawarkan diri untuk menjadi pengemudi, namun Aila menolaknya. Ia tahu suaminya itu pasti kelelahan setelah perjalanan jauh, dan langsung kemari untuk menemuinya. Maka dari itu, Aila yang akan mengemudi.

"Sayang."

Aila yang tengah menyalakan mesin mobilnya menatap suaminya yang kini menatapnya, seraya mengecup punggung tangannya.

"Kangen banget nggak ketemu kamu selama tiga minggu. Kamu kangen Mas juga enggak Yang?"

Astaga, Aila rasanya gemas sekali keoada suaminya yang tiba-tiba berbalik menjadi manja seperti ini. Ia seperti tengah mengasuh bayi besar, haha.

"Kangen juga dong sayangku."

Aila tertawa, melihat wajah Rama yang tiba-tiba memerah hanya karena kata "Sayangku" yang terucap dari mulutnya.

"Kya!!" Aila memekik saat tiba-tiba suaminya menarik cadar yang di kenakannya hingga terlepas, dan memberikan beberapa kecupan singkat pada bibirnya.

Ya ampun suaminya ini benar-benar deh. Mereka masih di parkiran rumah sakit lho!!

AILA & RAMA [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang