Bab 3

5.6K 219 2
                                    

Bilah dan Zahra sudah duduk di bagian vvip kursi penonton membawa atribut timnas untuk menonton bola hari ini. Bilah mengenakan gamis berwarna putih dn jilbab berwarna merah dengan lambang bendera di pipi serta topi berwarna merah, sedangkan Zahra mengenakan Jersey Timnas putih yang senada dengan seragam timnas hari ini.

"Sebaiknya kau pegang sendiri kaos ini , kamu bisa kan minta sendiri TTD Rafael sebentar,"

"Sesuai kesepakatan, aku nggak mau Rafael tahu kalau aku mengidolakannya, itu kenapa aku minta tolong sama kamu, bilang ajah teman kamu yang minta,"
Zahra berdecak kesal, padahal gadis disampingnya ini sangat mengidolakan Rafael. Tetapi ia tak mau Rafael tahu hal itu.
"Lagian tanpa minta pun sebentar lagi kan bakalan jadi suaminya bebas tuh mau minta TTD di mana saja, mau di punggung kek, mau di ,"
"Jangan mikir yang macam-macam deh," Zahra terkekeh menatap sahabatnya
"Cie yang sebentar lagi bakal jadi istri idolanya sendiri," Zahra mencolek dagu Bilah yang membuat gadis itu tersipu malu. Di lapangan sudah terlihat kedua tim sudah memasuki lapangan. Rafael sangat tampan seperti biasa, Bilah tidak berhenti menatap kearahnya, tribunnya sedikit dekat jadi ia bisa menatap Rafael lebih dekat,

"Semangat Rafael," itu sorakan gadis yang sungguh tidak Bilah inginkan saat ini, Lyodra berada di bawah lapangan, tepatnya di dekat bangku cadangan dengan sebuah bunga mawar ditangannya. Rafael sempat menatap gadis itu dengan tersenyum. Dan Bilah benci itu. Entah bagaimana gadis itu bisa ada disana, bahkan beberapa kamera sudah memotretnya.
"Sepertinya dia akan jadi pelakor diantara kalian," ketus Zahra tidak suka, Bilah malas menanggapi, ia jadi tidak mood buat nonton bola. Hatinya sedikit sakit entah mengapa. Fikiran akan hubungan Rafael dan lyodra sudah menghantui fikirannya semenjak semalam.
"Aku pulang saja yah Zahra," ucap Bilah tiba-tiba. Ia betul-betul nggak mood ditambah ia tengah datang bulan saat ini.
"Yah jangan dong,masa kamu mau menyerah hanya karena gadis itu. Harus berjuang dong, jangan mau kalah sebelum bertanding, pengecut itu namanya," Bilah memutar bola matanya dongkol kembali duduk. Ia menatap Rafael kembali yang tengah serius menyanyikan lagu Indonesia raya. Dan pertandingan pun dimulai. Zahra beberapa kali bersorak ketika Rafael menendang bola kearah gawang namun gagal. Bilah hanya diam menyaksikan, ia lebih memperhatikan lyodra yang berteriak menyemangati Rafael membuatnya makin tak bersemangat sepanjang pertandingan. Hingga pertandingan selesai dan Indonesia menang 1-0 melawan Vietnam. Egy yang berhasil memasukkan bola ke kandang lawan.

"Pulang yuk," ajak Bilah ketika para penonton sudah meninggalkan tribun,
"Tunggu dulu, kita kan sudah sepakat mau minta TTD Rafael disini,"
"Iya, tetapi nggak mungkin kita turun kebawah kan,"
"Rafael," teriak Zahra yang membuat Bilah membulatkan matanya tidak percaya. Rafael menoleh keasal suara dan mendapati gadis yang dari awal pertandingan ia cari keberadaanya namun tak kunjung ia temukan dimana gadis itu duduk.
"Terimah kasih yah bunganya," seru Rafael tersenyum menatap gadis cantik di depannya. Lyodra tersenyum menanggapi.
"Ough iya, aku keatas dulu," tunjuk Rafael pada dua gadis diatas sana, gadis yang satunya dengan asyik melambaikan tangannya, sedangkan satunya memasang wajah datar menahan kesal
"Itu fans kamu?" Tanya lyodra sedikit bingung, karena setahunya Rafael tidak pernah menghampiri fansnya sampai ke tribun
"Ough iya,ada hubungan keluarga juga," jawab Rafael yang membuat lyodra mengerti
"Oke, jangan lupa nanti malam yah, makan malamnya," seru lyodra mengingatkan janji mereka berdua
Rafael mengangguk
"Baiklah," lyodra maju cipika cipiki dengan Rafael sebagai tanda perpisahan, beberapa rekan SE timnnya bersorak menggoda Rafael yang tak luput dari perhatian Bilah yang entah mengapa membuat dadanya sesak, hatinya sakit melihat semua itu, sepertinya benar Rafael punya hubungan dengan gadis itu. Namun ia tidak boleh terlihat sedih dan lari dari sini, ia harus menghadapinya.

"Aku kesana dulu yah coach," ijin Rafael pada coach shin Taeyong yang diiangguki pria itu.
"Ikut," seru Ivar tahu kalau yang akan ditemui Rafael calon istrinya. Mereka sudah berkenalan malam itu. Hanya ivar yang tahu masalah ini di timnnya.
"Satu lagi Rafael," seru Zahra memberikan Jersey yang ia pegang sedari tadi ketika Rafael sudah membubuhi Jersey yang Zahra pake di punggungnya. Sesekali ia menatap Bilah yang hanya diam sedari tadi

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang