Bab 23

3.8K 133 6
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 pagi ketika mata biru itu terbuka dan memeluk guling disampingnya merasa malas untuk beranjak dari ranjang ingin bermalas-malasan saat ini. Namun perutnya sudah berbunyi merasa lapar. Ia belum sarapan dari pagi dan baru bangun masih menggunakan mukena tadi pagi diatas ranjang yang sudah rapi dengan bed cover yang berbeda dari semalam.

Sepertinya kamar Rafael sudah dibersihkan mengingat tadi pagi begitu berantakan. Dan ia sudah tidur di ranjang, pasti Rafael yang menggendongnya dan menidurkannya di ranjang, mengingat tadi subuh ia tidur di sofa memeluk Rafael.

Bilah semakin memeluk guling nya takkala perutnya sudah berbunyi minta untuk diisi. Ingin rasanya ia turun ke dapur untuk mencari makanan namun ia merasa malu dengan mertuanya karena baru bangun tengah hari begini dan langsung meminta makanan. Bilah malu pastinya, takut di cap menantu yang malas. Namun saat ini ia betul-betul lelah, badannya bahkan masih terasa pegal. Bilah tersenyum menertawai dirinya sendiri jika mengingat hal semalam.

Astga buru-buru Bilah menghilangkan pikiran bodohnya itu takkala deringan ponselnya berbunyi tepat di nakas samping ranjangnya. Diraihnya ponselnya dan Rafael calling disana.

" hallo Rafael," jawabnya

"Sayang kamu baru bangun?" Tanya suara diseberang
"Iya aku baru saja bangun," jawab Bilah dengan suara khas baru bangun tidur.
"Pasti belum sarapan kan?" Suara diseberang terdengar khawatir
" Ia belum sarapan,hehhe," kekeh Bilah dan Rafael menhela nafas berat diseberang

"Sebaiknya kamu turun sarapan sekarang, aku nggak mau kamu sakit gara-gara telat sarapan," perintah Rafael terdengar ada kemarahan dalam suaranya.
"Aku malu turun kebawah Rafael, malu sama mommy. Mommy pasti berfikir menantunya baru bangun jam segini dan malah langsung minta makan," jelas Bilah yang membuat Rafael tak habis pikir dengan alasan Bilah saat ini.
"Ya ampun Bilah, mommy tidak mungkin berfikiran begitu, ya udah kalau kau malu turun kebawah. Aku akan suru pelayan antarkan kamu makanan. Kamu mau makan apa?"
"Apa saja, soalnya laper banget," astga Rafael jadi merasa bersalah meninggalkan Bilah saat ini
"Ya udah, aku akan menelpon ke dapur untuk membawakan kamu makanan," decak Rafael kemudian mematikan sambungan teleponnya .

Bilah kembali mengeratkan guling nya dan tak lama kemudian ketukan pintu terdengar dan muncullah mertuanya yang sedang tersenyum dengan nampan berisi makanan ditangan wanita itu.
"Pagi sayang,"
Buru-buru Bilah bangun dari tidurnya merasa tidak enak karena yang membawa makanannya adalah mertuanya sendiri
"Ya ampun mommy, maafkan Bilah sudah merepotkan mommy," ucap Bilah merasa tidak enak mengambil alih makanan itu dan mereka duduk di sofa kamar Rafael.
"Mommy tidak suka kalau kamu berfikiran seperti itu, kata Rafael kamu tidak mau turun makan karena malu sama mommy karena bangun telat," Bilah merasa malu, Rafael ngapain juga ngadu sama mommynya Bilah jadi merasa tidak enak
"Maaf mommy, aku merasa tidak enak ajah bangun jam segini dan langsung ke dapur cari makanan. Harusnya Bilah yang siapkan sarapan,"
Mommy Rafael mengambil kedua tangan Bilah
"Bilah di rumah ini sudah ada pelayan yang mengerjakan semuanya, kamu tidak perlu melakukan tugas apapun di rumah ini. Cukup buat dirimu nyaman, rumah ini rumahmu juga, jangan pernah merasa malu dan berfikiran seperti orang asing," Bilah tersenyum sangat bersyukur mempunyai mertua seperti mama Rafael yang sayang padanya.
"Kalau mau makan sesuatu bilang ajah , biar mommy suruh pelayan siapkan makanan untukmu. Mommy nggak suka kalau kamu masih malu-malu di rumah ini."
"Terimah kasih mommy," mommy Rafael mengangguk tersenyum
"Kamu kan anak mommy juga sayang, jangan berpikir mommy sama dengan mertua di sinetron Indonesia yang sering Daddy nonton tuh," Bilah tertawa mendengar celoteh mertuanya.
"Iya mommy, Bilah sayang mommy," Bilah memeluk mertuanya yang ikut balik memeluknya.
"Mommy juga sayang Bilah, kalau ada yang nyakitin Bilah berarti nyakitin mommy juga," Bilah melepaskan pelukannya merasa terharu dengan ucapan mertuanya.
"Once again thank you mommy," Mommy Rafael mengangguk tersenyum mengelus pipi Bilah.
"Ya udah kamu sarapan, mommy mau keluar dulu sebentar bertemu teman mommy," Bilah mengangguk dan mertuanya keluar dari kamar melambaikan tangan seiring dengan Wibi kucing baru yang dihadiahkan Rafael dengan suara mengeong. Bilah bangkit dan mengambil kucing lucu itu
"Wibi," ucapnya memangku kucing itu dan mengelus bulu lebatnya. Ia kemudian memotret dirinya dengan Wibi dan menguploadnya di akun instagramnya

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang