Bab 46

3K 214 89
                                    

Semoga suka dengan part ini
Jangan lupa vote yah


Happy reading


Pertandingan akhirnya usai dengan skor 4-1 dan Indonesia keluar sebagai juara Runner up di fase grub.

Kemenangan ini membuat fans berteriak bahagia akhirnya Indonesia melaju ke babak selanjutnya. Bilah ikut senang masih duduk bersama Zahra di tribun menyaksikan para pemain yang saling berpelukan dan menyapa fans mereka. Bahkan para pemain timnas membuat story di ponsel mereka. Kini mata Bilah menangkap sosok Rafael yang tengah berjalan menuju pinggir lapangan dengan sebotol air mineral ditangannya.

Pria itu berjalan dengan tatapan dingin menatap sekilas kearah Bilah yang ia lewati dan berhenti tepat di depan tribun Noa. Disitu ia dapat melihat senyum merekah Noa ketika Rafael memberinya sebotol air minum dan mereka sempat ngobrol . Bilah sedikit cemburu meremas tali tas selempang nya dengan perasaan terluka melihat bagaimana Rafael perhatian pada Noa. Ia menatap kearah lain ketika dari sudut matanya ia dapat melihat Rafael kini menatap kearahnya

"Sepertinya dia sengaja membuatmu cemburu," celetuk Zahra menatap Rafael tidak suka. Bilah hanya diam.memdadak euphoria kemenangan yang ia rasakan sebelumnya padam. Apapun motif Rafael pria itu berhasil menorehkan luka dihatinya.

Wajah sedih Bilah tidak luput dari perhatian Nathan. Dan pria itu tidak tega. Nathan berlari kearah tribun Bilah dengan sebotol air yang ada di tangannya kemudian menghampiri tribun Bilah.

Banyaknya flash camera kini memotret kearah Rafael dan Nathan di lapangan

"Bilah," bilah terperanjat dari lamunannya ketika suara seseorang memanggilnya dan Nathan ada dibawah sana menyodorkannya sebotol air. Bilah berdiri dari duduknya di susul Zahra

"Minumlah. Pasti haus. Terimah kasih sudah mendukung kami hari ini," Nathan tersenyum hangat ketika Bilah sudah mengambil minuman ditangannya

"Cuman Bilah nih yang di kasih minum, aku mana?" Teriak Zahra sangat kencang yang sengaja gadis itu lakukan dan berhasil menarik perhatian Rafael yang terlihat tidak suka disana.
Nathan terkekeh.

"Berdua ajah yah, air minumnya sudah habis," seru Nathan

"Terimah kasih Nathan," seru Bilah sebelum pria itu pamit disusul Rafael yang kini berjalan kearah tribun nya dan sempat menghampirinya. Pria itu berdiri tepat di hadapan Bilah dengan tatapan tajam disana.

"Apa yang kau lakukan hari ini berhasil Salsabilah. Dan kau sepertinya butuh dihukum," ujar Rafael menatap Bilah tajam kemudian berlalu meninggalkan Bilah yang diam
Bikah mematung mencerna ucapan Rafael.

"Dasar aneh," sembur Zahra menatap Rafael tidak habis pikir.

"Sebaiknya kita pulang," seru Bilah masih memikirkan ancaman Rafael tadi.

******

Dengan perasaan campur aduk sedih kesal serta tubuhnya yang terasa lemas Bilah memasuk lift hotel tidak bersemangat. Pikirannya selalu tertuju pada Rafael yang begitu perhatian pad Noa hari ini ditambah ancaman Rafael tadi di Lapangan. Dan ia tahu jenis ancaman apa itu.

Ia terpaksa kembali ke kamar hotel sendiri karena Zahra bertemu pamannya. Ia menghela nafas berat entah mengapa ia tidak seperti biasanya mudah kelelahan. Pintu lift terbuka dan seseorang dengan jaket hitam menutupi kepalanya ditambah masker di wajahnya masuk dan entah mengapa membuat Bilah sedikit takut .

Orang itu memencet lantai tujuannya yang berada dua lantai di lantai kamar Bilah dan Zahra. Bilah merasa was-was dengan orang di depannya beristigfar dalam hati mulai takut soalnya gerak-gerik orang itu sedikit mencurigakan sesekali menatap Bilah melalui cermin lift di depannya.

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang