Bab 43

2.7K 191 46
                                    

Aku update sekarang special buat semua readers yang selalu nungguin cerita ini. Makasih banyak atas masukan ceritanya.

Mungkin bisa tinggalkan komentar bagaimana kelanjutan cerita ini.siapa tahu dari ide kalian aku dapat jadikan referensi buat part selanjutnya.

Jangan lupa vote yah. Maaf kalau ada typo soalnya nggak edit dulu

Happy reading

Bilah membuka matanya perlahan menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya lampu yang sempat menyilaukan matanya dengan kepala yang masih terasa berat. Bilah menatap sekelilingnya terasa asing, bahkan bau ruangan ini tercium bau obat-obatan.
Ia tersadar dimana ia sekarang ketika matanya menangkap selang infus yang tertancap di tangan kanannya dengan tiang infus yang yang tepat berada di sampingnya.

Ia di rumah sakit. Apa separah itu hingga ia harus dilarikan ke rumah sakit.

"Bilah," suara itu terdengar sangat legah sembari menghembuskan nafas legah . Dan Bilah Menoleh pada pria yang menjulang tinggi dengan wajah berantakan kini menatapnya terlihat khawatir

"Aku panggilkan dokter yah," serunya dan Bilah hanya mengangguk. Kepalanya masih berdenyut sedikit pusing

Lantas pria itu keluar dan tidak beberapa lama seorang dokter berparas cantik dengan hidung mancungnya khas wajah cantik orang arab masuk dan tersenyum hangat

Ia dengan telaten memeriksa Bilah dengan stetoskopnya Dan setelah itu ia menatap pria yang berdiri tepat di sampingnya sembari tersenyum

"Anda suaminya?" Tanyanya dalam bahasa inggris yang fasih. Pria yang ditanya bukannya menjawab malah terlihat salah tingkah

"Maaf dok, dia teman suami aku," jawab Bilah tidak enak pada Nathan karena pertanyaan dokter barusan

"Ough maaf, aku kira suaminya," sesal dokter itu tidak enak

"Apa masih pusing?" Tanya dokter itu kembali dan Bilah mengangguk

"Kepalaku terasa berat," keluh Bilah.

Dokter itu kembali tersenyum

"Miss harus banyak istirahat dan tidak boleh stress dan banyak pikiran. Karena itu dapat mempengaruhi janin yang ada dalam kandungan an-"

"Janin?" Potong Bilah cepat takut ia salah dengar dengan ucapan dokter barusan. Jantungnya mulai berdebar penasaran
Dokter mengangguk melukiskan senyumnnya

"Ia. Janin anda baru berusia dua Minggu dan masih tergolong muda. Jadi anda perlu hati-hati," Bilah membulatkan matanya masih tidak percaya, walau secercah kebahagiaan menghampiri hatinya saat ini

"Maksud dokter aku hamil?" Tanya Bilah kembali ingin memastikan yang diberi anggukan oleh dokter cantik itu.

Seketika Bilah dapat merasakan dirinya melayang, rasa sedihnya seakan menguar dan kebahagiannya tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.
Bahkan tanpa sadar ia meneteskan air matanya reflek mengelus perut datarnya beberapa kali berterimah kasih pada Allah di dalam hatinya.

"Sepertinya anda baru mengetahui kehamilan anda?" Bilah mengangguk mengusap wajahnya dimana air mata itu tak bisa ia bendung

"Selamat Miss atas kehamilannya," dokter itu mengulurkan tangannya tersenyum

"Terimah kasih dokter," serunya sangat bahagia. Nathan ikut bahagia melihat kebahagiaan di wajah Bilah walau ada sedikit rasa cemburu dihatinya jika saat ini ada anak Rafael di dalam diri Bilah. Namun kebahagiaan Bilah yang paling utama baginya. Kebahagiaan gadis itu adalah kebahagiaannya juga.

"Aku yakin suami anda pasti akan sebahagia anda saat ini jika mengetahui kehamilan anda," seru dokter itu yang kini sudah mengubah mimik wajah Bilah seketika. Bilah hanya tersenyum kaku kemudian dokter pamit dan meninggalkan Nathan dan Bilah berdua.

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang