Dokter baru saja keluar dari kamar Bilah setelah infus berhasil dipasang di tangan Rafael. Pria itu langsung tidur nyenyak tidak gelisah lagi ketika dokter sudah menyuntikkan obat untuk Rafael
"Rafael terserang demam karena kelelahan dan banyak pikiran, sepertinya juga karena pengaruh cuaca di Indonesia," penjelasan dokter tadi membuatnya mendesah panjang duduk disamping Rafael beberapa kali mengganti kompresan pria itu sembari memperbaiki selimut Rafael, dn sesekali menghapus keringat di kening dan di leher Rafael
Perhatian yang dilakukan Bilah tidak luput dari pengawasan Nathan yang ada disana duduk di sofa tak jauh dari mereka. Bilah terlihat sangat peduli pada Rafael dapat dilihat dari raut khawatir gadis itu. Tetapi apa hubungan yang sesungguhnya antara Rafael dan Bilah sampai Rafael bisa tidur di kamar hotel Bilah.
Itu yang sedari tadi menganggu pikiran Nathan, sepertinya ikatan mereka sangat kuat hingga Bilah tidak keberatan Rafael ada di kamarnya. Dan Bilah belum menjelaskan semua itu, ia enggang untuk bertanya,. Berharap Bilah yang menjelaskannya sendiri."Sebaiknya kamu istirahat dulu Rafael pasti akan segera membaik," seru Nathan khawatir ketika Bilah masih saja sibuk mengurus Rafael padahal gadis itu beberapa kali menguap.
Astga kenapa Bilah jadi melupakan Nathan. Ia merasa bersalah berjalan kearah Nathan dan duduk di depan pria itu"Akhirnya diperhatikan juga," ucap Nathan dalam bahasa Belanda ketika Bilah sudah duduk ditempatnya
"Maafkan aku karena sudah merepotkan mu malam-malam begini," seru Bilah terlihat tidak enak pada Nathan yang kini tersenyum lembut
"Tidak apa-apa Bilah, Rafael juga teman kami, jadi siapapun pasti akan membantumu, apalagi besok kami harus bertanding," jelas Nathan tanpa sedikitpun melepas pandangannya ke wajah Bilah yang sangat cantik tanpa polesan make up*Terimah kasih," Bilah tersenyum "sebaiknya kamu juga kembali beristirahat, jangan sampai kamu ikutan sakit, cukup Rafael yang sakit saat ini," dada Nathan menghangat ketika ada sedikit rasa khawatir untuk dirinya dari Bilah.
"I am fine Bilah, yang harus istirahat itu kamu, kamu terlihat mengantuk dan kelelahan, biar aku yang menjaga Rafael kalau pria itu butuh sesuatu,"
Bilah menggeleng dengan wajah lelahnya
"No Nathan, i am ok. Aku tidak bisa tidur sebelum melihat Rafael baik-baik saja,"
"He Will fine, dokter sudah memberikan suntikan obat penurun demam dan antibiotik, lagian kalau aku meninggalkan kalian, bagaimana caranya besok kau menjelaskan pada coach Shin tentang situasi yang terjadi saat ini, coach Shin akan marah besar kalau tahu Rafael sakit dan kenapa bisa berakhir disini," Bilah mendesah panjang, perkataan Nathan ada benarnya.
"Baiklah, kamu tidur di sofa itu ajah yah, setidaknya kamu harus istirahat"
Nathan mengangguk mulai membaringkan tubuhnya
"Good night Bilah," seru Nathan yang dijawab kata yang sama oleh Bilah menghampiri Rafael dan duduk disamping pria itu membaringkan kepalanya diatas ranjang dan memegang tangan Rafael
"Cepat sembuh Rafael ," serunya menatap wajah pucat Rafael dengan mata yang sudah mulai mengantuk, hingga gadis itu tertidur pulas. Apa yang dilihat Nathan malam ini menghadirkan sedikit rasa cemburu di hatinya.*******
Bilah perlahan membuka matanya takkala ia merasakan seseorang mengelus kepalanya yang masih terbungkus hijab. Ia mendongak keatas dan menemukan Rafael yang kini tersenyum dengan wajah yang tidak sepucat semalam.
"Bangun, sholat subuh," ucapnya masih dengan suara yang terdengar lemah masih mengusap kepala Bilah
*Rafael bagaimana perasaanmu, kepalanya masih sakit?" Tanya Bilah masih khawatir. Rafael menggeleng
"I am fine now,"
"Ough syukurlah," ucap Bilah dengan penuh kelegaan
"Kita sholat yah, ini sudah pukul setengah 6,nanti kamu nangis lagi telat sholat subuhnya,"
"Apaan sih," seru Bilah malu jika mengingat itu. Rafael terkekeh
"Aku bantu kamu ke kamar mandi yah untuk wudhu," Rafael mengangguk namun suara Nathan berhasil menghentikan Bilah yang akan membantu Rafael turun ke ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Idol
Romancegadis cantik berdarah Indonesia Arab yang di jodohkan dengan seorang pemain sepak bola terkenal adalah ujian berat bagi gadis Sholeha ini. melihat bintang dari dekat ternyata tak seindah melihatnya dari kejauhan.