Bab 13

3.7K 164 3
                                    

Terimah kasih banyak buat yang baca dan komen cerita gaje ini.
Aku buat cerita ini buat hiburan ajah jadi maaf kalau alurnya nggak jelas hehehe.
Tolong berikan masukan setipa baca supaya jadi semangat nulisnya heheh

Rafael baru saja keluar dari ruangan Erick Tohir takkala ia baru saja meninggalkan lyodra dan Zahra yang tengah menyelesaikan masalah apa yang sebenarnya tadi terjadi di lapangan.

Matanya mencari sosok gadis yang sangat dikhawatirkannya semenjak di lapangan. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa seolah ia mengenal Bilah dengan baik di depan teman-temannnya. Ia belum siap berbagi dengan siapapun mengenai Bilah.

Bilah gadis yang mudah menarik perhatian banyak kaum Adam. Lihat saja tadi bagaimana teman-temannya menatap Bilah begitu tertarik. Apalagi laki-laki yang berada di dekat Bilah tadi di lapangan. Nathan pemain baru yang baru saja di naturalisasi menatap istrinya dengan pandangan yang tertarik dan Rafael sungguh tidak menyukai itu.

Ketika sudah melangkah turun langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang yang ternyata Bilah dengan pria yang baru saja di pikirannya. Nathan
"Shit," umpatnya kesal ketika melihat pria itu tengah mengobrol dengan istrinya
Buru-buru Rafael menghampiri Bilah dengan perasaan kesal sekaligus menahan marah
"Bilah," panggilnya dingin yang berhasil membuat gadis itu menoleh dengan satu tangan masih mengompres wajahnya yang sakit
"Rafael," cicit Bilah merasa takut Rafael akan berpikiran buruk tentangnya karena tengah mengobrol dengan pria lain.

Rafael dengan cepat berjalan kearah Bilah dan menarik gadis itu dari duduknya sembari menatap Nathan tajam tidak suka. Rafael melewati Nathan begitu saja sembari masih menarik Bilah masuk ke gedung sampai mereka berada di pojok ruangan yang sepi.
Rafael melepaskan tangannya di tangan Bilah dan menatap istrinya dari bawah sampai keatas hingga ia bisa melihat wajah Bilah yang terlihat membengkak. Penuh khawatir menutupi rasa marahnya saat ini
"Ya ampun bilah, ada pada dengan wajahmu?" Tanyanya khawatir mengelus wajah putih itu khawatir
Bilah meringis ikut memegang wajahnya diatas tangan Rafael
"Nggak apa-apa kok ini b,"
"Gimana nggak apa-apa bengkak begini, kamu juga ikut bertengkar tadi?" Tanya Rafael Masih mengelus pipi Bilah
Bilah menggeleng
"Aku berusaha memisahkan Zahra tadi, tetapi aku yang kena tamparan," ucap Bilah terkekeh tetapi makin membuat rasa khawatir di wajah Rafael
"Ya ampun Bilah kamu kalau ada yang bertengkar nggak usah ada acara misahin begitu lagi, kamu itu ceroboh, lihat akibatnya pipimu jadi bengkak begini," decak Rafael tidak suka
"Ayo kita masuk, kita kompres wajahmu," Bilah menggeleng dan tiba-tiba memeluk Rafael menyembunyikan wajahnya di dada bidang Rafael
" I Miss you," seru Bilah menghirup aroma yang dirindukannya beberapa hari ini
" I Miss you too," ucap Rafael balas memeluk Bilah mengelus punggung kecil itu sesekali mencium kepala Bilah penuh sayang
"Ini rindunya bukan karena pengen sesuatu kan?" Mendengar itu tiba-tiba Bilah melepaskan pelukannya dan menatap Rafael dengan senyuman penuh arti
"Benar kan?" Ada maunya," Bilah terkekeh menatap Rafael
"Aku boleh yah ikut ke Vietnam please," ucap Bilah dengan nada permohonan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Kalau melihat apa yang terjadi hari ini, sebaiknya kamu ndag ikut, aku takut aku tak bisa mengawasimu dan terjadi sesuatu padamu," Bilah mengerucutkan bibirnya lucu di mata Rafael
"Aku bisa jaga diri sendiri, aku janji tak akan buat masalah.lagi pula Zahra juga akan ke Vietnam jadi please aku juga mau ikut yah," Rafael please," ucap Bilah kembali memohon sembari memeluk Rafael manja menatap keatas kearah Rafael yang menatapnya serius
"Aku mohon, aku janji akan melakukan apapun asalkan kamu mengizinkan aku pergi yah," tambah Bilah mengeluarkan puppy eyesnya yang kini membuat Rafael mendesah panjang
"Baiklah, dengan satu syarat?"
"Apa?" Tanya Bilah penasaran
"Nggak ada acara dekat-dekat dengan pemain timnas disini,"
"what?" Pekik Bilah tidak percaya dengan ucapan Rafael
"Emangnya aku mau dekat dengan siapa?" Aku juga tidak kenal siapapun kecuali kamu dan Ivar ," sahut Bilah tidak habis pikir dengan syarat Rafael
"Terus yang tadi itu apa? Pake acara di kompresin wajahnya sama si Nathan," ucap Rafael tidak suka
"Nathan?" Jadi nama teman satu timmu itu Nathan?" Kok wajah orang itu familiar yah, rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat, tetapi dimana yah " ucap Bilah mencoba mengingat wajah Nathan
"Nggak usah mengingatnya, nggak penting si Nathan itu. Dan jangan dekat-dekat dengannya" decak Rafael tidak suka Bilah mengingat-ingat pria itu
"Ya udah jadi aku bisa pergi?" Tanya Bilah memastikan kembali takut pria itu malah berubah pikiran
Rafael hanya mengangguk sebagai jawaban membuat Bilah reflek mencium bibir Rafael singkat
"Thank you," ucap Bilah malu-malu membuat Rafael tidak percaya atas apa yang Bilah lakukan barusan
"Jadi harus kabulkan dulu nih kemauannya agar bisa dapat ciuman duluan," seru Rafael yang kini malah memeluk pinggang Bilah posesif. Sedangkan yang dipeluk malah menundukkan wajahnya malu
"Sudah ah aku mau pulang," seru Bilah mencoba melepas pelukan Rafael tetapi pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya
"Kamu nggak bisa pergi begitu saja, sebelum -"
"Sebelum apa?" Tanya Bilah dan kini sudah menatap wajah Rafael yang tersenyum penuh arti membuat Bilah merasa ngeri dengan senyuman itu
Namun tanpa Bilah sangka pria itu malah menciumnya dalam dan panjang membuat seseorang yang sedari tadi menyaksikan kedua pasangan itu mengepalkan tangannya menahan marah tak bisa berbuat apa-apa. Ia akan mencari tahu siapa perempuan yang ia tahu sebagai sahabat ponakan pak Erick Tohir bagi Rafael . Apa hubungan gadis itu dengan Rafael? Sungguh dia tidak akan pernah merelakan Rafael dengan siapapun
******
"Coach Shin Taeyong, dan yang lainnya aku minta maaf atas apa yang terjadi tadi di lapangan, aku juga yang salah lupa memberitahu kalian kalau hari ini ponakan saya dan temannya akan berkunjung karena mereka mengidolakan kalian," tutur Pak Erick. Dengan gaya bahasanya yang santun menatap kearah pemain yang masing-masing duduk di meja bundar di dalam kantin menikmati makanan mereka.
"ITS oke pak," seru yang lainnya
"Dan aku mohon pada kalian apapun masalah pribadi kalian jangan sampai mempengaruhi performa kalian dan bersikap profesional lah, dan kamu Lyodra,dan Rafael " tunjuk pak Erick pada Lyodra dan Rafael
"Jangan terlalu sering berkunjung kesini, ini tempat latihan bukan tempat untuk nge date. Jadi kuharap jaga batasan kalian," Rafael terlihat tidak enak pada pak Erick dan teman-temannya yang lain

"Maafkan aku pak," sesal Rafael, pak Erick tersenyum kearah Rafael
"Iya, aku hanya mengingatkan bukan melarang pacaran, begitupun dengan yang lainnya. Posisikan masalah pribadi dan profesionalisme kalian pada tempatnya.
"Siap pak," teriak semuanya
"Dan kamu Zahra," tunjuk pak Erick pada Zahra yang duduk tepat di meja bundar di depan para pemain timnas yang tengah menyesap segelas espresso kesukaannya bersama Bilah
"Minta maaf atas perbuatanmu tadi," Zahra berdiri dari duduknya sedikit membungkuk
"Aku minta maaf atas apa yang terjadi tadi," sesal Zahra
"Yah udah, Zahra kamu kan datang hari ini karena mau menemui salah satu idola kamu di timnas, om kasih kesempatan untuk berfoto atau apapun itu, kamu mengidolakan siapa?" Tanya Pak Erick, Zahra tersenyum. Memperlihatkan deretan giginya yang putih
"Semuanya om heheh," ucap Zahra tanpa malu
"Kalau temannya yang jilbab pink mengidolakan siapa ? Itu suara Marcelino yang kini menatap Zahra yang terlihat salah tingkah karena semua kini menatap kearahnya
"Sudah ada yang punya belum yah pak?" Soalnya wajahnya kek mengajak berumah tangga,"
Itu suara Justin dengan accent englishnya yang kental membuat Rafael yang sedari tadi diam kini mengepalkan tangannya ketika satu persatu temannya menggoda Bilah yang terlihat hanya diam sembari tersenyum malu.
Apa-apaan mereka menggoda istri orang, sampai mengatakan mengajak berumah tangga . Ingin rasanya Rafael berteriak kalau Bilah adalah istrinya namun sayangnya ucapan itu hanya sampai di hatinya mengepalkan tangannya ketika suara gaduh dan tawa kini berpusat pada Bilah.
"Mari kita tanya orangnnya, siapa yang kau idolakan nak Bilah?" Tanya pak Erick menggunakan bahasa inggris
"Sepertinya anak timnas balik mengidolakan mu," bisik Zahra yang sedari tadi fokusnya menatap Lyodra yang terlihat tidak suka Bilah menjadi pusat perhatian saat ini.
Bilah terlihat salah tingkah ketika semuanya diam dan menatap kearahnya hingga tiba-tiba seorang pria berwajah dingin datang dengan sebuah mawar putih ditangannya menghampiri Bilah dan memberikan bunga itu pada Bilah
"Kau meninggalkannya tadi," ucap pria itu menyodorkan bunga yang memang Bilah bawa untuk Rafael.
"Woah woah, Si Nathan introvert kita sudah start duluan nih, curang kamu Nathan," teriak Asnawi
pak Erick menggelengkan kepalanya tertawa menatap anak-anak timnas. Ia pamit bersama coach Shin Taeyong memberikan waktu anak-anak muda itu untuk bersantai sejenak
"Nggak nyangka yah Nathan kita romantis juga haha haha,"semuanya tertawa kecuali Rafael yang dengan mati-matian menahan emosinya menatap Bilah dan Nathan di depan sana.
Nathan terlihat tidak peduli dengan perkataan teman-temannnya. Pria itu dengan santainya meninggalkan Bilah menuju prasmanan untuk mengambil makanan.
"Sebaiknya kamu bawa bunga itu pada Rafael, buat gadis disampingnya kesal," ucap Zahra yang disetujui oleh Bilah.

Bilah bangkit dari duduknya yang tak luput dari perhatian yang lainnya ketika Bilah berjalan kearah meja Rafael dan menyodorkan bunga itu kearah Rafael
"Ini bunga yang aku beli tadi, untuk kamu," ucap Bilah terlihat malu-malu.
Rafael mengambilnya dengan wajah yang masih kesal
"Terimah kasih," ucap Rafael datar
"Wah ternyata idolanya Rafael, kami jadi patah hati," ucap Justin pura-pura kecewa
"Rafael jangan rakus dong sisakan juga untuk kami yang jomblo ini, kau pilih Bilah atau Lyodra?" Itu suara Asnawi yang sukses membuat Rafael membelalakkan matanya kearah asnawi, kemudian menatap Lyodra dan Bilah secara bergantian.

"Pasti Rafael pilih saya lah, kekasihnya, dia kan cuman fans doang, ngapain Rafael disuruh memilih," seru lyodra yang menahan jengkel sedari tadi Karena wanita ini menjadi pusat perhatian mengeratkan pelukannya di pinggang Rafael.

Diam-diam Bilah meremas ujung dress-nya menahan rasa sedih dihatinya ketika Rafael hanya diam
"Kalau begitu Bilah bisa pilih diantara kami,jangan mengidolakan yang sudah punya kekasih sulit untuk digapai," semuanya tertawa
"Nggak sopan bilang begitu pada perempuan, emangnya Bilah apaan suruh milih kalian,"
"Iya pak ustad Nathan, kami hanya bercanda" seru Justin pada Nathan yang sedari tadi memperhatikan
" Sepertinya kamu yang tertarik sama Bilah, peduli banget sih," celetuk Ivar sengaja menggoda Rafael yang mengepalkan tangannya saat ini
"Peduli bukan berarti tertarik," jawab Nathan menyudahi makannya.
"Semoga kamu suk-"
"Rafael nggak suka bunganya," seru Lyodra yang tiba-tiba membuang bunga itu tepat di depan Bilah
"Lyodra," teriak Rafael memperingati gadis itu atas apa yang ia lakukan barusan
"Sebaiknya kamu pergi dari hadapan saya, kau menganggu ajah acara makan kami," Zahra yang melihat itu bangkit dari duduknya menghampiri Bilah. Namun Bilah mencegat Zahra yang ia tahu akan berbuat keributan lagi jika tidak mencegat gadis itu
" Sebaiknya kita pulang Zahra," ucap Bilah kemudian berjongkok mengambil bunganya dengan perasaan sedih dan hancur meninggalkan ruangan itu. Nathan dapat melihat kesedihan bahkan tangis itu jatuh lagi di pelupuk mata indah itu.
Nathan bangkit dari duduknya kemudian melewati meja Rafael namun pria itu tidak lewat begitu saja, Nathan sempat berhenti menatap Lyodra dan Rafael bergantian
"Jangan menyia-nyiakan mutiara yang berharga yang kamu miliki hanya karena sebuah berlian yang menyilaukan," ucap Nathan kemudian keluar dari ruangan itu yang membuat seisi ruangan itu terdiam mencerna ucapan Nathan.
****

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang