Bab 54

2.3K 154 32
                                    


Happy reading

Bilah menangis terisak di pelukan Rafael sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu
.
Bilah tidak sanggup menatap kembali wajah Keysa yang ada di gendongan Alif. Rasanya begitu berat untuk berpisah dengan Keysa setelah beberapa Minggu ia bersama ponakannya itu.

"Sayang sudah yah, nanti kalau aku ada waktu pasti kita ke Turkey lagi yah bertemu Keysa," Bilah bukannya diam malah mengencangkan tangisnya

"Bilah sudah jangan menangis lagi nanti Abang yang ke Indonesia kalau pekerjaan Abang di kantor tidak banyak lagi," ucap kakaknya mencoba menenangkan Bilah namun gadis itu masih menangis

"Sayang sudah ah, malu dilihat orang," Rafael mengelus punggung Bilah Mencoba menenangkannya kembali. Alif yang melihat sikap manja Bilah kini menjadi jengkel

"Iya jangan cengeng gitu, udah punya suami bahkan sudah mau punya anak masih saja cengeng begitu," cibir kakaknya yang kini membuat Bilah akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap kakaknya tajam tidak terima karena di sebut cengeng

"Nggak malu sama suami kamu?" Tambah Alif ketika Bilah menatapnya jengkel

"Abang jahat banget, lagi sedih dibilangin cengeng," jengkel Bilah menatap kakaknya. Namun ketika melihat wajah Keysa yang tertawa menatapnya ia jadi sedih kembali.

Ia menghampiri Keysa dan kini mencium pipi Keysa lama

"Aku pasti merindukan kamu sayangku," seru Bilah menatap Keysa sedih

"Sudah, itu pesawatnya sudah mau berangkat," seru Alif ketika terdengar suara pengumuman untuk keberangkatan ke Indonesia.

"Janji yah, bawa Keysa ke Indonesia," Bilah masih memegang tangan kecil itu terlihat tidak mau melepaskannya.

Alif mengelus kepala adik kesayangannya itu

"Ia kakak janji,"

"Jangan sedih lagi, nanti kamu bisa video call kalau rindu," seru Aisyah.

Dengan berat hati Bilah melepaskan tangan kecil itu ketika Rafael sudah menariknya di sisinya

"Kami pamit yah kak. Terimah kasih sudah menjaga Bilah waktu Rafael tidak ada," Rafael pamitan mencium punggung tangan Alif
Alif mengangguk

"Jaga Bilah dengan baik. Jangan buat dia kabur lagi," Rafael mengangguk

"Dan kau Bilah, kalau punya masalah jangan kabur, tetapi di selesaikan dengan baik," nasehat kakaknya. Namun Bilah terlihat tidak peduli.
Mata gadis itu tak lepas dari Keysa merasa kehilangan ketika mereka sudah berjalan masuk kedalam pesawat.

Rafael memeluk pinggang Bilah posesif, menuntun gadis itu dengan hati-hati . Keduanya hanya membawa tas ditangan tanpa koper. Koper keduanya sudah dibawah ivar ke Belanda. Dan Rafael hanya membeli baju yang saat ini ia pakai. Begitupun dengan Bilah.

"Mau makan sesuatu?" Tanya Rafael ketika mereka sudah duduk di kelas bisnis menggunakan Qatar airways

Bilah menggeleng sembari membaringkan tubuhnya dan menarik selimut membelakangi Rafael.

Bilah lagi nggak mood untuk makan dan ngobrol. Ia masih sedih membayangkan wajah lucu Keysa

Rafael menghembuskan nafas panjang memijit keningnya sedikit frustasi
Rafael ikut membaringkan tubuhnya menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 08.00 malam.

Bilah belum makan malam, dan gadis itu harus makan untuk mengisi perutnya

Rafael ikut merebahkan tubuhnya menghadap Bilah yang membelakanginya kemudian memeluk gadis itu dari belakang

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang