Bab 64

2.1K 145 25
                                    

Jangan lupa komentar dan vote yah biar tambah semangat heheh

Kalau typonya aneh nggak nyambung di naymbungin ajah yah wkwkkw

Happy reading

Bilah menatap nanar pria yang meringkuk tak sadarkan diri di sofa ruang tamu villa mewah yang di sewa Zahra. Pria itu jatuh pinsang setelah memanggil nama Bilah beberapa kali tampak putus asah tepat di depan pintu.

Bilah jadi tidak tega jadi ia dengan susah payah menyeret pria itu masuk kedalam bersama Zahra dan menidurkannya di sofa

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya pada pria itu," Bilah mengangkat bahunya tidak tahu. Ia merasa khawatir sekaligus takut saat ini.

"Sebaiknya kita tunggu Rafael saja," saran Zahra mengingat pria itu kini melakukan penerbangan ke Bali karena teriakan pria di depannya.

Rafael betul-betul sudah sangat bucin dengan Bilah. Padahal Bilah sudah menjelaskan jika keadaan disini baik-baik saja. Dan pria itu hanya pria teman Bilah yang mabuk, bukan orang yang mau berbuat jahat padanya tetapi pria itu tetap ingin terbang ke Bali bahkan membatalkan kontraknya sepihak hanya karena masalah kecil

"Rafael betul-betul bucin denganmu hahaha. Sepertinya ia tak ingin miliknya disentuh sedikitpun. Pakai pelet apa kamu sampai Rafael sebucin itu," Zahra tertawa menatap wajah kesal Bilah yang kini menatapnya tajam

"Apaan sih. Sebaiknya kita memikirkan bagaimana reaksi Rafael melihat pria ini. Ia pasti akan mengomeliku tentang pria ini," Bilah menghembuskan napasnya kasar berjalan memasuki kamar.

Sekarang sudah pukul 12.00 malam dan sebentar lagi Rafael akan tiba.

"Apa kita minta tolong ajah pada Nathan untuk membawa pria ini?" Ide Zahra tiba-tiba yang disetujui Bilah.

Ia tidak mau Rafael mendapati pria itu saat ini dan menginterogasinya . Ia yakin Rafael akan banyak bertanya tentang pria itu dan Bilah malas menjelaskannya

"Aku akan menghubungi Nathan," seru Bilah kemudian menekan nomor Nathan dan pria itu mengangkatnya di deringan pertama.

Bilah menjelaskan situasinya saat ini dan Nathan setuju membantunya. Ia bernapas legah mematikan sambungan ponselnya

"Sepertinya kita harus bergegas Rafael sudah tiba di bandara menuju kesini," seru Bilah ketika satu pesan masuk dari Rafael.

Beberapa menit kemudian suara ketukan pintu terdengar, Nathan muncul di balik kemeja putih dengan celana pendek yang pria itu kenakan

"Maaf menganggu waktumu bersama keluargamu," sesal Bilah ketika tadi ditelepon Nathan mengabari kalau mereka ada di Bar bersama keluarganya.

Nathan tersenyum hangat

"Nggak apa-apa. So apa yang harus aku lakukan?" Bilah menatap kearah pria yang masih tak sadarkan diri di sofa

"Itu kan pria yang tadi sore. Apa yang dia lakukan disini?" Bilah menghembuskan napas kasar

"Ia datang untuk menemui aku tetapi pria itu mabuk, padahal yang aku tahu dia tidak pernah menyentuh alkohol sama sekali," Pikiran Bilah melambung jauh mengingat kembali bagaimana sikap pria itu. Pria yang pernah menjadi masa lalu Bilah

"Sepertinya dia sangat menyukaimu hingga rela mabuk seperti ini," tebak Nathan tahu persis bagaimana perasaan pria ini. Ia pernah melakukan hal yang sama ketika mengetahui ternyata Bilah istri Rafael dan itu sangat menyakitkan

"Sebaiknya kita bawa keluar sebelum Rafael datang," Zahra memecah keheningan karena keduanya tampak melamun

Dengan cepat Nathan menghampiri tubuh pria itu dan memapahnya membawanya ke depan pintu namun terlambat, Rafael sudah berdiri disana mematung menatap situasi saat ini. Bilah yang terlihat khawatir dibelakang Nathan yang memapah seorang pria dan Zahra yang terlihat memegang kedua sepatu pria itu

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang