Bab 50

3.5K 214 57
                                    

Maaf kalau banyak typo. Nanti malam aku revisi kalau ada typo nya. Jadi aku update dulu pagi ini untuk kalian yang sudah lama nungguin hehhe

Happy reading

Bilah menatap video Rafael yang tengah menangis di pelukan pak Erick. Pria itu terlihat sangat sedih atas kekalahannya melawan Guinea. Bahkan pria itu terisak membuat Bilah ikut sedih

Ia mengusap layar ponselnya dan sangat merindukan Rafael. Semalam ia tiba-tiba menangis dan ingin sekali tidur dipelukan pria itu membuatnya tidak bisa tidur dan menghasilkan lingkaran hitam di bawah matanya. Sepertinya anak mereka sangat merindukan ayahnya. Bilah jadi tidak tega memisahkan Rafael dengan anaknya jika ia terus mengalami gejala seperti ini.

Tetapi Rafael pasti sudah tidak menginginkannya. Pria itu sudah mengatakan jika Bilah meninggalkan kamar hotel waktu itu, berarti hubungan mereka selesai. Dan Rafael sudah bahagia bersama Noa .

"Bilah!" Panggil seseorang membuyarkan lamunannya yang tengah melamun di ruang tamu, cepat-cepat ia menghapus air matanya dan tersenyum menatap seorang gadis yang berjalan kearahnya dengan menggendong bayi yang masih berumur 6 bulan yang terlihat sangat lucu memegang mainan berbentuk pisang ditangannya

"Kak Aisyah," jawabnya dan gadis itu duduk tepat disampingnya sembari memangku anak kecil itu

"Kamu masih mual?" Bilah mengangguk "dan sepertinya semakin parah, aku bahkan tidak bisa menatap matahari sedikit cahaya ajah langsung mual. " Adu Bilah merasakan beberapa hari ini. Ia hanya berada di kamar dan menutup rapat gorden kamar karena tak bisa menatap matahari secara langsung. Mualnya semakin parah. Bahkan ia bisa bangun tengah malam dan muntah

Gadis itu tersenyum

"Itu sudah biasa untuk ibu hamil saat trimester awal. Aku bahkan lebih parah karena satu bulan hanya bisa berbaring. Berdiri sedikit saja langsung pusing dan mual," ucap Kaka iparnya itu sembari menatap anaknya yang tertawa. Bilah merasa gemas
Bilah mencium pipi tembem itu

"Dan sekarang dibayar dengan ponakan aunty yang lucu" seru Bilah mencium pipi tembem itu beberapa kali merasa gemas membuat bayi lucu itu terkikik menatap Bilah dengan mata bulatnya

"Dan tahun depan Keysa juga udah punya sepupu yang pastinya akan seganteng ayahnya jika cowok," senyum Bilah memudar, ia kembali mengingat Rafael membuat Aisyah merasa tidak enak

"Maaf, aku tid-"

"Nggak apa-apa kak," potong Bilah dengan smeyumnnya tidak mau kakak iparnya itu merasa bersalah

"Bilah nggak ada niat hubungi Rafael?" Maaf, bukannya kakak ikut campur. Tetapi masalah itu harusnya dibicarakan Bilah, bukan dengan cara kabur seperti ini," Aisyah hanya menasehati, tidak tega melihat wajah sedih Bilah setiap hari

"I know, umi dan Abi juga mengatakan itu semalam. Bahkan memarahi Bilah karena meninggalkan Rafael. Aku pasti sudah sangat berdosa kan kak?" Tanya Bilah terdengar seperti kepada dirinya sendiri

"Ia Bilah, kalau dalam agama kita meninggalkan suami itu adalah haram. Apalagi berpergian jauh seperti ini tanpa suami kamu. Itu adalah dosa besar Bilah, apapun masalah kalian," mendengar itu Bilah menjadi semakin merasa berdosa saat ini.

Emosi telah membuatnya melakukan dosa dan pasti ini tujuan syaitan untuk rumah tangganya.

Ia mendesah panjang

"tetapi untuk saat ini aku belum siap bertemu Rafael kak," aku masih butuh sendiri," ucapnya tampak melamun menatap keluar ke taman yang dihiasi lampu

"Tetapi anak yang ada dalam kandunganmu membutuhkan ayahnya. Sekalipun anak itu belum lahir ke dunia. Ada saatnya kau merasa membutuhkan suamimu Bilah. Apalagi di masa ngidam seperti ini. Aku bahkan selalu merepotkan Alif di tengah malam ingin makan sesuatu dan aku yakin kau pasti merasakan itu juga,"

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang