Bab 61

3.1K 186 46
                                    

Maafkan aku semalam belum selesai nulisnya mana udah ngantuk banget jadi postnya hari ini

Silahkan tinggalkan komentar biar aku tambah semangat hehhe.
Oh yah happy Ied Mubarak teman-teman mohon maaf lahir batin yah 🙏

Happy reading

Bilah dan Zahra menatap sedih kearah tv menyaksikan wajah-wajah sedih pemain timnas Indonesia setelah kalah melawan Iraq. Bilah Menyaksikan bagaimana Rafael terlihat sedih pada acara konferensi pers saat ini setelah pertandingan melawan Iraq.

Ia beberapa kali mengusap wajah seperti ada penyesalan disana karena tidak bisa menyenangkan fans atas kekalahan mereka sore ini. Rafael mengakhiri konferensi fansnnya dengan wajah tersenyum namun ada kesedihan disana. Ia jadi tidak tega mengabaikan Rafael lagi.

Apalagi selama dua hari ini ia mengabaikan pria itu.

"Sebaiknya kamu menelpon Rafael. Kasihan dia," seru Zahra yang masih terlihat pucat menyandarkan dirinya di ranjang. Akhirnya gadis itu mau juga di periksa dengan mendatangkan dokter keluarga Bilah. Sekalian Bikah juga ikut memeriksakan kandungannya. Dan keduanya sehat. Zahra hanya perlu banyak istirahat karena banyak pikiran yang mempengaruhi tubuhnya.

"Ia aku akan menelponnya nanti," jawab Bilah masih terlihat khawatir pada Zahra

"Dan sebaiknya kamu pulang ajah Bilah. Ndag enak SMA Rafael kamu sudah dia hari disini," tambah Zahra merasa tidak enak jika ia akan menahan Bilah disini lagi.

Lagian Rafael pasti akan pulang malam ini.

"Aku nggak mungkin meninggalkanmu dalam keadaan sakit seperti ini," tolak Bilah menggenggam tangan Zahra masih khawatir

Zahra tersenyum ingin meyakinkan gadis itu

"Ada pembantu di rumah ini yang menemaniku kalau aku butuh sesuatu," jelas Zahra Namun Bilah masih enggang meninggalkan gadis itu

"Tenanglah. Aku tidak akan melakukan hal konyol. Aku akan menjaga bayiku dengan baik," jelas Zahra mengerti arti tatapan Bilah tadi

Ada kelegaan di wajah Bilah.

"Nggak nyangka yah diwaktu bersamaan kita malah hamil di waktu bersamaan. Kalau anak kita lahir nanti pasti akan sahabatan juga seperti kita,". Keduanya terkekeh memikirkan itu

"Benar juga yah, kalau anak kamu cowok dan anak aku cewek.kita bakalan jodohkan mereka ," seru Zahra keduanya terkekeh geli memikirkan itu

Reflek keduanya mengusap perut mereka dengan penuh kasih sayang seiringan dengan ketukan pintu yang terdengar dari luar.

Buru-buru Bilah memakai hijab instannya dan bangkit dari ranjang membuka pintunya. Seorang pelayan datang dengan seragam khas dari rumah ini

"Maaf ms. Di gerbang ada dua lelaki yang ingin masuk kerumah ini. Katanya mau ketemu Ms Bilah. Namanya Rafael,," bukannya menjawab Bilah malah menatap Zahra disana yang mengangguk tersenyum

"Suruh mereka masuk yah," teriak Zahra yang diberi anggukan oleh Pelayan tadi.

Bilah kembali menutup pintu dan duduk di tepi ranjang

"Sepertinya Rafael sudah sangat merindukanmu," kekeh Zahra menatap wajah Bilah yang terlihat berseri-seri. Terlihat jelas gadis itu juga sangat merindukan Rafael. Lihatlah pipi Bilah bersemu merah

"Gimana mau nginap kalau kenyataannya terlihat jelas sangat merindukan Rafael, nggak mungkin aku pisahkan dua orang yang sudah saling merindu selama dua hari,"

Kekeh Zahra menggoda Bilah yang menatapnya tajam

"Apaan sih," seru Bilah seiringan dengan ketukan pintu yang terdengar dari luar

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang