Mommy Rafael menatap Rafael dan Bilah bergantian, begitupun dengan umi Bilah, mereka tahu kalau keduanya habis bertengkar karena suara keduanya terdengar jelas tadi subuh, namun mommy dan umi Bilah tidak mau ikut campur urusan rumah tangga anak mereka. mungkin mereka harus belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri supaya dari masalah yang mereka hadapi dapat membuat mereka semakin dewasa menyikapi sebuah masalah.
"Rafael, kalau nggak ada latihan hari ini, sebaiknya kamu ajak Bilah jalan-jalan sayang, selama di Belanda Bilah belum pernah kan keluar," mommy Rafael mencoba mencairkan suasana pagi itu di meja makan.
"Nggak usah mommy, kaki Bilah masih sakit, belum kuat untuk jalan," jawab Bilah tersenyum kearah mommy Rafael"Rafael juga ada janji dengan teman Rafael hari ini mom," sepertinya Rafael tidak mau kalah dengan alasan Bilah.
Bilah memutar bola matanya malas kearah Rafael melanjutkan makannya tidak berselera. Pasti akan bertemu dengan lyodra batin Bilah jengkel"Tidak bisakah kau di rumah ajah nemenin istrimu Rafael, saat ini yang jadi prioritas mu adalah istrimu bukan temanmu lagi," protes ibunya namun belum Rafael menjawab Bilah lebih dulu bersuara
"Tidak apa-apa mommy ada Zahra kok yang nemenin Bilah," Zahra bisa bantu Bilah jika butuh sesuatu," Rafael kini memicingkan matanya kearah Bilah berdecak kesal menahan kejengkelan dihatinya."Tuh kan orang nya ajah nggak mau ditemenin, mommy nggak usah maksa kal,"
"Rafael," teriak ayahnya merasa tidak enak dengan Abi dan umi Bilah yang sedari tadi hanya diam.
Harusnya sebagai suami yang baik Rafael lebih memilih tinggal apapun alasan Bilah." kalau kalian ada masalah sebaiknya di selesaikan dengan baik. Jangan saling menghindar bersikap dingin satu sama lain. Itu namanya menghindari masalah dan tak akan menyelesaikan masalah kalian," itu suara Abi Bilah menasehati
"Benar sayang kata abimu," umi Bilah memegang tangan anaknya "ingat pesan umi, tidak boleh marahan terlalu lama dengan suami, Bilah janji kan mau jadi istri yang Sholeha buat suaminya," Bila mengangguk memeluk uminya yang berada tepat disampingnya.
"Sulit umi menjadi istri Sholeha seperti buku yang umi berikan, sangat berat," bisik Bilah pada uminya mencoba menahan tangisnya. Umi Bilah mengelus punggung anaknya mencoba menenangkannya.
"Itulah kenapa jalan menuju surga itu pahit sayang, karena menuju jannahnya Allah itu bukan hal yang mudah," ucap uminya melepas pelukan ibunya mengelus air mata Bilah yang ternyata sudah membasahi pipinya. Ayah Rafael yang melihat menantunya menangis merasa tidak enak.
"Rafael ikut Daddy," panggil ayah Rafael terlihat murka. Rafael hanya pasrah mengikuti ayahnya. Mommy Rafael sedikit panik takut suaminya berbuat sesuatu pada Rafael apalagi melihat kemarahan di wajah suaminya.Plak
Satu tamparan berhasil mendarat di wajah mulus Rafael membuat mommy Rafael yang baru saja masuk di ruang kerja suaminya panik menghampiri suaminya
"Apa yang papy lakukan," teriak mommynya ketika papi Rafael hendak memukul anaknya kembali dan kini menarik tubuh suaminya menjauh dari Rafael yang kini memegang pipinya tidak percaya atas perlakuan daddy-nya"Dari semalam Daddy mencoba menahan emosi Daddy karena ulahmu," kamu pikir Daddy nggak tahu kamu kemana semalam," teriak ayahnya murka
"Bilah menunggumu semalaman, dan kau malah makan malam dengan wanita lain diluar sana, " Rafael membulatkan matanya tidak percaya
"Jadi Daddy menyuruh orang memata-mataiku," ucap Rafael tidak terimah dengan sikap ayahnya."Itu tidak penting Rafael, kau sudah menikahi anak orang dan kau masih bertemu wanita lain diluar sana, dimana tanggung jawabmu sebagai seorang suami, apa kau tidak memikirkan perasaan Bilah hah" Daddy Rafael semakin marah ketika anak didepannya tidak merasa bersalah sama sekali malah kini menatap ayahnya tidak terima
"Ini kan kemauan kalian aku menikah, bukan kemauan Rafael, jadi jangan salahkan Rafael jika Rafael tidak bisa memenuhi tanggung jawab Rafael dengan baik,"
"Rafael," teriak ayahnya semakin murka maju ingin memukul anak itu kembali namun mommy Rafael menahannya
"Ayah sudah, kekerasan bukan jalan keluarnya," ujar mommy Rafael menahan suaminya yang sangat emosi
"Pukul saja sampai Daddy puas, selama ini Rafael selalu memenuhi keinginan kalian tanpa ingin tahu apa yang sebenarnya Rafael inginkan," ucap Rafael kemudian keluar dari ruangan itu tidak ingin bertengkar lebih lama dengan ayahnya. Pria itu melewati Bilah begitu saja yang tengah berdiri tak jauh dari ruangan ayahnya dibantu Zahra disampingnya. Rafael lelah saat ini dan butuh untuk menenangkan pikirannya sendiri. Jadi ia memilih untuk keluar menggunakan motornya menjalankannya dengan kecepatan tinggi membuat Bilah sangat khawatir melihat kepergian Rafael.******
"Adab seorang istri pada suami," bahasa seorang istri pada suami itu harus dengan bahasa penghargaan," Bilah terlihat serius mendengarkan ceramah ustad Basalamah di ponselnya . Setelah murojaah surah dan sholat isya, ia melanjutkan mendengarkan sedikit ceramah yang kebetulan lewat di timeline instagramnya
"Istri calon penghuni surga itu, kalau ia sedang marah atau karena suaminya yang marah, atau kondisi suaminya yang sedang menyakitinya, apa yang dilakukan perempuan ini yaitu perempuan ini akan datang pada suaminya lalu meletakkan tangan pada suaminya lalu mengatakan aku takkan memejamkan mata sampai kau ridho dengan aku. Maka tolong para wanita belajar menghormati suamimu,"Sepenggal ceramah yang ia dengarkan berhasil menggoyahkan hatinya merenungi kesalahannya dan merasa berdosa pada Rafael. Bagaimanapun kesalahan Rafael lelaki itu tetap suaminya, dan seharusnya Bilah membimbing suaminya meminta maaf, tidak bersikap egois hanya memikirkan dirinya. Bukankah ia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menjadi istri yang baik untuk Rafael?" Bagaimana ia mencapai surga bersama Rafael kalau ia tidak mempraktekkan bagaimana melalui cobaan rumah tangga yang akan ia lalui." Ya Allah maafkan hamba," batin Bilah menangis. Apalagi membayangkan wajah sedih Rafael tadi saat meninggalkan rumah karena dimarahi ayahnya.
Ia bertambah khawatir ketika sudah pukul 08.00 malam dan Rafael belum juga pulang. Ia tahu pria itu pasti butuh waktu sendiri namun sekarang sudah malam dan Rafael sudah seharian diluar.
Bilah mengambil ponselnya mencoba menelpon Rafael beberapa kali namun pria itu tidak menjawab membuat Bilah bertambah khawatir. Ia bangkit dari duduknya membuka mukenanya kemudian mencoba menelpon Ivar, namun nomor pria itu tidak aktif.
Dengan langkah terseok menuju jendela kamarnya berjalan kearah balkon hingga merasakan hawa dingin yang menusuk sampai ketulangnnya. Hawa di Belanda sangat dingin dan Bilah belum terbiasa dengan itu. Buru-buru ia menatap kebawah berharap Rafael sudah datang namun tidak ada kendaraan yang memasuki garasi rumah membuatnya kembali masuk karena kedinginan. Ia mengambil selimut menyelimuti dirinya di ranjang kemudian membuka akun instagramnya berharap ada postingan atau story Rafael agar ia tahu dimana pria itu berada.
"Astagfirullah," pekik Bilah menutup mulutnya dengan tangannya tidak percaya atas apa yang ia lihat saat ini. Ia membuka story Lyodra dan menemukan Rafael di meja bartender tengah meminum sebuah minuman yang ia yakini mengandung alkohol dan Rafael terlihat sudah mabuk.
Buru-buru bilah turun dari ranjangnya kemudian mencari gamis dan mantel di walk in closet dimana pakaiannya dan pakaian Rafael sudah tertata rapi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Idol
Romancegadis cantik berdarah Indonesia Arab yang di jodohkan dengan seorang pemain sepak bola terkenal adalah ujian berat bagi gadis Sholeha ini. melihat bintang dari dekat ternyata tak seindah melihatnya dari kejauhan.