Bab 19

3.5K 157 0
                                    

Keheningan di kamar hotel mewah itu tercipta beberapa saat hingga suara tawa memecah keheningan diantara mereka meninggalkan rasa bingung di wajah Bilah. Apa ia terlihat bodoh di depan Rafael menanyakan hal itu. Apa Bilah bodoh karena berfikir seperti itu. Apa Rafael tidak mungkin mencintai gadis seperti Bilah, gadis yang tidak cukup terkenal dan punya wajah pas-pasan.
"Kenapa tertawa, aku terlalu jelek yah untuk dicintai Rafael Struick, apa wajah aku menjijikkan?" Bilah memegang wajahnya sedikit memundurkan dari hadapan Rafael, siapa tahu sedekat ini buat Rafael ilfill .

Ia jadi mengingat perkataan Lyodra jika wajah Bilah menjijikkan bagi Rafael.
Bilah menundukkan wajahnya insecure.
Buru-buru ia turun dari ranjang malu memperlihatkan wajahnya lebih lama di depan Rafael , namun dengan sigap Rafael menarik tangannya
"Mau kemana?" Kita belum selesai bicara," cegah Rafael namun Bilah belum mau membalikkan tubuhnya,

"Aku nggak mau kau terlalu lama menatap wajahku yang menjijikkan," ungkap Bilah memejamkan matanya
"Siapa yang mengatakan wajahmu menjijikan," aku nggak suka kau menghina wajahmu seperti itu," Rafael berdecak kesal menarik Bilah sekali lagi hingga gadis itu akhirnya kini duduk berhadapan dengan Rafael
"Tetapi benar kan?" Aku bahkan tak pantas untukmu, Lyodra bilang wajahku menjijikkan baginu" Bilah tak sanggup menatap wajah Rafael. Baginya Rafael terlalu sempurna untuk dirinya dan selalu membenarkan ucapan lyodra
"Astaga Bilah, ngapain kau percaya ucapan gadis itu sih, bodoh," Rafael mencubit hidung Bilah yang membuat gadis itu akhirnya menatapnya
"Gadis itu pasti iri kepadamu, bahkan wajahnya tidak bisa dibandingkan denganmu, kau terlalu cantik untuk ukuran gadis seperti lyodra," Bilah membulatkan matanya mendengar ucapan Rafael
"Kamu itu sangat polos yah Bilah, kamu nggak pernah sadar dengan kecantikan mu hingga banyak pria diluar sana yang tertarik padamu," jelas Rafael masih menatap wajah bengong Bilah yang mencerna setiap ucapan Rafael
"Kau terlalu insecure padahal kamu gadis tercantik yang pernah aku temui,"
"Jangan bohong, kau bahkan tadi menertawakan ku," ketus Bilah sedikit menyembunyikan perasaan gugup dalam dirinya atas pujian Rafael
"Astaga," Rafael kembali tertawa tidak habis pikir
"Aku menertawakan mu karena kepolosanmu, kau tidak menyadari sikapku selama ini," Bilah menggeleng belum mengerti
"Ya ampun Bilah, benar yah kata Abi, kau polos dan pasif harus dijelasin lebih detail agar kamu mengerti,"
"Apa maksudmu?" Ucap Bilah semakin bingung
"Oke, dengarkan aku baik-baik,aku nggak mau mengulang lagi setelah aku jelaskan," ucap Rafael memegang kedua pundak Bilah
"Bilah, jika kau menanyakan apa aku mencintaimu, itu sudah terjadi saat aku pertama bertemu denganmu, mata birumu yang membuatku tersesat dan tak bisa kembali, andai cinta itu tak hadir aku takkan mungkin mau mempertahankan pernikahan ini, memelukmu setiap malam, menciummu bahkan rasa cemburuku yang membuatku marah besar ketika kau bersama pria lain, apa itu tidak bisa kau pahami tentang perasaanku?" Bilah mulai berkaca-kaca mendengar penuturan Rafael. Jadi cintanya tidak bertepuk sebelah tangan?
"Justru yang aku takutkan selama ini hanya aku yang mencintaimu tetapi kau tidak mempunyai perasaan yang sama padaku,"
Bilah tidak menjawab tetapi gadis itu langsung memeluk Rafael membenamkan wajahnya di dada pria itu menangis terisak
"Hey, kenapa menangis," seru Rafael mengusap rambut Bilah dan mencium. Kepala gadis itu
"Aku bahagia Rafael, aku pikir selama ini cintaku yang bertepuk sebelah tangan, hiks, aku pikir kau tidak akan pernah mencintai gadis seperti aku, aku selalu berpikir kau mencintai wanita lain dluar sana hiks,"
"Jadi kau juga mencintaiku?" Tanya Rafael tidak percaya mencoba melepaskan pelukannya untuk melihat wajah Bilah , namun gadis itu semakin membenamkan wajahnya
"Jangan menatapku sekarang aku malu," ucap Bilah menghirup aroma Rafael yang sangat disukainya. Kaos Rafael sudah basah karena air mata. Rafael tertawa dengan ucapan Bilah
"Baiklah princess peluk aku sampai kau puas," Rafael melingkarkan tangannya di tubuh Bilah mencium aroma vanila kesukaannya sesekali mencium puncak kepala gadis itu
"Ik houd van jou Salsabilah," akhirnya Bilah melepaskan pelukannya menatap Rafael yang kini menghapus air mata di wajah istrinya.
"Apa artinya?" Tanyanya membuat Rafael tertawa akhirnya Bilah menatapnya dan menghentikan tangisnya
"Aku mencintaimu Salsabilah," Bilah bersemu malu atas pernyataan Rafael secara langsung .
"ana ahibuk jidana ya habibi," Rafael mengernyitkan keningnya tidak mengerti bahasa yang diucapkan Bilah
"Itu bahasa apa?" Tanya Rafael penasaran
"Bahasa arab," .
"Artinya?" Tanya Rafael penasaran
"Tanya om google," canda Bilah yang membuat Rafael memutar matanya kearah Bilah
"Bilah," Rafael memperingati solnya Rafael sedang serius bertanya
"Kenapa?"

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang