Tinggalkan komentar biar aku semangat nulisnya hehehe
Komentar kalian semuanya aku baca dan terimah kasih bagi yang selalu nungguin cerita ini
Happy reading
'kamu nggak mau ketemu Nathan?" Tanya Rafael ketika Zahra masih menunggu di sana memperhatikan Bilah dan Rafael di dekat ranjang
Bilah menggeleng
"Kamu ajah, aku tidak mau menambah masalah lagi saat ini. Takut Abi marah kalau aku bertemu Nathan," seru Bilah. Rafael mengangguk mengerti kemudian menarik Bilah kepelukannya
"Baiklah. Kamu sebaiknya siap-siap, sarapan dan bukankah mau ke salon bersama Zahra," tanya Rafael melepaskan pelukannya
Bilah tersenyum, namun masih da ketakutan disana
"Apa tidak apa-apa keluar? Bagaimana dengan Abi? Dia kan melarang aku keluar rumah?" Tanyanya khawatir.
Rafael mengelus pipi Bilah sembari tersenyum
"Aku sudah bicara dengan Abi semalam, apapun yang ingin kamu lakukan itu terserah aku. Jadi kamu tidak perlu khawatir princess," Bilah langsung memeluk Rafael membenamkan kepalanya di dada pria itu. Bagaimana mungkin ia bisa menghindari pria ini? Disaat oksigen yang ia butuhkan ada pada pria ini.
"Sudah yah romantis-,romantisnya. Aku capek jadi obat nyamuk dari tadi," sindir Zahra pura-pura kesal yang membuat keduanya terkekeh
"Ya udah, aku turun dulu ketemu Nathan," Bilah mengangguk dan Rafael berlalu meninggalkan Zahra dan Bilah saat ini.
"Jadi masih mau menghindari suami kamu?" Bukannya menjawab Bilah langsung melemparkan bantal ke wajah Zahra yang membuat Zahra kesal
"Aku justru ndag yakin kau bisa jauh dari dia, sebucin itu kamu dengan Rafael,"
Bilah menatap Zahra kesal"Aku nggak bucin," kilah Bilah
"Terus semalam yang mengigau dan menangis mau peluk Rafael apaan tuh," seru Zahra tertawa geli mengingat tengah malam Bilah menangis dan merindukan Rafael ingin memeluknya
"Itu pengaruh hormon kehamilan bukan bucin," cibir Bilah sedikit kesal
"Sama ajah. Kau tidak bisa jauh dari Rafael ,"
"Sudah ah, aku mau mandi," Bilah sudah tidak tahan di goda oleh Zahra, jadi dengan cepat gadis itu berlari ke kamar mandi. Zahra hanya menggelengkan kepalanya tertawa geli.###
"Kamu setuju kan dengan rencana aku?" Tanya Nathan pada Rafael yang sedari tadi mendengarkan penjelasan Nathan
"Kamu yakin dengan hal ini kamu bisa meyakinkan publik?" Nathan mengangguk
"Tidak ada salahnya mencoba. Lagian aku sudah berusaha men take down semua berita itu tetapi tetap saja masih ada yang menyebarkannya. " Ucap Nathan putus asah
"Jadi aku mau kerja sama dengan kamu. Demi Bilah. Aku sangat merasa bersalah dengan dia. Gara-gara aku ia harus melalui semua ini. Bahkan mungkin Bilah sudah membenciku saat ini," Nathan mengusap kasar wajahnya jika mengingat Bilah sudah menghindarinya. Bahkan saat ini gadis itu tidak mau bertemu Nathan
"Bilah tidak membencimu. Ia hanya tidak mau menambah masalah lagi. Ayahnya melarang ia bertemu dengan siapapun pria di luar sana,," jelas Rafael "jadi sebaiknya kamu tidak usah menganggu Bilah lagi. Berhenti menelponnya," tambah Rafael. Nathan mengangguk
"Maaf. Aku tidak bermaksud menganggu dia. Aku hanya ingin minta maaf secara langsung," jelas Nathan menghembuskan nafas kasar
"Tidak perlu, Bilah tidak menyalahkan mu atas semua ini. ia hanya takut pada ayahnya karena ayahnya sangat marah dengan pemberitaan ini," Nathan terlihat frustasi. Pria itu pasti sama tertekannya dengan Bilah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Idol
Romancegadis cantik berdarah Indonesia Arab yang di jodohkan dengan seorang pemain sepak bola terkenal adalah ujian berat bagi gadis Sholeha ini. melihat bintang dari dekat ternyata tak seindah melihatnya dari kejauhan.