Deng hag Belanda
Kediaman Rafael William Struick
Rafael baru saja memasuki rumahnya tepat pukul 5 sore setelah latihan bersama teman-teman di clubnya untuk pertandingan besok malam . Pria itu memakai jaket berwarna hitam dengan earphone yang masih terpasang ditelinganya, rambutnya sudah berantakan memakai tas ransel yang tersampir di punggungnya. Ketika memasuki ruang tengah ia menjumpai kedua orang tuanya yang tengah menikmati teh sore bersama. Tak ada Bilah disana membuat pria itu sedikit menginterupsi kedua orang tuanya dan menanyakan dimana keberadaan Bilah
"Bilah ada di dapur sayang," jawab ibunya ketika Rafael menanyakan tentang Bilah
"Ngapain Bilah di dapur mommy?" Kening Rafael mengernyit penasaran
"Katanya mau masakin kamu makan malam kesukaanmu, padahal mommy sudah larang takut dia kelelahan, tetapi dia memaksa," seru ibunya sembari meneguk teh di tangannya."Dia hanya ingin menyenangkan suaminya," seru Daddy Rafael tersenyum kearah anaknya yang terlihat khawatir.
Rafael tidak menanggapi lagi dan berjalan kearah dapur dimana istrinya disana sedang berdiri membelakanginya terlihat memotong sesuatu. Bilah terlihat serius sampai tidak menyadari kedatangan Rafael yang sudah menyimpan tasnya diatas meja dapur kemudian berdiri tepat dibelakang Bilah yang memakai apron dan memeluk gadis itu dari belakang membuat Bilah terkejut dan menghentikan aktifitasnya
"Rafael," cicit Bilah terkejut membuat Rafael malah menempatkan dagunya di pundak Bilah
"Masak apa sih?" Serius sekali," tanya Rafael mencium aroma tubuh yang dirindukannya seharian ini
"Aku mencoba memasak makanan kesukaanmu," jawab Bilah sedikit malu dengan perlakuan Rafael yang terkesan manja saat ini
"Rafael lepas malu," bisik Bilah ketika mendengar suara beberapa pembantu yang terkekeh di dekat mereka
"Biarin ajah, aku merindukanmu seharian diluar tak melihatmu," Rafael semakin manja malah semakin membenamkan kepala pria itu dileher Bilah yang membuat Bilah berusaha melepaskan pelukan Rafael
"Rafael lepaskan, aku mau masak, kalau kau begini terus masakannya tidak akan jadi,"
"Nggak mau, sebentar saja. Seharian ini aku hanya memikirkan mu," pipi Bilah pasti sudah semerah tomat yang baru saja ia potong
Bilah mendesah panjang.
"Rafael," Bila memperingati ketika pria itu masih memeluknya dan enggang melepaskannya.
"Kembali ke kamar, kau butuh mandi keringetan bau tau," ucapnya berbohong atas ucapan terakhirnya. Padahal ia sebenarnya juga menyukai bau parfum yang selalu menjadi favoritnya saat ini.
"Temenin yah," ucap Rafael semakin manja kini menatap Bilah yang juga menatapnya dari samping
"Kamu bisa mandi sendiri, kamu bukan anak kecil yang perlu dimandikan," suara kekehan di sekitarnya terdengar nyaring membuat Bilah semakin malu.
"Sebaiknya Miss menemani tuan ajah, biar kami menyelesaikan sisanya," interupsi salah satu pembantu ketika melihat Rafael yang sepertinya ingin ditemani istrinya.
"Terimah kasih," ucap Bilah tersenyum kearah pembantu itu yang mengangguk
"Rafael lepaskan kita ke kamar sekarang,"
"Nggak mau,"
"Astga Rafael, kamu mau di dapur terus " pekik Bilah tanpa sengaja meninggikan suaranya karena sudah jengkel dengan sikap Rafael yang masih memeluknya.
"Galak amat sih," seru Rafael akhirnya melepaskan pelukannya dan menatap wajah geram Bilah
"Habis kamu ngeselin," seru Bilah berjalan meninggalkan Rafael setelah melepas apronnya
"Yah, kok jadi marah sih, Bilah tunggu," panggil Rafael namun Bilah tidak menggubris, gadis itu terus berjalan dengan wajah ditekuk yang tidak luput dari perhatian mommy dan Daddy Rafael.
"Aduh Rafael, apa yang pria itu lakukan lagi hingga Bilah terlihat kesal begitu, " ujar ibu Rafael memperhatikan kedua orang yang menjadi kesayangannya saat ini sudah menuju ke kamar mereka.
Bilah memasuki kamar Rafael yang tampak membosankan baginya karena warna kamar ini terlihat suram bagi Bilah. Hitam dan abu warna yang mendominasi kamar Rafael terlihat membosankan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Idol
Romancegadis cantik berdarah Indonesia Arab yang di jodohkan dengan seorang pemain sepak bola terkenal adalah ujian berat bagi gadis Sholeha ini. melihat bintang dari dekat ternyata tak seindah melihatnya dari kejauhan.