Bab 52

3.1K 201 64
                                    

Jangan lupa vote dan komentar

Ada typo maklumi 😁😁

Part

Rafael memicingkan matanya menatap Bilah yang kini terduduk memperbaiki jilbab instannya tanpa menatap Rafael. Pasalnya sepeninggalan kakaknya tadi Rafael terlihat menatapnya dengan tatapan curiga.

Lihat saja pria di depannya tengah melipat kedua tangannya di dada sembari menatap dirinya dari tadi

"Siapa lagi si Serkan itu?" Suaranya jelas penuh kecemburuan disana. Apalagi melihat gerak gerik Bilah yang sempat gelisah menatapnya

Bilah menarik nafas panjang tersenyum dan kini menatap Rafael yang masih menunggu jawabannya

"Itu teman kak Alif, "

Tatapan Rafael belum juga lepas dari Bilah

"Teman kak Alif. Tetapi kenapa dia mencarimu? Untuk apa?" Tanya Rafael masih curiga

"Yah aku juga nggak tahu. Sudah ah, sebaiknya kamu mandi. Nanti aku siapkan bajunya minjam baju kak Alif," seru Bilah sembari mendorong tubuh Rafael menuju kamar mandi.

Pria itu nggak terima begitu saja dan malah menarik tubuh Bilah ke dalam pelukannya, melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu. Menatap manik mata biru yang selalu membuatnya tenggelam disana. Membelai pahatan wajah yang terlihat sempurna di matanya. Bilah bagaikan porselen yang sengaja Tuhan ciptakan dengan kehati-hatian. Matanya yang bulat, wajahnya yang kini terlihat semakin tembem dan hidung mancungnya serta bibirnya yang selalu menjadi bagian favorit Rafael

Bilah seketika menjadi gugup, jantungnya mulai tidak sehat saat ini ketika Rafael mulai membelai wajahnya menatap dirinya penuh kekaguman. Hanya pria ini yang selalu membuat jantungnya tidak sehat namun ia menyukainya .

"Kita mandi bersama. Setelah itu aku temenin kamu ketemu si Serkan itu," ia yakin pipi itu sudah memerah seperti tomat. Menatap Rafael dengan tatapan tajam yang dibuat-buat

"Masih pagi Rafael! Jangan mesum" Seru Bilah sembari mencubit perut Rafael yang kini meringis makin mengeratkan pelukannya

"Emang kenapa? Kan aku rindu sama kamu," seru Rafael menempelkan keningnya di kening Bilah membuat gadis itu makin sulit bernafas karena bisa merasakan hembusan nafas Rafael di kulit wajahnya.

Rafael dari dekat sangat tampan, pria adonis yang membuatnya jatuh cinta begitu dalam.
"Kau tidak merindukan aku selama ini?" Tanya Rafael ketika Bilah hanya menatapnya dalam diam. Namun ia tahu jika gadis itu mengangumi wajahnya saat ini

"Rindu," ucap Bilah jujur. Ia sangat merindukan Rafael lebih dari yang pria itu tahu. Bahkan ia bahkan menangis sakin merindukan Rafael. Seketika Bilah menjadi melow dan kini langsung memeluk pria itu menyandarkan kepalanya di dada polos Rafael. Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh khas Rafael dengan sisa parfum yang tersisa.

"Aku sangat merindukanmu. Bahkan aku terbangun setiap malam karena merindukanmu, berharap kamu ada di sampingku," mendengar itu Rafael merasa bersalah.

"Oh sayang, maafkan aku," sesal Rafa makin mengeratkan pelukannya sesekali mencium puncak kepala gadis itu. Ia membelai kepala gadis itu penuh sayang. Bilah menangis terisak menyalurkan rasa rindu yang selama ka pendam menekan wajahnya kuat-kuat pada dada bidang Rafael meresapi setiap aroma yang selalu memabukkan untuknya. Tubuh ini yang selalu ia butuhkan saat ini

"Hey!jangan menangis?" Rafael melepaskan pelukannya dan menatap wajah yang dipenuhi air mata.
Ia menghapus air mata itu yang kini menatapnya dengan tatapan sedih

"Sayang maafkan aku. Aku berjanji ini terakhir kalinya perpisahan untuk kita. Aku janji hal ini takkan pernah terjadi lagi," seru Rafael mengusap wajah itu dan Bilah kembali memeluk Rafael membenamkan wajahnya di pelukan pria itu.

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang