Bab 70

2.4K 144 35
                                    

Happy reading

Bilah terisak dibalik selimut yang menjadi perhatian Rafael saat ini merasa bersalah karena sempat membentak gadis itu tadi. Sungguh ia tidak berniat membentaknya. Ia hanya khawatir melihat Bilah dengan perut buncitnya menyeret koper besar miliknya

"Sayang maafkan aku, aku tidak bermaksud membentakmu," sesal Rafael yang sudah duduk di samping Bilah yang terisak dan mengelus punggung gadis itu

Bilah semakin terisak. Kemudian gadis itu mendudukkan tubuhnya menatap Rafael sendu

"Sepertinya kamu sudah berubah. Kamu sudah tidak mencintaiku lagi. Apa karena aku sudah jelek sekarang karena tubuhku yang sudah gemuk dan perutku yang sudah besar," Isak Bilah menundukkan wajahnya terisak.
Ya ampun Rafael tidak habis pikir dengan ucapan gadis di depannya. Bagaimana bisa berpikiran seperti itu. Sedikitpun rasa cintanya tidak pernah berubah
Ditariknya bilah kedalam pelukannya memeluk gadis itu erat

"Bagaimana bisa kamu berpikir begitu sayang. Sedetikpun aku tak pernah berhenti mencintaimu, " seru Rafael mengusap punggung Bilah penuh sayang. Gadis itu masih terisak di dada bidang Rafael hingga membasahi kaos putih pria itu

"Tetapi benar kan. Kalau fisik aku udah berubah, aku terlihat jelek badanku sudah gemuk," Bilah melepaskan pelukannya ingin menatap Rafael yang bisa saja memandangnya dengan pandangan mencela.

Namun Rafael tersenyum membelai wajahnya untuk menghapus air matanya

"Bagaimana bisa kamu jelek jika tubuh gemukmu membuatmu terlihat sexy," kekeh Rafael yang seketika membuat Bilah memanyunkan bibirnya

"Rafael! Aku lagi serius," Rafael terkekeh mendengar rengekan Bilah yang mengusap wajahnya kasar

"Aku juga serius kamu sangat sexy saat ini. Aku jadi merindukanmu," Mata Bilah melebar melihat tatapan Rafael yang ia tahu mengarah kemana.

Tetapi ia juga sangat merindukan Rafael. Seminggu tanpa Rafael rasanya dunianya begitu sepi. Apalagi ia sempat mengabaikan pria itu

"May i?" Tambah Rafael ketika Bilah hanya diam menatapnya.

"Nggak mau," tolak Bilah, ia hanya ingin mengerjai Rafael dan lihatlah wajah pria itu yang terlihat cemberut. Bilah tertawa dalam hati

"Kau tidak merindukanku selama seminggu ini?" Bilah menggeleng

"Siapa suruh tidak mengajak aku ke Arab saudi," Bilah kembali pura-pura kesal. Rafael mendesah panjang.

Ia tidak mau membahas ini lagi yang sangat sensitif buat Bilah.

Rafael mengelus kepala gadis itu

"Maaf, ya sudah. Kamu sebaiknya tidur ini sudah malam. " Rafael beranjak dari kasur namun tangannya ditahan oleh Bilah

"Mau kemana?" Tanya Bilah menatap Rafael yang tersenyum

"Aku mau ke balkon sebentar. Aku belum mengantuk, jadi sebaiknya kamu tidur duluan," lagi-lagi Rafael ingin beranjak namun Bilah masih menahannya membuat kedua alis pria itu tertaut menatap Bilah bingung

"Why?" Tanya Rafael

"Don't go. You said that you Miss me right?" Bilah menundukkan wajahnya merasa malu "i Miss you too," wajah Bilah terasa panas mengatakannya apalagi ketika ia bisa mendengar ranjangnya bergerak dan Rafael sudah berada di hadapannya mengangkat dagunya kemudian mulai mencium bibir yang sangat ia rindukan membelai di setiap inci bagian bibir Bilah. Bilah sudah ahli dalam berciuman karena ajaran Rafael tentunya, gadis itu sudah mengalungkan kedua tangannya di leher Rafael ikut membalas setiap lumayan yang mereka ciptakan. Perlahan Rafael dengan hati-hati membaringkan tubuh Bilah setengah menindihnya agar ia tidak menyentuh bagian perut gadis itu dan keduanya saling menyalurkan rindu yang mereka rasakan selama seminggu tidak bertemu .

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang