Bab 55

3.1K 200 47
                                    

Budayakan membaca cerita ini dengan ninggalin jejak berupa vote dan komentar.


Happy reading

"kau sudah gila! Ngapain kamu beritahu Rafael kalau aku kecelakaan," Bilah sangat marah saat ini menatap bagian depan mobilnya yang rusak parah mengeluarkan asap disana
Bilah menabrak pohon di sisi jalan karena tiba-tiba ada mobil yajng menyalip mobilnya dengan kecepatan tinggi yang membuat dirinya harus membanting stir dan menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.

"Maaf, aku panik tadi, apalagi orang-orang sudah mengerumuni kita," sesal Zahra ikut menatap mobil Bilah.

Sekarang keadaan sudah sepi. Orang-orang yang tadinya mengerumuni mereka sudah pergi setelah memastikan jika Zahra dan Bilah baik-baik saja.

Bilah hanya terluka di bagian kening, keningnya sedikit berdarah dan memar disana karena terbentur setir mobil begitu keras. Rasa pusing ia rasakan.

"Tetapi kamu nggak apa-apa kan Bilah?" Tanya Zahra khawatir. Pasalnya Zahra tidak terluka sedikitpun

"Aku baik-baik saja. Sekarang aku hanya takut reaksi Rafael saat ini. Dia pasti akan memarahiku," tebak Bilah merasa frustasi dan benar saja sebuah decitan gesekan mobil dan aspal terdengar tak jauh dari mereka.

Rafael terlihat disana turun dari mobil terlihat khawatir dan berlari menghampiri Bilah

Bilah mengigit kuku jarinya takut, dan dapat ia lihat wajah ketakutan,khawatir, dan kemarahan disana .

"Bilah! Kau tidak apa-apa,apa kan?" Tanyanya memeriksa kondisi Bilah dari bawah hingga menatap kening yang darahnya sudah mulai mengering disana.
Bilah mengangguk dam wajah penuh syukur terlihat jelas di wajah Rafael
Rafael menghembuskan nafas panjang

"Syukurlah, aku benar-benar merasakan duniaku sekarat mendengar kamu kecelakaan," Rafael menarik Bilah ke pelukannya menghirup aroma vanila itu dalam-dalam memperingati dirinya kalau rasa takut yang ia rasakan selama dijalan telah usai Bilah baik-baik saja.

"Maaf!" Cicit Bilah dalam pelukan Rafa membuat Rafael kini melepaskan pelukannya menatap tidak suka pada kening Bilah yang berdarah disana. Hingga tatapan pria itu jatuh pada perut Bilah.
Seketika ia kembali merasa khawatir apalagi melihat bagian depan mobil Bilah hancur

"Makhluk kecilnya baik-baik saja kan? Perutnya nggak sakit kan?" Bilah menggeleng

"Dia baik-baik saja. Perutku tidak kebentur apapun ," perasaan legah kembali dirasakan rafael.menarik nafas dalam dan menghembuskannya

"Ya Udah kita pulang sekarang. Aku sudah menelpon polisi untuk mengurus semua ini," Bilah mengangguk namun ia masih takut.

"Bilah aku naik taksi ajah yah pulangnya," seru Zahra Yang sedari tadi diam menatap keduanya

"Kamu ikut kami ajah, nanti Rafael antar kamu," tawar Bilah, namun Zahra menolak dan menunjuk kearah mobil yang berhenti

"Itu taxinyab sudah datang," tunjuk Zahra Pada mobil yang tak jauh dari mereka

"Ya udah hati-hati," Zahra mengangguk kemudian pergi meninggalkan mereka.

Rafael membukakan pintu untuk Bilah dan keduanya masuk ke dalam mobil.

Suasana mobil tiba-tiba hening hanya suara mesin mobil dan kendaraan diluar sana yang terdengar.
Rafael seketika diam. Rafael merasa ia gagal menjaga Bilah dengan apa yang terjadi saat ini.

Bilah benci suasana ini. Ia takut Rafael mendiaminya karena pria itu marah

"Rafael!" Panggil Bilah memecah keheningan
"hmm," jawab Rafael tanpa mengalihkan pandangannya kearah jalan

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang