Bab 45

2.8K 197 70
                                    

Vote and tinggalkan jejak seperti biasa.

Follow yah, supaya kalau cerita ini berakhir bisa dapat notif cerita baru aku nanti. Next story Nathan

Maaf soal tadi siang nggak sengaja publish padahal masih dua paragraf padahal sudah ada yang kasih vote wkwkkw

Happy reading

Dua hari telah berlalu semenjak Bilah sudah diizinkan keluar dari rumah sakit karena kesehatannya sudah membaik. Gadis itu hanya perlu terbiasa dengan morning sickness yang akan ia hadapi setiap pagi. Walau berat tetapi menyenangkan di waktu bersamaan karena sudah ada sosok yang bernyawa di dalam dirinya.

Ia tersenyum mengusap perutnya, ia berharap janinnya selalu sehat sampai anaknya menyapa dunia. Batinnya kemudian menatap wajahnya di cermin tidak sadar jika dirinya sudah selesai di make up oleh Zahra.

Ia tercengang menatap hasil make up Zahra di cermin. Ini seperti bukan dirinya

"Zahra ini terlalu berlebihan, kita hanya akan nonton bola, bukan nonton konser," seru Bilah menatap Zahra yang tersenyum puas di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zahra ini terlalu berlebihan, kita hanya akan nonton bola, bukan nonton konser," seru Bilah menatap Zahra yang tersenyum puas di cermin

"Aku sengaja Bilah, biar kamu menjadi pusat perhatian nanti di tribun,"

"What?" Kamu tahu aku tidak suka menjadi pusat perhatian," protes Bilah masih menatap Zahra yang kini malah tertawa

"Bilah, untuk kali ini kau ikuti saja perintah aku. Hari ini kita beri pelajaran pada Rafael, siapa suruh pria itu menghamili wanita lain. Bahkan ia tidak peka sama sekali dengan kehamilanmu, di belum tahu kan?" Bilah menggeleng

"Dua hari yang lalu di rumah sakit sebenarnya dia hampir tau. Untung saja aku cepat suruh dia keluar untuk membeli sesuatu sebelum dokter masuk dan membicarakan tentang kehamilanku," Zahra tidak percaya dengan semua ini.

"Sebenarnya kenapa kamu masih tetap merahasiakan kehamilanmu pada Rafael? ," tanya Zahra heran

Bilah menghela nafas berat

"Aku belum ingin memberitahunya sebelum aku pastikan anak yang dikandung Noa itu anak Rafael atau bukan," ucap Bilah tidak bersemangat

"Sebaiknya kita selidiki wanita itu. Bisa saja kan gadis itu berbohong karena ingin merebut Rafael darimu," Bilah juga berharap begitu

Melihat wajah sedih Bilah Zahra mengalihkan pembicaraan

"Ya udah sekarang pake ini," seru Zahra sembari menyodorkan kaos timnas berwarna putih yang berhasil membuat Bilah membulatkan matanya tidak percaya menatap Zahra dan kaos itu bergantian

"Kau gila, menyuruhku memakai kaos itu?" Seru Bilah tidak percaya. Zahra tersenyum tak sampai ke matanya

"Ini tujuan utamanya Bilah sayang. Ini misi kita hari ini,"

"Ya ampun Zahra, aku tidak mau. Idemu ini sama saja kau akan membuat Rafael mengamuk," tolak Bilah. Ia tidak ingin bertengkar dengan Rafael nanti.

"Ayolah Bilah. Kita buat pria itu sadar kalau betapa berartinya kamu dalam hidupnya. Ia harus sadar kalau dia bukan pria satu-satunya yang berpusat pada dirimu. Banyak pria di luar sana yang menginginkanmu," temannya ini memang sedikit konyol batin Bilah memeriksa kembali make up di wajahnya dengan beberapa stiker bintang kecil dibawa matanya. Make up natural yang membuatnya pangling sendiri dengan dirinya.

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang