Bab 26

2.9K 124 1
                                    

Bintang yang terlihat jauh memang indah, tetapi siapa sangka sedekat ini ternyata tak seindah yang kita bayangkan

Bilah tersenyum masam menatap langit malam yang memancarkan bintang di kejauhan sana. Sinarnya menghiasai langit malam yang sunyi, se sunyi hati Bilah saat ini. Duduk di pinggir kolam sendirian tidak peduli dengan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulangnnya. Pesan terakhir seseorang di ponsel Rafael menyadarkannya jika menikahi seorang bintang se populer Rafael tak semudah itu.

"Aku membutuhkanmu Rafael segera kesini, aku takut, Noah " itu isi pesan yang masuk di ponsel suaminya semalam. Ponsel yang tidak sengaja Rafael tinggal dan buru-buru pergi dengan wajah paniknya
meninggalkan Bilah dari semalam hingga siang berganti kembali menjadi malam. Tak ada kabar dari pria itu
"Apa yang aku khawatirkan sepertinya akan terjadi," senyum mengejek tercipta di bibir Bilah seakan tengah mengejek dirinya sendiri. Tetapi ia harus kuat di depan Rafael ia sudah lelah untuk bertengkar. Ia berharap Rafael akan jujur saat pria itu kembali batinnya penuh harap.
Ia memejamkan matanya sejenak jika mengingat semalaman suaminya diluar bersama wanita lain. Entah siapa itu Noah, tetapi sepertinya wanita itu pernah menjadi bagian penting dalam hidup seorang Rafael Struick.

"Sayang apa yang kau lakukan di sini?" Bilah terkesiap menoleh dan mendapati ibu mertuanya yang terlihat khawatir berjalan menghampirinya.

Bilah tersenyum
"Bosan mommy, jadi Bilah memutuskan untuk lihat bintang," kekehnya mencoba terlihat baik-baik saja takut ibu mertuanya itu curiga.

"Sebaiknya masuk cuaca disini dingin nanti Bilah sakit ," seru mertuanya sembari meraih tangan Bilah dan menuntunnya masuk kembali kerumah.
Bilah sangat beruntung mempunyai mertua sebaik mommy Nora
"Padahal Bilah masih pengen lihat bintang," kekehnya mengikuti langkah mommy Rafael yang tersenyum mengelus kepala Bilah

"Oh yah Rafael kemana? Dari pagi mobilnya tak ada di garasi,"

Bilah menghentikan langkahnya yang membuat mommy Nora ikut menghentikan langkahnya menatap Bilah bingung sekaligus curiga
Bilah sedikit gugup dan takut, dan tak mungkin ia berkata jujur saat ini. Berkata jujur pasti akan membuat masalah baru untuk Rafael. Dan ia tak ingin Rafael kena pukul atau kena marah oleh ayahnya.
"Rafael sedang berlatih ke clubnya mommy, terus sekalian minta izin pamitan untuk ke Qatar besok. Jadi Rafael pulangnya telat malam ini,"
Sepertinya kebohongannya berhasil terlihat dari raut wajah mommy Rafael yang terlihat curiga tadi.

"Ya udah, kamu sebaiknya ke kamar tungguin Rafael,jangan diluar nanti kamu sakit," Bilah mengangguk tersenyum

"Kamu sudah makan malam kan?"

Tanya mommy Rafael karena ia dan suaminya tadi makan malam diluar bersama teman bisnis ayah Rafael.

Jujur Bilah belum sempat makan malam, ralat bukan belum sempat tetapi ia sama sekali nggak ada nafsu makan, rasanya sangat berat menelan apapun saat ini ketika hati dan pikirannya diluar bersama Rafael.

"Aku menunggu Rafael mommy, nanti Rafael pulang baru aku makan malam ," ucapnya pada akhirnya seiringan dengan suara langkah kaki yang menghampiri mereka dengan wajah lelah, rambut sedikit berantakan. Masih dengan baju yang sama seperti semalam.

"Rafael," panggil Bilah tersenyum sebaik mungkin menghampiri suaminya dan memeluk lengan pria itu.

Aroma tubuh Rafael yang selalu menjadi favoritnya entah mengapa malam ini tercium jelas parfum yang tak ia kenali menempel di tubuh Rafael.

Bilah mencoba menekan perasaanya kuat-kuat, mengabaikan semua rasa sakitnya, menahan bendungan air matanya dan sekuat tenaga mencoba terlihat jika ia baik-baik saja saat ini.
"Maaf sem-'
"Kamu pasti lelah, ayo ke kamar kamu mandi lalu istirahat," potong Bilah cepat tidak mau Rafael mengatakan sebenarnya di depan mertuanya karena ia sudah berbohong tentang Rafael

My Husband Is My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang