°°°
Tahta kerajaan ini, memiliki peraturan sendiri sejak dulu. Yaitu hanya bisa di duduki dari keberhasilan persembahan Golden Flower. Karena jika sampai Golden Flower mati, seseorang yang tetap berusaha menaiki tahta akan terbakar pada bagian mata mereka, dan ikut mati bersama layunya bunga emas itu.
Para leluhur terdahulu percaya, ini adalah hukuman yang di ikat oleh kontrak spirit.
Oleh sebab itu, bisa dilihat dari awal kelahiran pertama seorang keturunan, yang dimana seharusnya Golden Flower akan menampakkan kematian energinya. Jika sang keturunan telah terlahir cacat, ataupun tidak memiliki mata emas sama sekali.
Entah ini berkah atau malah kutukan. Golden Flower benar-benar hidup seperti apa yang dikatakan Theodore.
Aku merenung cukup lama di ruang rahasia itu. Bunga emas raksasa dihadapanku. Begitu silau berkembang dengan baik, memancarkan energi cahaya emasnya. Terus menyalur ke dalam tanah.
"Maaf tentang sebelumnya, Yang mulia."
Tunduk Theodore sembari memberikan teh hangat."Jadi kau puas telah mendorongku hingga jatuh ke lantai?" Theodore terus merasa bersalah. Padahal aku hanya bercanda. Ekspresinya seakan siap untuk mati kapan saja.
"S-saya benar-benar menyesal, Yang mulia."
Wajahnya semakin takut untuk mengangkat kepala. Karena aku juga sedikit kesal dengan cara ia menasihatiku. Sesekali aku ingin melihat ekspresi gelisah itu."Kenapa tidak ada yang memberitahukan padaku? Tentang anak itu, terlahir tanpa mata emas."
"Ratu yang telah memutuskannya, Yang mulia. Beliau mengatakan berita ini hanya akan menjadi tekanan pikiran. Jika anda mengetahuinya saat rapat."
Kurasa sudah cukup bermain-mainnya. Jeana memang orang yang seperti itu. Dia tertutup, sangat berbanding terbalik dengan Sheana yang memiliki keterbukaan atas hal apapun.
Aku menghirup nafas panjang setelah mencicipi teh hangat ditangan.
Kian pikiranku ikut kembali menjadi jernih. Tidak menunggu lama, akhirnya aku bergegas untuk pergi ke perpustakaan. Karena, aku juga tidak bisa tidur semalaman.
Penasaran yang bergelut dalam diri dengan cepat aku mulai mencari tahu. Atas peristiwa langka yang terjadi terhadap anak itu.
Ayahku Viclaud, raja terdahulu dari tahta ini, baru saja meninggal di malam Jeana baru dinyatakan hamil.
Sehingga tidak ada tempat untukku bernaung mendapatkan sebuah jawaban. Baik itu melalui Deio atau orang-orang lama di istana.
Satu-satunya hal yang tersisa adalah buku peninggalan Raja pertama Freaud yaitu The Dreams. Yang ditulis oleh Magius Gin Samguarde, sahabat rajanya sendiri, Cardie.
Volumenya yang sangat tebal, melebihi dari laporan statistik keuangan di istana. Sebenarnya aku tidak pernah membaca buku ini dari awal. Karena terlalu malas dan cukup melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Princess
Fantasy"True Princess" merupakan buku kanak-kanak tentang 2 putri raja yang seharusnya memiliki nasib yang bertentangan. Karena 2 putri ini lahir dari masing-masing ibu yang berbeda. Dimana salah satunya terlahir dari seorang ratu dan satu lagi terlahir da...