Dinner

365 46 7
                                    

"Dulu aku sering bertanya tanya, apa aku kurang berharga di mata ayah? "
-Rakasahasya

Cailah ni anak kok gemes siiiiii???

••••

"Iya, tadi Razel batuk batuk, taunya bronkitis. "

Cerita Raka kepada Hadi. Ia mengayunkan tangannya yang digenggam Hadi. Mereka berdua sedang berjalan jalan setelah melaksanakan shalat maghrib di masjid terdekat. Karena kata Hadi mereka akan langsung pergi untuk makan malam bersama di luar.

Raka sempat dimarahi Hadi karena tidak menurut dan malah memilih untuk pulang maghrib bersama teman temannya.

"Terus gimana sekarang kabarnya? "

Padahal Hadi juga ingin mengajak anak itu untuk makan malam bersama mereka malam ini. Sayang sekali karena kata anaknya, Razel dilarikan ke rumah sakit.

"Mamanya bilang Razel perlu dirawat dua harian, soalnya lumayan agak parah. " Jawabnya. "Aku jadi agak ngerasa salah iiiih, aku bilang aku mau makan baso di warung sebrang sekolah. Anehnya dia, malah nurut nurut aja. Aku gak ngeh lagi kalau dia udah nahan nahan biar gak keliatan sesek. " Celoteh nya yang membuat Hadi tersenyum.

"Jadiin pelajaran makannya. Kamu harus mestiin kondisi nya dulu. Nyaman apa nggak, " Nasihat Hadi.

"Aku nanya nya pas udah di tengah tengah pesenan dah hampir nyampe."

"Gak papa... Mamanya Razel juga gak marah kan? "

Raka mengangguk. Iya sih, tapi kan tetep aja dia ngerasa bersalah.

"Serius gak cape? Ayah niatnya mau pake taksi tadi, " Ujar Hadi ketika melihat buliran keringat itu terlihat mengucur dari pelipisnya.

"Gak papa... Sehat kok. " Katanya singkat.

Yaiyalah! Kalo gue masih di badan gue, dah beneran di angkut ke mobil. Mau jaraknya sedeket apapun, tetep gak boleh jalan kaki!

Kapan lagi coba, gue ngerasa bebas kayak gini??? Main malem aja kagak boleh.

Raka tersenyum puas. Iya, ada rasa syukur juga buat dirinya yang berada di tubuh si bocil ini.

Bolehkah Razka sedikit egois kalau ia nyaman berada di posisi Raka saat ini?

"Aku seneng sama pemandangan malem yah, " Kata Raka tiba tiba. Matanya menatap gedung gedung tinggi disana.


"Makasih ya..."

"Buat apa? " Tanya Hadi bingung.

"Buat segalanya. " Jawab Raka yang tidak mau membahas lebih dalam lagi.

Hadi hanya menghela napas. Baiklah... Ia tidak akan membahas nya lagi. Lagipula... Ini masih pendekatan kan?









I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang