Mau update!
Cerita dikit ya gess.
Tadi aku abis pulang tuh, dari rumah, mau menuju pondok. Pas turun angkot pertama itu, dah adzan maghrib coba! Jadi angkot menuju pondoknya dah gak ada... Sedih gess.
Dan kalian tau aku nyampe ke pondok aku jam berapa?
Iya, jam setengah tujuh malem. Dah di takut takutin bakal ad begal lah, gak ada angkot lah... Haaaahhhhh. Serem pokoknya. Kaki ku juga sakit karna dah lama semenjak berenti silat aku gak jalan jauh lagi. Dasar emang😅
Coba aja kalo gak ngotot pengen naek angkot dan memilih naik Grab, mungkin pas adzan pun dah nyampe dan rebahan di asrama🙃
Dah ah, aku mau langsung ke cerita. Terimakasih yang mau membaca. Kalau gak mau baca cerita tentang aku hari ini juga gak papa kok, hehehehehe.

••••
"Abang, min, taaa... Yaaa??? Jangan, bilang bun, da... "
Permohonan Kaivan itu tentu sangat menyayat hati Razka yang sebenarnya sangat lembut. Ia bahkan merasakan napas Kaivan yang memburu dengan tempo yang cepat. Jam tangan yang di pakai Kaivan itu... Membuat Razka sedikit risih karena suaranya yang menandakan kalau jantungnya terasa sangat sakit.
"Bang... "
"Van... Tenangin diri loe... " Adrian merengkuhnya, ketika tubuh itu hampir limbung.
"Abang jangan mikirin yang aneh aneh dulu. Sekarang ke rumah sakit yuk? Aku temenin, " Razka mengalihkan topik. Ia ingin mengajak Kaivan ke rumah sakit agar ditangani dengan cepat.
Tapi kenapa ia terlihat sangat bodoh ya? Seharusnya Razka tidak perlu memberikan nya tawaran dan segera menghubungi ambulan untuk membawa nya ke rumah sakit.
Kaivan menggeleng. Tangan yang semula memegang tangan Razka kini terangkat untuk menyentuh dada kirinya—mencengkeram nya kuat seakan tidak bisa lagi menahan rasa sakit dari organ sekepalan tangan itu yang akhir akhir ini selalu menyerangnya.
Razka sigap. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kontak yang ada disana. Siapa saja yang penting bisa membawa Kaivan ke rumah sakit.
"Kak Daniel! "
Deg!
Kaivan membelalak. Hendak melarang, tapi sudah tidak bisa mengeluarkan suara lagi. Bahkan sekarang tubuhnya sudah terjatuh ke pelukan Adrian, tidak ada tenaga untuk melarang Razka.
"Cepetan kesini makannya! Tinggalin kerjaan kantor, dateng ke sekolah! Bawa Bang Ivan ke rumah sakit! Cepetan! " Razka tampak membentak kakak sulungnya yang memang sangat di segani saudaranya yang lain.
Tapi Razka tidak takut kalau setelah ini ia akan di marahi Daniel karena tidak sopan. Ia kembali kepada Kaivan, mengambil alih posisi Adrian dan memeluknya dengan erat.
"Gak papa... Abang gak akan kenapa napa... Aku, janji. Gak akan kasih tau bunda... Abang baik baik aja setelah di tanganin dokter hebat disana, ya? "
Kaivan meneteskan air matanya. Selain sakit yang mendera jantungnya, terharu dengan semua perkataan Razka, dan... Hal yang paling penting yang sangat ia hindari.
![](https://img.wattpad.com/cover/366106149-288-k859443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Teen FictionRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...