Razka sudah tiba di sekolah. Matanya tampak berbinar menatap sekolahnya dari ujung ke ujung. Tampak meriah seperti yang ia harapkan. Ia berjingkrak gembira dan hendak berlari. Untung Yudas menahannya.
"Jangan lari, udah biasa aja. Gak akan ketinggalan upacara pembukaannya. " Peringatan Yudas padanya. Razka memilih menurut, tidak mau sampai berdebat di hari bahagianya ini, walaupun tidak ada Kaivan.
"Iya... Terlalu semangat buat menang ini tuh. " Kata Razka yang membuat Yudas mengulas senyum.
"Mau gua anterin gak? " Tawarnya yang langsung dijawab gelengan keras oleh Razka.
"Yaudah, gua gak akan maksa. "
"Jangan lupa mampir ke kelas gue! Makanan disana enak enak kok, " Ucap Razka menawarkan.
Yudas terkekeh. "Belom nyoba juga udah sok sok-an tau rasanya kayak gimana. " Ledeknya, membuat Razka mendengus kesal. Tapi bener juga sih, dia belom tau rasanya kayak gimana.
"Kelas gue harus menang pokoknya, "
Yudas mengedikkan bahunya. "Gua pasti dukung loe, gak tau temen temen gua. "
Razka menghela napas. Ia lantas tersenyum sambil melambaikan tangannya. "Dadah, gue belok. " Pamitnya yang membuat Yudas gemas bukan main.
Saat ia menghadap ke depan, pandangannya kembali dingin dan datar, seolah senyumnya tadi itu hanya angin lewat. Padahal masih pengen salting, sayang banget harus jaga image.
Ting!
Mi Amor❤: Celamat pagii Yuu...
Mi Amor❤: Sudah sampai sekolah?
Mi Amor❤: Jangan lupa mampir ke kelas aku yaa!
Yudas tersenyum tipis. Ia pun mengetikkan pesan singkat.
Me: Pasti
Sebelum Festival di mulai, semua murid berkumpul di lapangan utama untuk melaksanakan apel pembukaan Festival yang akan di pimpin langsung
oleh Adrian, yang seharusnya dipimpin oleh Kaivan."Selamat pagi semuanya!"
Adrian membuka dengan senyum lebar, menatap seluruh siswa yang memenuhi aula.
"PAGIIIII!!! " Jawab para murid serentak. Adrian tersenyum teduh.
"Hari ini, kita berkumpul di sini untuk acara Festival yang sudah kita tunggu-tunggu. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bakat, kreativitas, dan kebersamaan kita sebagai keluarga besar sekolah ini."
Ia berhenti sejenak, menghela napas, lalu melanjutkan."Namun, sebelum kita memulai, saya ingin menyampaikan sesuatu." Lagi lagi ia menjeda ucapannya.
"Mungkin kalian sadar ada satu teman kita yang tidak bisa hadir hari ini, yaitu ketua OSIS kita semua, Kaivan. Saat ini, Kaivan masih dalam masa pemulihan dan belum bisa bergabung bersama kita. Kami semua tahu bahwa Kaivan pasti sangat ingin ada di sini, merayakan Festival ini bersama sama."
Razka menunduk, meremas jari jarinya. Ia merasakan apa yang Adrian rasakan. Apalagi sampai saat ini ia belum boleh bertemu dengan Kaivan barang sejenak.
Davka melihat Razka, ia lalu merangkulnya. Mencoba menguatkannya tanpa berbicara.
Adrian memandang para siswa dengan tatapan penuh harapan. "Saya ingin mengajak kalian semua untuk berdoa, memohon agar Kaivan segera diberi kesembuhan. Semoga dalam waktu dekat dia bisa kembali bersama kita seperti biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Novela JuvenilRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...