Ges ges ges!
Comeback with me nih!
Siapa yang kangen Razka...? Aaaahh... Pada kangen kagak nih?
Kita bagi dua aja ya gess. Sebelah Razka, sebelah Raka:v
Cap cuss aja!!!
••••
"Razka mau makan apa? Ayo bicara sama bunda, "
Sudah tiga hari semenjak Razka siuman, anak itu tidak mengeluarkan suara ataupun berbicara dengan Ratih, maupun Mahesa dan keempat kakaknya.
Kata dokter Gilang itu sebagian dari rasa trauma nya yang belum hilang, tapi Ratih sungguh tidak nyaman melihat anak bungsu nya menjadi diam tak bersuara seperti ini.
Razka mengangkat pandangan nya dan menatap Ratih dengan mata sendu nya.
"Aku gak suka tempat sempit. Aku gak suka lift... Aku gak mau lagi naik lift bun... " Razka akhirnya bersuara, tapi lirih dan terlihat berkaca kaca.
Ratih mengalihkan retina nya untuk melihat tangan anak itu— gemetaran. Razka benar benar takut dan trauma. Membuat Ratih merasa bersalah karena tidak tahu kalau putra bungsu nya punya trauma ruang sempit.
"Maafin bunda... Bunda gak tau... "
"Hiks... Gak mau sakit... " Razka benar benar terlihat sedih. Napas anak itu terlihat memburu padahal ia memakai Nasal kanul. Masker oksigen itu baru di lepas tadi pagi, tapi sekarang anak itu sepertinya membutuhkan nya lagi.
"Nggak, nggak akan sakit kok... Anak bunda mah kuat atuh... " Ratih memeluk Razka dan mengecup puncak kepala nya guna menenangkan nya.
"Aaaah... Mau sekolah... Gak mau sakitt... " Razka merengek di dalam pelukan nya.
Mengingat dua hari lagi ia akan mulai menghias kelas dan membuat banyak pernak pernik, ia jadi sedih. Festival akan segera di mulai.
"Iya iya... Nanti kalau besok sembuh, adek boleh sekolah kok. Jadi jangan nangis lagi ya? Tambah sesek lho... "
"Janji? Jangan boong ah... Aku, beneran mau sekolah... " Kata Razka yang mengangkat jari kelingkingnya. Meminta agar bunda nya mengikat janji dan tidak akan ingkar padanya.
"Iya... Gak akan kok. Bunda gak mungkin boong ama anak bungsunya bunda. " Ratih kembali memeluk nya dan mengusap kepalanya.
"Mau makan apa jadinya? "
Razka menggeleng. "Gak mau makan... "
"Eeehh... Gak boleh, nanti makin kurusan, sakit lagi deh. Gimana? "
"Aah bunda mah gituuuu... " Razka yang lagi sakit ini suka jadi pundungan. Bingung harus apa, karena ya gitu. Seperti kata Razel waktu itu. Kalau Raka sakit, napas pun keliatan salah di mata dia.
Raka emang jarang kayak gini sama Hadi, dia bahkan gak tau gimana kabar bapaknya sekarang. Kadang ada rasa bersalah juga sama Razka.
Dia pake badan nya Razka yang selalu diberikan kasih sayang setiap harinya, selalu dimanja dan dilindungi. Lalu bagaimana dengan Razka yang memakai tubuhnya disana?

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Teen FictionRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...