Ges ges!
Mau update nih!Kemaren itu gak tau dah, kenapa prat membingungkan karena kemaren emang lagi bingung;v
Buat siapa pun yang menanyakan bagaimana keadaan si anak ketiga... Dia masih belom mau buka mata ya gess.
Seperti yang pernah aku bilang sebelumnya, Ivan dah cape ama hidup dia:D
Tanpa berbasa basi lagi, langsung masuk ke Pratt!
•••••
Beep... Beep... Beep...
Di dalam ruang ICU yang sepi, hanya terdengar suara alat EKG yang terhubung ke tubuh Kaivan, mengeluarkan bunyi yang pelan dan terputus-putus, seiring dengan detak jantungnya yang lemah dan tidak stabil. Setiap kali garis di monitor hampir datar, suara beep memanjang seolah memberi tanda akan bahaya. Hembusan napas Kaivan terpantau melalui ventilator yang mengeluarkan suara psst… psst setiap beberapa detik, membantu paru-parunya yang lemah tetap bekerja.
Di luar ruangan yang dipisahkan oleh kaca besar, Ratih dan Mahesa berdiri dengan wajah penuh harap, namun lelah dan cemas. Tatapan mereka tak pernah lepas dari Kaivan yang masih terbaring dengan tubuh yang lemah, dipenuhi kabel dan alat-alat medis. Sesekali, Ratih mengusap wajahnya yang dipenuhi air mata, sementara Mahesa menggenggam erat bahunya, mencoba menenangkan dan menguatkan hati istrinya, meski ia sendiri hampir tak sanggup melihat kondisi putra mereka yang masih kritis.
"Kapan Ivan bangun, yah...? " Kata Ratih yang meremas lengan suaminya, menandakan kalau ia benar benar merasa sedih karena Kaivan tak kunjung bangun sejak kemarin.
Terhitung tiga hari Kaivan beradaptasi disini, dengan kondisi yang bahkan tak kunjung membaik. Bahkan dokter Bintang pun berkata begitu. Belum ada kemajuan dari kondisi Kaivan saat ini.
"Sabar... Ivan pasti bangun... " Mahesa pun ragu sekarang. Bagaimana ia memastikan kalau Kaivan akan bangun setelah serangan kemarin.
Dokter Bintang bahkan mengatakan bahwa ia hampir saja kehilangan Kaivan jika anak itu tidak mendapatkan pertolongan pertama sebelumnya.
"Kapan...? Bunda gak bisa liat Ivan gini Yah... " Lirihnya.
Mahesa sudah tak mampu menjawab pertanyaan istrinya yang terus menanyakan keadaan putra ketiga mereka.
"Siapa yang mau masuk duluan? " Tanya Mahesa padanya. Ratih menghela napasnya.
"Yohan katanya mau, tapi dia lagi sarapan dulu sama dokter Rizky. "
Mahesa mengajaknya duduk, karena tubuh Ratih hampir limbung— ia tidak makan selama empat hari ini. Menunggu Kaivan yang tak kunjung bangun membuat nafsu makan nya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Teen FictionRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...