Selamat datang kembali

461 66 8
                                    

Hola Hola Haiiii...

Bismillah dulu ah, aku pengen double update hari ini nihh!

Semangatin aku terus ya...

Ikutin aja lah alurnya walaupun aku ge bingung ni alur mau di bawa kemana:v

Okeh!

Kita gasskeun aja ga sssiiihhh????


"Stress berat atau tekanan emosional bisa memperburuk gejala yang sudah ada. Telinga Raka tidak bisa mendengar dengan baik, sehingga jika ia stress atau terlalu tertekan, pendarahan dari telinga bisa saja terjadi karena cedera di kepala yang terbilang parah. "

Seorang Dokter yang di sengaja di panggil Mahesa untuk memeriksa keadaan Raka akhirnya menjelaskan dengan detail tentang kondisi Raka.

Mahesa menatap nya sendu, tidak menyangka bahwa orang yang menyelamatkan nyawa putra nya adalah seorang bocah SMP yang manis dan kecil. Tentu ia merasa bersalah. Kalau saja ia tidak menampar putra bungsu nya waktu itu, mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi.

"Saya akan bertanggung jawab atas semuanya, tuan Hadi. " Tegas Mahesa kepada Hadi. Dari sorot mata dan nada bicara nya, Mahesa tidak mau lagi di tolak dan berdebat.

Hadi meliriknya sekilas. Ia lalu menghela napas. Tentu ia juga sangat marah dengan apa yang terjadi kepada putranya. Ia sangat ingin menolak bantuan Mahesa, tapi di sisi lain... Hadi sangat membutuhkan uang untuk pengobatan putra semata wayangnya yang perlahan lahan bisa membuat ego nya turun.

"Saya tidak akan menolak anda, Tuan Agung Mahesa. Tapi satu hal yang ingin saya benar benar minta kepada Anda. " Hadi menjeda ucapan nya sebentar.

"Saya tahu ini memalukan, tapi... Saya yakin, kalau ini tidak akan berjalan selamanya, jadi... "

"Biarkan saya bekerja di perusahaan anda. " Final Hadi dengan sorot mata tegasnya.



"Ayah kemana yah? Kok sampe sekarang belum balik juga? "

Ratih mengotak atik ponselnya untuk menghubungi suaminya. Putra bungsunya sudah siap untuk pulang, tapi Mahesa tidak bisa di hubungi juga.

"Adek, adek tau gak ada es krim yang coklat nya meleleh? Kita beli itu yuk, enak deh kek nya. Kita berdua aja kesana nya, gak usah ajak Yudas ya? " Ucap Kaivan yang sedang bergelayut manja kepada si bungsu.

"Iya lah, ngapain ajak si Yudas? Udah aja kita bedua kesana. " Razka sengaja membuat Yudas kesal. Terlihat Yudas yang menghela napas kasar karena obrolan kedua nya.

"Gak ada yang boleh makan es krim buat seminggu kedepan. " Suara tegas itu membuat kedua nya menoleh, ada Yohan disana dengan wajah sok manis nya itu.

"Lah, abang siapa dah larang larang kita? " Julid Razka. Emang abis sakit tuh kagak bisa diem ni anak. Mulutnya gatel mulu pen ngomong.

"Ya jelas abangnya klean lah. Kalau abang gak peduli, mana mau abang ingetin kalian. "

"Ooooh... Jadi selama ini abang pura pura peduli aja ama kita? Okeh bang, sana aja. Abang Yohan dah satu geng sama Yudas, kita musuh! " Sewot Razka yang membuat Yohan dan Kaivan tertawa.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang