Strategi

400 53 13
                                    

Haalo gesss....

Sebentar lagi I'm Raka not Razka akan tamat dan berlanjut ke ceritanya Kaivan! (Sesuai dengan banyaknya pilihan ya ges ya)

Tunggu sebentar lagi... Harap bersabar ya ges...

Hmmm, langsung saja, mari kita lanjut!!!

Hmmm, langsung saja, mari kita lanjut!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









•••••

"Abang mau ikut jalan jalan gak? "

"Kemana...? " Tanya Kaivan yang memaksakan diri untuk membuka kedua matanya ketika sang adik bertanya padanya.

Razka merasa bersalah. Ia menepuk nepuk kepala kakaknya karena mengganggu waktu istirahat nya.

Akhir akhir ini setelah kejadian kambuhnya malam itu, Kaivan lebih banyak tidur daripada bangunnya. Itu pun bangun karena paksaan tubuhnya sendiri.

"Nanti aja deh kalo abang udah seger. Abang bobo lagi aja, maaf ya... "

Kaivan menggeleng dan berusaha membuka matanya lebih lebar, tidak mau membuat adiknya kecewa.

"Tadi adek bilang apa? Liburan ya? Kemana? " Sekarang Kaivan lebih terlihat memaksakan diri, padahal jelas dari matanya yang merah, Kaivan menahan kantuk.

Razka menggeleng. "Bukan kok, sotoy. Abang mimpi kali, " Celetuk Razka yang terkekeh pelan.

"Ih, kamu yang bilang lho. Abang gak mungkin mimpi tadi... " Kaivan menggaruk pipinya yang tidak gatal, sedikit berpikir. "Emang iya ya, cuma mimpi? " Gumam Kaivan yang membuat Razka lagi lagi tertawa.

"Aku bilang... Aku besok ada lomba catur. Abang bisa dateng buat semangatin Aku gak? " Tanya Razka mengganti pertanyaan nya.

"Abang masih butuh banyak istirahat, kalo besok maksain datang ke sekolah, abang bisa tumbang lagi. Jangan, " Sahut Yudas yang ikut ke pembicaraan mereka.

Kaivan menoleh, begitu pun dengan Yohan yang hanya memperhatikan tiga adiknya dari kaca. Tersenyum tipis. Mana yang akan keras kepala, dan mana yang akan mengalah?

Razka terlihat sedih, Kaivan jadi khawatir adiknya ngambek. Tapi Yudas ada benarnya juga. Sekarang Kaivan bingung harus bagaimana?

"Bener Yu. Harusnya gue gak egois pengen dihadirin abang besok, " Katanya yang membuat hati Kaivan sedikit terenyuh.

"Maaf ya bang, harusnya biarin abang istirahat, " Razka menatapnya dengan lembut. Tapi Kaivan tahu kalau itu adalah tatapan kekecewaan dan kesedihan Razka.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang