"Hei... Kok gak semangat? Kenapa? "
Luna menghampiri Razka yang tampak menenggelamkan wajahnya dianatara lipatan tangannya. Davka, Kavi bahkan Varent pun belum berhasil membuatnya berbicara.
"Kenapa? Mau cerita gak sama gue? Apa mau ke UKS aja? Ini kok badannya anget? Kemaren masuk angin ya gara gara pulang malem... " Luna berbicara panjang lebar, namun Razka hanya membalas nya dengan erangan pelan.
"Pergi dulu bisa gak? Gue mau sendiri, "
"Gak bisa lah, anak gue bete masa gue nya pergi? " Luna meraih puncak kepalanya. Mengusapnya pelan dan merangkulnya.
"Cerita yu ama gue. Kita ke kantin! " Ajaknya bersemangat. Razka tetap tidak mau.
"Panggilin Yudas. " Pintanya yang membuat Luna mengerjap.
"Ya? "
"Panggilin Yudas... Mau Yudas, " Katanya kembali mengulang permintaannya.
"Oooh Yudas.. Bentar, " Mau tak mau Luna beranjak, melangkah pergi menuju kelas Yudas.
Sementara suasana di kelas semakin ramai karena Agus membawa sound sistem ke kelas, memutar lagu dangdut yang membuat mereka semakin bersemangat memeriahkan Festival.
Razka ingin bergabung sebenarnya, cuma dia laper. Pengen di jajanin Yudas.
"Tuh, pawang nya dah dateng, " Davka membangunkan Razka, membuat anak itu bangun dan melihat ke pintu kelas. ada Yudas tengah melihat ke arahnya.
"Gue keluar dulu sama Yudas bentar, abis tu balik lagi. " Pamitnya pada Davka dan yang lain.
Davka hanya mengangguk saja. Ia pun kembali bergabung dengan teman temannya untuk bermain poker.
Razka mendongak dulu sebentar, ia lalu menarik tangan Yudas dan mulai berjalan.
"Kantin bang, gue kepengen beli cireng. " Katanya dengan ekspresi menggemaskannya.
"Cireng apa? Baru juga sembuh, " Balas Yudas hendak menghentikan adiknya, tapi tidak bisa karena tidak mau Razka marah.
"Kemaren setan lewat, makannya badan gue panas bentar, sekarang nggak lagi. "
Yudas berdecak. "Nyepelein, "
"Bodo amat. "
Walaupun begitu Yudas tetap memesankan cireng yang diinginkan Razka. Tapi minuman nya harus air putih, tidak boleh minta yang macem macem kecuali jus.
"Kak, " Panggil Razka pelan. Menyadarkan Yudas dari lamunan panjangnya.
"Bang Ivan...
Belum juga menyelesaikan ucapannya, Yudas sudah memotong." Baik baik aja. Udah di tangan dokter Bintang, semua aman. "
Razka menghela napasnya mendengar jawaban dari Yudas yang benar benar tidak memuaskannya sama sekali. Ia melanjutkan makan yang sempat tertunda tadi. Yudas melihat gelagatnya, ia tahu apa yang adiknya pikirkan.
"Gak percaya? Mau tanya bunda? " Tanya Yudas padanya.
"Loe kan ada nemenin abang kemaren... Loe pasti tau sama keadaan nya... " Razka memaksa Yudas untuk jujur padanya. Tidak bisa dibiarkan, Yudas harus jujur!
Yudas menarik senyum miring. "Loe mau ada sesuatu
yang terjadi sama Bang Ivan? "Pertanyaan itu sontak membuat Razka menggeleng ribut. Tidak mau! Ia tidak mau ada sesuatu yang lebih buruk menimpa abangnya! Razka sangat menyayangi Kaivan, jika sampai terjadi sesuatu yang buruk kepada abangnya... Razka pasti akan hancur.
![](https://img.wattpad.com/cover/366106149-288-k859443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Teen FictionRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...