Musuhan

425 49 9
                                    

Haaaiii...

Siap untuk membaca???

Kita lanjutttt!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan komen dan vote yaaakkk!!!

(Ini dah di post belom sih? Lupa:D)

(Ini dah di post belom sih? Lupa:D)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••


Malam ini Kaivan ingin tidur sendiri. Katanya ia sempat merenungkan kata kata Ratih di mobil. Sejujurnya ia kesal kepada kedua orang tuanya yang terus memaksanya untuk melakukan transplantasi.

Tapi ada alasan kenapa ia tidak ingin melakukan nya dan kenapa Daniel membencinya.

Kaivan berjalan mendekati nakas, dimana obat obatan yang harus ia konsumsi berada. Dosisnya tambah, karena dokter berkata kalau kerja jantungnya semakin melemah.

Apakah itu tandanya ia akan mati sebentar lagi?

"Gak usah minum obat aja lah, cape iiih idup kek gini mulu. " Keluhnya dengan mulut yang mengerucut.

Ia pun membalikan tubuhnya dan berjalan menuju kasur nya yang besar. Cukup lama ia terduduk disana, jam menunjukan pukul sepuluh lebih lima belas menit, tapi ia belum berkeinginan untuk tidur.

"Bentar, kalau gue cepet mati... Gak bisa liat adek gue yang imut lagi dong? Terus gak bisa jailin Yudas lagi, gak bisa manjaan lagi sama bang Yo, " Kaivan mengetuk ngetukan jarinya pada dagunya.

"Bang Kai... "

"Abang, gak usah lari! "

"Jangan ganggu Yu terus, "

"Bang Kai yang terbaik! "

"Ivan... Jangan nangis terus, "

"Ivan, heh. Jangan pegang kucing, "

"Abang, Yu mau bobo sama abang. "

"Bang Kai keren deh! Aku juga pengen jadi ketos kayak abang dah! "

"Sayang bang Kai banyak banyak... "

Kaivan tersenyum mengingat setiap perkataan yang mereka katakan. Yohan, Yudas, dan Razka. Orang orang yang mungkin akan sangat hancur jika ia benar benar meninggalkan dunia ini.

"Gak usah sok sedih dengan kematian Evan. Ini semua karena kamu! "

Kaivan menggelengkan kepalanya. "Omongan Kak Daniel mah gak usah di inget Van, apaan sih. " Celetuknya.

Akhirnya ia memikirkan matang matang apa yang akan ia lakukan. Yaitu berjuang sekuat tenaga mempertahankan detak lemahnya demi mereka yang ingin ia bahagiakan.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang