6

789 67 5
                                    

Tubuh kekar bodyguard berjejer lalu mereka bawa untuk membungkuk kala derap langkah kaki sang master terdengar, para pria berbaju hitam itu tak berani menatap atau bahkan hanya sekedar mengintip dari celah rambut mereka.

Taehyung, pria bermata safir itu berjalan angkuh menuju ruangan yang sudah di ada di ruangan bawah tanah itu, manik nya sesekali menajam memperhatikan gerak-gerik para anak buahnya bekerja, ia tidak ingin hal sebelumnya terulang lagi.

Tangan beruratnya menekan kode, hingga pintu besi itu terbuka lebar dengan dua orang pria dewasa di dalamnya.

"Kenapa kau memanggilku? apa ada masalah dengan bisnis kita?" tanya nya, berjalan pelan dengan kedua tangan di dalam saku

"Hm, pengiriman narkoba kita kembali di gagalkan oleh Golden"

Alis taehyung terangkat satu, merasa bingung sekaligus kesal karena untuk kedua kalinya ia gagal mengirimkan pesanan narkoba ke jepang.

"Sialan! kenapa bisa terjadi? apa ada pengkhianat lain selain si bedebah itu di sini?"

"Aku sudah memeriksa anak-anak, dan semuanya bersih" ucap pria bermarga jung yang sekarang sedang sibuk mengetik sesuatu di komputer kesayangannya.

Dia seorang hacker, dan tentu saja juga bisa  berkelahi. Dia penyerang jarak jauh, dengan penglihatan tajam bak elang yang mengintai, siap menargetkan siapa saja untuk menjadi mangsanya.

"Berapa kerugian kita kali ini, hoseok?"

"Lebih sedikit dari yang kemarin, sekitar 1miliar won" jawab pria jung itu tanpa menoleh

Taehyung mengangguk, duduk di kursi kebesarannya dengan tangan bersilang di  depan dada memperhatikan sang hacker mengotak-atik kode di sana.

"Bagaimana menurutmu, namjoon?"

Namjoon, pria berdimpel itu hanya mendengus karena sang adik memanggil namanya. Seumur ia hidup, belum pernah sekalipun taehyung memanggilnya 'hyung'

'Dasar tidak sopan!' batinnya

"Aku tidak butuh gerutuanmu, aku hanya butuh pendapatmu kim namjoon" tukas taehyung menatap dingin pada sang kakak

"Ck! kita ubah saja tempat pengirimannya, apa susahnya. Daerah ini terlalu mudah di tebak karena keadaannya yang ramai. Dan itu memudahkan para musuh untuk mengetahui jalan pikiran kita"

"Tapi, menurutku itu juga ide buruk. Karena aku yakin, mereka akan mengetahui rencana kita dengan cepat. Bukankah begitu vante?" tanya hoseok

Taehyung hanya diam, sorot mata tajam nya begitu fokus pada layar besar di depannya.

"Kita ikuti permainan mereka. Cari tatu rute mana saja yang mereka gunakan, lalu laporkan kepadaku. Aku ingin melihat, bagaimana reaksi Golden ketika Victoria menggagalkan bisnis mereka"

Hoseok mengangguk, kembali pada pekerjaannya sebagai hacker. Sedangkan kakak beradik itu hanya diam memperhatikan, sesekali namjoon melirik taehyung yang fokus ke depan.

"Dia....bagaimana?"

Taehyung melirik tanpa minat, lalu kembali pada layar di depannya.

"Menyusahkan!" ucapnya

Namjoon mengangkat satu alisnya tertarik, namun setelahnya mengangkat bahu acuh karena tidak ingin mencampuri urusan pria tan itu.

Pria berdimpel itu berjalan ke arah lemari, lalu membawa koper kecil dan memberikannya pada taehyung

"Dari jinseok, dan jangan digunakan terlalu sering karena akan berakibat fatal"

Taehyung tak menanggapi, hanya diam dengan tatapan fokus pada beberapa cairan kuning di dalam koper kecil itu.

Pria tan itu kembali menutup tutup kopernya, memandang pada sang kakak dengan datar seperti biasanya.

"Aku pergi dulu"

Tanpa menunggu jawaban, taehyung pergi dari sana meninggalkan namjoon dan hoseok yang masih fokus berkutat dengan kode-kode komputernya.

Sang master berjalan pelan melewati para bodyguard untuk kembali ke dalam mansion, kaki panjang nya melangkah ke dapur yang langsung disambut bungkukan hormat para maid

"Buatkan makanan baru, dan antarkan ke ke kamar"

"Baik master" angguk sang kepala pelayan, membungkuk dengan tangan di simpan di bawah perut

Taehyung hanya menatap datar tanpa berterima kasih pergi dari sana.

Ceklek!

Hal yang pertama kali ia lihat adalah, seorang remaja manis yang terduduk membelakanginya, menatap jendela. Ia berjalan acuh, menyimpan koper kecil itu di nakas lalu berjalan mendekat.

Bola mata safir nya bergulir menatap nampan yang masih utuh tak tersentuh, ia lalu melirik bonekanya yang hanya diam memandang kosong ke depan

"Kau...masih tidak mau mendengarkan perintah mastermu?"

"A-aku tidak lapar" jawab yoongi pelan, sangat pelan. Jika saja taehyung tak menajamkan pendengarannya, mungkin saja suara halus itu tak akan terdengar

"Tidak lapar? menarik sekali. Padahal aku sudah mengeluarkan banyak uang hanya untuk memberimu makanan bagus, doll"

Yoongi menundukan kepalanya dalam, kala pria itu kembali memanggil dirinya 'doll' dengan datar dan penuh penekanan, menandakan jika pria itu lah masternya disini. Entah kenapa panggilan itu membuatnya takut, dan merasa kecil karena dominasi pria itu.

"A-aku tidak lapar ahjussi"

"Cih! tidak lapar atau kau sengaja tidak makan agar kau mati" tukas nya sarkas, berdecih angkuh di depannya

Yoongi semakin menundukan kepalanya, takut...ia sungguh takut. Pria di depannya ini sangatlah berbahaya, bahkan lebih  menakutkan dari ayahnya.

"Jangan membuatku marah dan kembali menghukummu, doll" ujarnya, perlahan berjongkok dan mengangkat dagu sempit si manis sampai mendongkak dan bersitatap dengan manik safirnya.

"Sebentar lagi, akan ada maid yang akan mengantar makanan. Habiskan semuanya, aku tidak ingin ada yang tersisa. Jika....kau masih tak mau makan, maka aku yang akan memaksamu makan dengan caraku. Kau mengerti, doll?"

Yoongi mengangguk dengan mata berkaca-kaca, karena ia tidak ingin di hukum dengan cara itu lagi, ia tidak mau! sedangkan taehyung hanya tersenyum smirk lalu menepuk-nepuk pipi tirus si manis.

"Good boy" pujinya, lalu kembali bangkit dan berdiri menjulang. Mata tajamnya bergerak meneliti penampilan si manis dari atas dan bawah

"Bersihkan dirimu, kau begitu lusuh dan menjijikan. Aku tidak mau bonekaku kotor, kau harus selalu bersih dan wangi. Jadi, bersihkan dirimu sampai bersih...mengerti?"

Yoongi hanya kembali mengangguk pasrah,  menuruti setiap perintah pria monster itu tanpa penolakan apapun.

"Selalu jawab perintahku dengan kata, doll"

"I-iya"

"Iya apa?" tanya taehyung mendayu menyebalkan di telinga yoongi

"A-aku akan membersihkan diri, s-sesuai perintahmu ahjussi"

Taehyung mengangguk, meski dalam hati kesal bukan main saat remaja manis itu memanggilnya dengan sebutan 'Ahjussi'.

Apa ia setua itu?

"Aku akan pergi dan akan pulang esok hari, jangan berusaha untuk kabur...karena percuma saja jika kau berhasil, kau tak akan bisa lari kemanapun doll. Kemana dan dimapun kau bersembunyi, aku akan tetap bisa menemukanmu"

Setelah mengatakan itu, taehyung melangkah pergi ke luar meninggalkan si manis yang semakin erat memeluk lututnya.

"Apa ini kesempatanku?"







Hayo hayo, kira-kira yoongi bakal kabur gak ya?🤔

Vomment ya
Next Chapter?
TBC.

MAFIA LOVE ( TAEGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang