Yoongi masih membeku, begitu terkejut dan tak percaya dengan apa yang kini sedang ia lihat. Jihoon, remaja itu begitu berbeda sekarang, dia seakan bukan jihoon sang teman yang menggengam tangannya berlari menyelamatkan diri.
Tak ada luka, atau bahkan goresan apapun yang yoongi lihat di wajah dan bagian tubuhnya. Padahal jelas-jelas remaja itu tertembak dan berguling jatuh kedalam jurang.
'Tidak mungkin...'
Tak ada lagi raut polos yang sebelumnya membuat iba, tak ada lagi tatapan tulus di manik hitamnya...yang ada hanya raut wajah datar dengan manik menghunus tajam
Bahkan bibir yang sebelumnya melempar senyum menggemaskan itu kini menyeringai menyeramkan
Melihat raut terkejut si manis membuat jihoon tersenyum, senyuman penuh arti yang hanya diketahui olehnya saja.
"Kenapa kau terkejut? bukankah seharusnya kau senang?" tanyanya, dengan raut yang dibuat sedih
Remaja park itu berjalan mendekat, dengan senyum yang sungguh membuat yoongi bergetar. Jihoon berjongkok, menatap si manis yang masih memandanginya terkejut.
"Lihatlah, kita bertemu lagi yoonie. Bukankah aku menepati janjiku eoh?" tanya nya mengusap punggung tangan yoongi yang di ikat pada sisian kursi.
Si manis meremang, kepalanya menggeleng dengan mata memincing mengisyaratkan jika ia tidak menyukai sentuhan itu.
Jihoon terkekeh kecil, lalu menjauhkan tangannya "Baiklah baiklah, aku tak akan menyentuhmu chingu"
Ia berdiri, lalu berjalan jalan kecil dengan tangan di belakang sambil bersenandung, dan semua itu tak lepas dari mata kucing yoongi yang sedari tadi mengikuti gerak-gerik remaja itu.
Jihoon berhenti di depan lemari kecil, ia membukanya dan mengambil kotak berisi cairan lengkap dengan suntikannya.
Ia berjalan santai, menyeret kursi dan ia simpan di depan si manis untuk ia duduki
"Astaga, kau terluka parah chingu-ya...apa ini sakit?"
Yoongi menjauhkan kepalanya agar tangan remaja park itu tak menyentuhnya, ia benar-benar kecewa pada remaja itu.
Sedangkan jihoon yang melihat itu hanya mengangkat bahu acuh, dan memilih membuka kotak yang ada di pahanya. Ia bersenandung riang, tangannya sibuk memainkan suntikan dan ia isi menggunakan cairan.
Senyum menggemaskan nya keluar, dan dengan cepat menyuntikan cairan itu pada batang leher yoongi yang membuat empunya memejam dengan kerutan di kening menahan sakit.
Pusing menjalar, rasanya sakit sekali yang membuatnya berteriak dalam hati. Keringat dingin mulai membasahi wajah, dingin di rasa kala angin menerpa kulit pucatnya.
Jihoon tersenyum senang, ia angkat kepala yoongi yang menunduk...lalu ia gerakan ke kanan dan kiri.
"Ck! lemas sekali" ucapnya berdecak karena kepala yoongi begitu lemas bahkan terkulai begitu saja ketika ia menggerakannya.
Srek!
Lakban dibuka kasar, bersamaan dengan bola pingpong yang keluar dari mulut si manis. Jihoon menatap jijik pada bola kecil oren itu yang sekarang di penuhi liur dan darah.
Yoongi hanya bisa bernafas tersenggal, matanya berkedip sayu sekali dengan penglihatan buram.
"W-wae?" lirihnya, bertanya di ambang kesadaran pada remaja park yang sekarang menatap dirinya datar.
"Kau tau, aku sebenarnya tak ingin melakukan ini...tapi ya bagaimana lagi, aku harus menuntaskan dendamku terhadap apa yang telah si vante sialan itu lakukan pada organisasiku dan keluargaku" celotehnya, mencengkram rahang yoongi yang membuat remaja manis itu mendesis sakit.
"J-jihonie..."
Remaja park itu menggeram, semakin menekan kuat tangannya pada rahang si manis "Jangan menyebutku dengan panggilan itu lagi, menjijikan!"
Seulas senyum tipis terukir pada bibir tipis yoongi, sebisa mungkin ia membuka matanya yang berat agar bisa menatap jihoon, temannya.
"T-tapi...bukankah kita teman hoon? meskipun 3 hari tapi r-rasanya sangat berharga bagiku, hal itu juga sama dirasakan o-olehmu kan?" lirih yoongi, air matanya meluncur bebas menatap lurus pada manik hitam di depannya.
Jihoon melepas cengkramannya, menunduk lalu tergelak lemah "Teman? kkk, aku bahkan tak suka menjalin pertemanan dengan siapapun, termasuk dirimu yoongi-ssi" ucapnya tertawa kecil
"Aku tak mempercayai teman, termasuk dirimu. Teman hanya akan melemahkanku, teman juga bisa memanfaatkanku. So...aku tak suka menjadi seorang teman dari siapapun"
"J-jadi kau hanya berpura-pura ya..." ucap yoongi dengan senyum kecil yang terlihat sendu dan juga kecewa, hatinya sakit bukan main karena ternyata orang yang ia bawa masuk kedalam mansion adalah musuh sang ahjussi, dan hanya memanfaatkannya saja.
Jihoon mengangguk, berdiri dan kembali mencengkram rahang si manis yang sekarang menatap kosong padanya dengan kedipan sayu.
"Aku hanya menjadikanmu alat balas dendamku, agar bisa memancing si taehyung datang dan aku habisi disini seperti dia yang menghabisi kedua hyungku"
Ia mengeluarkan ponsel, lalu merekam wajah yoongi yang berkedip sayu dengan wajah basah karena air mata, serta noda darah yang membuatnya semakin terlihat berantakan.
PLAK!
PLAK!
Kepala yoongi tertoleh cepat kala dua tamparan keras mengenai pipi kanan nya, rasa panas menjalar dengan perih tertinggal yang membuatnya memejam.
"Omona! mian...apa sakit yoonie?" tanya nya mendayu ditelinga yoongi, si manis hanya bisa menangis tanpa isakan, matanya menatap kecewa pada jihoon yang sekarang mengelus pipinya.
"A-aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang kau lakukan jihoon, yang jelas aku kecewa padamu"
Yoongi menunduk sebentar, menarik nafas dalam lalu mengulas senyum tulus yang membuat jihoon tertegun
"T-tapi meski begitu aku ingin berterima kasih karena kau sudah sudi menjadi temanku meski itu hanya sebuah kepura-puraan, terima kasih karena kau menjadi teman pertamaku, itu benar-benar menyenangkan jihoon...aku benar-benar menyukainya"
Jihoon tak menanggapi, ia mengalihkan pandangannya mencoba mengenyahkan perasaan mengganjal yang baru saja menerobos masuk pada hatinya.
"Persiapkan dirimu, kau akan melihat sesuatu yang besar setelah ini" ucapnya, lalu berbalik dan berjalan pelan untuk keluar
"Park jihoon..."
Langkah jihoon terhenti, ia berbalik menatap si manis yang ternyata sedang memandanginya dengan senyum manis yang menyakitkan.
"Gomawo...chingu-ya" tulus yoongi, lalu terpejam tak sadarkan diri.
Sedangkan jihoon terdiam, kedua tangannya mengepalkan di bawah. Mata tajamnya memejam, menarik nafas dalam lalu berbalik dan pergi keluar untuk menemui jungkook.
Halloha
Panjang ya?
Vomment ya
Next Chapter?
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA LOVE ( TAEGI )✔
FanfictionBerniat menjadikannya sebagai boneka untuk di mainkan, tapi malah dirinya yang di permainkan Lantas, apakah keputusannya akan menjadi boomerang untuknya? This taegi! Dom! Taehyung Bott! Yoongi Started : 18-04-2024 Finised : 17-07-2024 ⚠DILARANG UNTU...