Setelah ia menyelesaikan makanan nya, yoongi hanya diam memperhatikan sang pelayan yang membereskan alat makannya. Bahkan pelayan itu juga membereskan piring kotor sebelumnya dengan makanan yang sama sekali tak terjamah.
"Baiklah kalau begitu, karena tugasku sudah selesai, aku akan keluar" sopannya, membungkuk kecil lalu mulai melangkah pelan
"C-chogiyo"
Gerakan tangan itu terhenti, yijeong... nama kepala pelayan itu berbalik menatap si manis yang juga sedang menatap ragu kearahnya.
"Eum...eum...bo-bolehkah aku tau, ini dimana?" tanya yoongi memainkan jemari nya di belakang tubuhnya.
Yijeong tersenyum, lalu menggeleng kecil "Maaf, aku tidak bisa memberitahumu"
Setelah mengatakan itu, yijeong keluar dari sana meninggalkan si manis yang terdiam.
Yoongi, remaja 16 tahun itu merenung sejenak. Diambilnya sendok yang berada di balik bajunya, lalu mendekat kearah jendela.
"Jika pintu tertutup semua, bukan berarti tidak ada jalan keluar" gumamnya
Tangan putih berhiaskan lebam itu mulai bekerja, mengotak-atik jendela untuk mencari celah agar bisa terbuka. Sesekali melirik kebelakang, takut jika sang master tiba-tiba masuk dan membunuhnya.
Ia dengan sabar terus mencoba, bahkan keringat dingin sudah bercucuran di pelipisnya. Si pucat menoleh pada jam
"Jam 11 malam, dan aku belum bisa membuka jendela ini"
Kepalanya menggeleng tak percaya, ia sudah berjam-jam dalam posisi itu. Tapi ia mana peduli, yang ia pedulikan hanyalah kebebasannya. Dan ia tidak akan putus asa sampai disini.
"Aku harus pergi dari sini, apapun yang terjadi" gumamnya, mencoba menyemangati diri dengan terus berusaha membuka jendela itu
Bibir pucat nya bergerak membentuk kurva kecil keatas saat melihat jendela besar itu terbuka. Ia dengan pelan mendorong jendela itu perlahan, lalu berjongkok saat melihat banyak nya bodyguard di bawah sana.
"Kenapa banyak sekali, jika seperti ini aku benar-benar tak bisa keluar" gumamnya, hampir putus asa jika saja ia tak melihat sendok besi itu.
Dengan perhitungan yang pasti, yoongi melemparkan sendok itu hingga menimbulkan suara nyaring yang tentu saja membuat para pria kekar itu berlarian mencari sumber suara.
"Bagus, pergilah semuanya...pergi"
Setelah di rasa aman, si manis dengan perlahan memanjat pagar balkon. Dengan hati-hati perpegangan pada pagarnya, sedangkan kakinya hanya menggantung gemetar.
"Akh pegal" lirihnya, ia sungguh tidak kuat lagi.
"Andwae! kau tidak boleh menyerah yoongi-ah, ka-kau pasti bisa"
Dengan sisa tenaga yang sedikit, akhirnya yoongi bisa sampai pada undakan tembok kecil. Ia berjalan pelan sambil terus berpegangan dan merapal doa agar tidak ketahuan.
Bruk
"Akh!" ringisnya pelan, saat tubuhnya berguling akibat melompat.
Dengan cepat ia berdiri, berjalan mengendap-endap melewati jalan belakang. Mata kucing nya menatap awas kesegala arah.
"Kenapa aku tidak sampai-sampai?" lirihnya frustasi saat tak mendapati pintu keluar, rasa-rasanya ia terus berputar disana.
Kaki nya sudah pegal, bahkan sepertinya...telapak kaki putihnya sudah lecet dan berdarah karena bergesekan dengan rumput.
Baru saja ia akan berteriak karena melihat pintu, tapi suara di belakang sana membuatnya mematung dengan degupan kencang ketakutan.
"Kau mau kemana doll? apa kau ingin kabur hm?" begitu memuakkan dengan nada datarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/345723317-288-k342398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA LOVE ( TAEGI )✔
FanfictionBerniat menjadikannya sebagai boneka untuk di mainkan, tapi malah dirinya yang di permainkan Lantas, apakah keputusannya akan menjadi boomerang untuknya? This taegi! Dom! Taehyung Bott! Yoongi Started : 18-04-2024 Finised : 17-07-2024 ⚠DILARANG UNTU...